Abstrak Bondowoso merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang khas dengan industri pengolahan tape. Salah satu sentra tape singkong dengan beberapa produsen berskala besar terletak di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso. Limbah padat yang dihasilkan dari produksi tape singkong berupa kulit singkong masih belum termanfaatkan dengan baik bahkan cenderung mencemari lingkungan, padahal limbah kulit singkong memiliki kandungan nutrien yang tinggi sebagai sumber karbohidrat sehingga berpotensi sebagai bahan pakan ternak khususnya ternak ruminansia. Namun, kulit singkong memiliki zat antinutrisi yaitu asam sianida (HCN) yang dapat membahayakan ternak apabila terkonsumsi. Adapun solusi yang ditawarkan dari permasalahan tersebut adalah: a) pengolahan kulit singkong dengan teknologi fermentasi, b) peningkatan nilai guna dan nutrien limbah kulit singkong, c) Peningkatan nilai ekonomi limbah kulit singkong, dan d) Peningkatan usaha masyarakat dengan mengembangkan usaha sampingan. Tujuan dari program ini yaitu dapat meningkatkan nilai guna limbah padat kulit singkong menjadi bahan baku pakan ternak dan meningkatkan pendapatan para pelaku UKM tape. Kelompok sasaran program adalah UKM tape yang ada di Sentral Tape Desa Sumber Tengah yang berjumlah 32 orang. Para peserta antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam program ini baik tahap sosialisasi maupun pelatihan. Sesi diskusi utamanya terkait masalah peternakan terutama pakan alternatif yang murah, mudah, dan bergizi juga berlangsung dengan lancar. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan untuk program selanjutnya adalah pengadaan mesin pencetak wafer untuk pakan ternak. Kata kunci: kulit singkong; limbah tape; silase; ternak. Abstract Bondowoso is popular in fermented cassava processing industry. One of the fermented cassava centers is located in Sumber Tengah Village, Binakal District, Bondowoso Regency, which has several fermented cassava producers on a relatively large scale. Solid waste produced from the production of fermented cassava are of cassava peels that is not well utilized and even tends to pollute the environment. Cassava peel waste has a high nutrient content as a source of carbohydrates so it has the potential to be used as an ingredient in animal feed, especially ruminant livestock. However, cassava peel has an antinutrient substance, cyanide acid (HCN) which can harm livestock if consumed without processing. The solutions offered from these problems are: a) cassava peel processing with fermentation technology, b) increasing the use value and nutrients of cassava peel waste, c) increasing the economic value of cassava peel waste, d) Increasing community businesses by developing side businesses. The aim of this program was expected to increase the use value of cassava peel solid waste in Sumber Tengah Village, into raw materials for animal feed and increase the income of fermented cassava producers. The number of participants were 32 people from the fermented cassava centers in Sumber Tengah Village. The participants were enthusiastic in participating the entire series of activities in this program, both the socialization and training program. The main discussion session related to livestock issues, should be cheap, easy, and nutritious alternative feed, also went well. Based on the activities that have been carried out, the suggestion that can be given for the next program is the procurement of wafer machines for animal feed. Keywords: cassava peels; fermented cassava; animal feed; silage.