Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Risk Assessment of Fire Hazards in Semarang City Residential Areas Hari Murti, Raditya; Wijaya, Hendra Adi; Widuri, Indira Laksmi; Abda, Julmadian; Sophianingrum, Mada; Islami, Muhammad Rizki; Febriyanto, Ahady Farrel; Drestanta, Eduardo Erlangga
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 25, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v25i1.42955

Abstract

Based on data from the Semarang City Fire Department in 2013-2016, 1028 fire incidents took place in Semarang City. This incidence reached its highest in 2015 with 399 cases of fire which caused material losses of up to IDR 398.3 billion. Based on these figures, Semarang City possesses the highest incidence rate of fire cases in Central Java Province. However, studies on the risk and mitigation of fire hazard disasters in Semarang City still need to be carried out. This study aims to identify fire risks, to mitigate the disaster’s hazards in Semarang City, and to provide recommendations for arranging relevant buildings and the environment. The method used in this study is a qualitative descriptive method, in which interviews are conducted with key persons, with the utilization of GIS analysis to assess the risk of fire. The results of this study exhibit that in Semarang City, 14 villages have a high level of fire hazard risk, one of which is Rejosari Village which has the highest level of fire risk. This occurred mainly because historically, there have been many fire incidents in this area and even claiming several lives. The density of buildings and the difficulty of access further increase vulnerability in the case of fire. Nevertheless, the inhabitants still lack an understanding of this hazard. Accordingly, the fundamental mitigation to be carried out in Rejosari Village is to increase community comprehension and to consider the addition of fire protection and safety facilities, including hydrants, in densely populated buildings and areas, in order to reduce the risk of fire hazards.
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi Sesuai PERMEN PUPR NO. 21/2021 Priyanto, Maulana Rizky; Sudaryanto, Aziz Ilmiansyah; Taurano, Galih Adya; Abda, Julmadian
Konstruksia Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.15.2.120-129

Abstract

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, mengakibatkan  perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini tentunya akan berdampak pada lingkungan, sehingga perlu diterapkan konsep Bangunan Gedung Hijau untuk menjaga keselamatan lingkungan. Konsep Bangunan Gedung Hijau yang belum banyak dikenal di Indonesia akan mempersulit implementasinya. Penelitian ini meninjau proyek Asrama Mahasiswa Nusantara kota Surabaya yang merupakan salah satu proyek yang menerapkan konsep Bangunan Gedung Hijau  sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau . Berdasarkan peraturan tersebut terdapat aspek penilaian kinerja berupa parameter untuk mendapatkan poin. Persentase poin yang didapatkan menentukan Asrama Mahasiswa Nusantara mendapatkan sertifikat Bangunan Gedung Hijau Pratama, Madya, atau Utama. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dimana metode pengumpulan data berupa metode studi dokumen, observasi, dan literatur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh persentase sebesar 85% sehingga mendapatkan sertifikat BGH Utama. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Asrama Mahasiswa Nusantara mendapatkan sertifikat BGH Utama.
Perbandingan Elemen Struktur Yang Dicetak Dengan Bekisting Alumunium Dan Konvensional Dengan Metode Six Sigma Atidaputra, Zaidhan Ramadhani; Nugraha Azka, Muhammad Rakha; Hakim, Febri Fahmi; Abda, Julmadian
Jurnal Inovasi Konstruksi Vol 3, No 2 (2024): October
Publisher : Politeknik Pekerjaan Umum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56911/jik.v3i2.126

Abstract

Bekisting konvensional untuk saat ini masih menjadi pilihan terbanyak bagi pelaksana industri konstruksi di Indonesia. Namun dengan perkembangan metode konstruksi, metode bekisting konvensional mulai digantikan dengan metode bekisting lainnya, penggunaan bekisting konvensional mulai digantikan dengan metode bekisting lain, seperti bekisting alumunium. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara bekisting alumunium dan bekisting konvensional dari segi mutu beton yang dihasilkan. Objek pada pada penelitian ini adalah pekerjaan pemasangan bekisting lantai 10 sampai 12 pada Tower 2 dan Tower 3 di Proyek Pembangunan Rumah Susun proyek X. Hasil dari analisis terhadap mutu yang dihasilkan dari bekisting alumunium didapatkan nilai 4,6 sigma sehingga telah mencapai standarisasi kualitas industri USA, dan untuk analisis terhadap mutu yang dihasilkan dari bekisting konvesional  didapatkan nilai 3,49 sigma sehingga telah mencapai standarisasi kualitas industri Indonesia tingkat atas. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bekisting alumunium lebih unggul daripada bekisting konvesional dalam menghasikan kualitas beton yang lebih kompetitif.Conventional formwork is currently still the most popular choice for construction industry implementers in Indonesia. However, with the development of construction methods, conventional formwork methods began to be replaced by other formwork methods, such as aluminum formwork. In general, this study aims to find out the comparison between aluminum formwork and conventional formwork in terms of the quality of the concrete produced. The object of this study is the installation of formwork on the 10th to 12th floors in Tower 2 and Tower 3 in the Flats Construction Project of Project X. The results of the analysis of the quality produced from aluminum formwork obtained a value of 4.6 sigma so it has reached the standardization of the quality of the USA industry. For the analysis of the quality produced from conventional formwork, a value of 3.49 sigma was obtained so that it has reached the top level of Indonesia's industrial quality standardization. From the study, it can be concluded that aluminum formwork is superior to conventional formwork in producing more competitive concrete quality. 
Penerapan BIM untuk Perbandingan Volume dan Biaya Konstruksi Tangga Darurat Gedung Anex Proyek Pembangunan Kompleks Perantaraan Pasar Baru Hafizhah, Jilan; Aji, Fancy Surya Kusuma Respati; Heston, Yudha Pracastino; Abda, Julmadian
Jurnal Inovasi Konstruksi Vol 3, No 1 (2024): April
Publisher : Politeknik Pekerjaan Umum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56911/jik.v3i1.67

Abstract

Kompleks Perantaraan Pasar Baru merupakan Kompleks Kantor Berita Antara yang dimiliki oleh Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) Antara yang berlokasi di Jalan Antara No. 53-61, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Manajemen Perum LKBN Antara berkeinginan untuk memiliki kantor pusat dan memutuskan untuk merenovasi gedung yang terdiri dari 3 bangunan utama yaitu Gedung Anex, Grya Aneta, dan Grha Antara. Pada pelaksanaan proyek tersebut digunakan Metode Rancang bangun dengan harapan dapat meningkatkan efesiensi material dan biaya. Namun, pada pelaksanaan proyek konstruksi dapat terjadi perbedaan perhitungan volume yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara perhitungan rencana dengan realisasi di lapangan. Untuk meminimalkan risiko kerugian baik bagi kontraktor maupun pemilik proyek, maka perhitungan volume dan penyusunan anggaran biaya memiliki peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan proyek konstruksi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan alternatif perhitungan volume menggunakan BIM. Penelitian ini menganalisis perbandingan pehitungan volume rencana dan realisasi. Selain volume peneliti juga membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi tangga darurat rencana dan realisasi. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perhitungan volume dan biaya dengan penggunaan metode BIM software Glodon Cubicost memiliki hasil yang lebih relevan dengan realisasi di lapangan dengan rasio -0,226% dan selisih biaya sebesar Rp 1.814.092,74
Analisis Perbandingan Quantity Take-Off Cubicost TAS dan TRB Terhadap Perhitungan Konvensional Pada Area Plaza Basement Lantai Basement 1 Proyek Revitalisasi Masjid Agung Batam Centre Alifa, Rindiani Nur; Izza, Muhammad Naufal; Hakim, Febri Fahmi; Abda, Julmadian
Jurnal Inovasi Konstruksi Vol 3, No 1 (2024): April
Publisher : Politeknik Pekerjaan Umum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56911/jik.v3i1.65

Abstract

BIM merupakan salah satu inovasi yang digunakan agar pelaksanaan proyek dapat terkolaborasi serta terintegrasikan dalam satu wadah digital yang mencakup seluruh unsur di proyek yaitu pemodelan 3D bangunan, quantity take off, harga, hingga penjadwalan. BIM dalam penerapaannya pada pelaksanaan proyek untuk unsur analisis pemodelan 3D bangunan serta quantity take off dapat menggunakan Cubicost, dalam spesifiknya terdapat 2 jenis Cubicost yang dapat digunakan pada analisis ini yaitu Cubicost TAS dan Cubicost TRB. Penelitian ini bertujuan membandingkan volume hasil quantity take-off menggunakan Cubicost TAS dan TRB dengan perhitungan konvensional pada pekerjaan struktur beton dan baja tulangan pada Proyek Revitalisasi Masjid Agung Batam Centre. Hasil perhitungan perbandingan volume quantity take-off Cubicost TAS dengan perhitungan konvensional yang signifikan didapati pada pekerjaan balok tipe B2 sebesar 4,427 m3 (0,885%), B3 sebesar 0,167 m3 (0,874%), dan plat lantai sebesar 4,276 m3 (0,487%). Sementara hasil perhitungan perbandingan volume quantity take-off Cubicost TRB dengan perhitungan konvensional yang signifikan didapati pada pekerjaan plat lantai sebesar 1.482,970 kg (1,397%), balok B3 sebesar 37,975 kg (1,293%), dan B2 sebesar 1.599,799 kg (1,143%).