Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS BUDAYA KERJA APARATUR PEMERINTAH DESA dalam PRESPEKTIF PIERRE FELIX BOURDIEU: (Studi di Desa Sengonagung Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan) Wardatut Toyyibah; Agus Prianto
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 12 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i12.5924

Abstract

Budaya sangat penting dalam menjalankan tugas berorganisasi, karena budaya mencerminkan interaksis yang kompleks antara nilai (value), sikap (attitueds) dan perilaku (behaviors) yang kemudian membentuk menjadi siklus yang ditunjukan oleh setiap anggota-anggotanya. Habitus atau kebiasaan bukanlah bawaan alamiah atau kodrat tetapi merupakan hasil pembelajaran lewat pengasuhan dan bersosialisasi dalam masyarakat. Komponen penting dalam habitus ini adalah Modal dan Arena yang kemudian menjadi penting dalam membentuk habit atau kebiasaan aparatur desa sengonagung. Penelitian ini mengkaji tentang analisis budaya kerja aparatur pemerintah desa dengan menggunakan kaca mata perspektif pierre felix bourdieu serta apa saja yang membentuk budaya organisasi aparatur pemerintah desa sengonagung dengan kacamata penelitian pierre felix bourdieu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis budaya kerja aparatur pemerintah desa sengonagung dalam perspektif pierre felix bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara/interview, studi dokumentasi, dan triagulasi teknik menutut Yulianto Kadji (2014). Dan teknik analisis data Miles Huberman dan Saldana (2014) yaitu pengumpulan data (data collection), kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), menarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Habitus aparatur desa sengonagung dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat tidak sesuai dengan aturan yang dibuat, seperti jam buka pelayanan yang tidak tepat waktu. Keterampilan dalam mengoperasikan Ilmu Teknologi (modal budaya), kerjasama yang baik untuk menutupi kekurangan antar aparatur desa (modal sosial), masalah pribadi yang menyebabkan terlambatnya masuk kantor (modal ekonomi) dan keberadaan kantor desa yang strategis (modal simbolik) menjadi satu komponen penting dalam pembentukan habitus pemerintah desa sengonagung. Sedangkan pembentuk budaya-budaya pemerintah desa sengonagung adalah salah satu pengaruh dari seorang pemimpin atau pemangku kepentingan. Keterbatasan dalam modal juga menjadi pembentuk budaya sendiri.
Analisis Iklim Mikro Kawasan Berdasarkan Kerapatan Bangunan dan Vegetasi di Kawasan Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Ganesha Bagian Selatan Annisa Binti Nolasari; Wardatut Toyyibah; Kurniawan, Abhi; Dyah Rembulan W.S; M. Fadhlul Wafi Chandra; M. Donny Koerniawan
REKSABUMI Vol 2 No 2 (2023): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/Reksabumi.v2i2.5039.2023

Abstract

This study was conducted with the goal to identify parameters for a comfortable and cool outdoor environment, particularly in a tropical country like Indonesia. However, no previous research has been conducted to investigate the relationship between building configuration, vegetation density, and climatic conditions in campus areas, particularly the ITB Ganesha campus. As a result, the purpose of this research is to identify and analyze the microclimate on the ITB Ganesha campus using Envi-MET simulations. Thermal comfort factors affected by building configuration and vegetation density are examined in order to determine the relationship between those factors and microclimatic conditions in the campus area. This study employs quantitative methods, including simulation using ENVI-met software and comparison of the characteristics of the areas with data from the simulation. According to the findings, areas with higher vegetation density and lower yet more organized building configurations are cooler and more comfortable than areas with lower vegetation density and lower yet less organized building configurations. This research could lead to new insights for campus planning and development, as well as help create a healthy and comfortable environment on the ITB Ganesha campus while facing the global climate crisis. Aside from that, this study can be used as a reference for decision-making in the field of urban and environmental planning to improve life quality by improving outdoor environmental quality.