Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Socialization Of Early Marriage Prevention As A Means Of Reducing Divorce Rates Intan Permata Putri; Umi Zahro; Novi Yuliati; Maulia Aryani Rofiqoh; Safeta Weyla Samti Ardhania; Faiza Izzata Aulia; Muhamad Agil Dalla Ramadani; Fadia Nur Amalia; Sandya Kliana Kurnia Dewi; Muhammad Khudori
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA Vol. 3 No. 1 (2024): Mei : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, BAHASA, SASTRA, SENI, DAN BUDAYA
Publisher : Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/mateandrau.v3i1.2055

Abstract

Several countries face the problem of early marriage. Child marriage occurs in both urban and rural areas, with various backgrounds and economic classes. Economics, education, demographics and socio-culture influence early marriage in developing countries. Early marriage can also lead to divorce because they are not physically and mentally ready, so there are often disputes and so on. Adolescents who marry before the appropriate biological or psychological age are particularly vulnerable to adverse impacts. The community-based participatory research (CBPR) method was used in this study to address the need for a more people-centered and community-driven research approach to combat growing health disparities. The results of this study show that a movement such as socialization of early marriage prevention is needed in order to reduce the number of early marriages in Indonesia. After the number of early marriages in Indonesia is reduced, it will certainly correlate with the divorce rate in Indonesia because one of the factors of divorce is early marriage.
MEMBANGUN TOLERANSI BERAGAMA MELALUI KARTUN ANAK-ANAK: ANALISIS PESAN TOLERANSI TAYANGAN KARTUN UPIN DAN IPIN Basthoni, Riza; Mila Minhatul Maula; Wulan Maghfiroh Azzahro; Faiza Izzata Aulia; Salamatul Lailil Karomah; Mohammad Syifa Albai Haqi

Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v12i2.5730

Abstract

Berangkat dari survei oleh SETARA Institute yang menyatakan tentang adanya peningkatan jumlah pelajar intoleran sebayak 5,6 persen. Realitas ini jelas berbanding terbalik dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang didalamnya sangat melindungi perbedaan antar golongan. Hal ini membuktikan semakin mendesaknya pembelajaran tentang nilai toleransi. Pembelajaran ini dapat dibantu dengan memanfaatkan media seperti Youtube, mengingat total penonton Youtube di Indonesai adalah sebanyak 139 Juta orang. Salah satu tayangan yang dekat dengan anak-anak di Youtube adalah kartun Upin & Ipin, yang didalamnya menceritakan kehidupan antar golongan dan agama dengan lingkungan yang mirip dengan Indonesia. Penelitan ini akan menjelaskan tentang bagaimana penggambaran pesan toleransi beragama serta aspek-aspeknya dalam tiga episode Upin & Ipin yakni, Hari Raya, Bulan Hantu dan Pesta cahaya dengan pendekatan kualitatif. Analisis yang digunakan adalah analisi isi Kripendorf yang bertujuan untuk mengetahui pesan toleransi dalam tayangan Upin & Ipin tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tayangan dari ketiga episode ini mengandung pesan-pesan toleransi beragama yang terdiri dari beberapa aspek seperti, saling menerima, kerjasama, kebebasan, dan kesabaran. Kesimpulannya tayangan ketiga episode Upin & Ipin ini dapat dijadikan salah satu inpirasi untuk membangun nilai toleransi sejak dini, karena dalam tayangan ini terdapat penggambaran bagaimana seharusnya kehidupan antar umat agama yang toleransi, yang didalamnya terkandung aspek seperti saling menerima, kerjasama, kebebasan, dan kesabaran.
MEMBANGUN TOLERANSI BERAGAMA MELALUI KARTUN ANAK-ANAK: ANALISIS PESAN TOLERANSI TAYANGAN KARTUN UPIN DAN IPIN Basthoni, Riza; Mila Minhatul Maula; Wulan Maghfiroh Azzahro; Faiza Izzata Aulia; Salamatul Lailil Karomah; Mohammad Syifa Albai Haqi
HERITAGE Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Heritage
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/heritage.v12i2.5730

Abstract

Berangkat dari survei oleh SETARA Institute yang menyatakan tentang adanya peningkatan jumlah pelajar intoleran sebayak 5,6 persen. Realitas ini jelas berbanding terbalik dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang didalamnya sangat melindungi perbedaan antar golongan. Hal ini membuktikan semakin mendesaknya pembelajaran tentang nilai toleransi. Pembelajaran ini dapat dibantu dengan memanfaatkan media seperti Youtube, mengingat total penonton Youtube di Indonesai adalah sebanyak 139 Juta orang. Salah satu tayangan yang dekat dengan anak-anak di Youtube adalah kartun Upin & Ipin, yang didalamnya menceritakan kehidupan antar golongan dan agama dengan lingkungan yang mirip dengan Indonesia. Penelitan ini akan menjelaskan tentang bagaimana penggambaran pesan toleransi beragama serta aspek-aspeknya dalam tiga episode Upin & Ipin yakni, Hari Raya, Bulan Hantu dan Pesta cahaya dengan pendekatan kualitatif. Analisis yang digunakan adalah analisi isi Kripendorf yang bertujuan untuk mengetahui pesan toleransi dalam tayangan Upin & Ipin tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tayangan dari ketiga episode ini mengandung pesan-pesan toleransi beragama yang terdiri dari beberapa aspek seperti, saling menerima, kerjasama, kebebasan, dan kesabaran. Kesimpulannya tayangan ketiga episode Upin & Ipin ini dapat dijadikan salah satu inpirasi untuk membangun nilai toleransi sejak dini, karena dalam tayangan ini terdapat penggambaran bagaimana seharusnya kehidupan antar umat agama yang toleransi, yang didalamnya terkandung aspek seperti saling menerima, kerjasama, kebebasan, dan kesabaran.