Peternak ruminansia merupakan mata pencaharian dari lima belas persen warga desa Batokan Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Ketersediaan pakan hijau, akses akan informasi penyakit ruminansia, pengetahuan pakan alternatif, akses vaksin, lahan penggembalaan, pemanfaatan kotoran merupakan beberapa kesulitan yang dihadapi peternak Sebagai salah satu inti keberhasilan pembibitan hingga penggemukan ruminansia, pakan hijau mutlak harus dipastikan ketersediaannnya. Bagi peternak dengan lahan terbatas atau pemodal kecil, hal tersebut akan sulit untuk dilakukan sehingga dibutuhkan alternatif hijauan ruminansia. Ole karena itu, pelatihan pembuatan pakan alternatif diperlukan guna mematikan ketersediaan pakan. Pada pelatihan ini menggunakan rumput gajah sebagai bahan baku utama pakan alternatif digabungkan dengan bahan lain. Pembuatan pakan ternak menggunakan teknik fermentasi. Berdasarkan pelatihan yang telah dilakukan dapat dinyatakan berhasil dilihat dari tingkat kehadiran, keaktifan dan hasil proses fermentasi. Selain itu hasil survey menunjukkan semua kriteria penilaian: ketepatan tujuan, sasaran, penyampaian dan harapan akan keberlangsungan pelatihan memiliki nilai lebih dari 4 (baik). [Ruminant farming is the livelihood of fifteen percent of the residents of Batokan village, Ngantru District, Tulungagung Regency. Availability of green feed, access to information on ruminant diseases, knowledge of alternative feed, access to vaccines, grazing land, use of manure are some of the difficulties faced by the breeders. As one of the core successes of breeding and fattening ruminants, availability of green feed must be ensured. For breeders with limited land or small capital, there will be difficult for availability of green feed. Therefore, training in making alternative feed is needed for feed availability. This training uses elephant grass as the main raw material for alternative feed combined with other ingredients. Making animal feed using fermentation technique. Based on the training that been carried out, can be concluded successful based on the level of attendance, activeness and result of the fermentation process.]