Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Esensi Bunga Altar dalam Liturgi Ibadah Minggu: Studi Kasus tentang Penggunaan Bunga Altar dalam Gereja HKBP Tambun Sari Ressort Bongbongan Pasaribu, Wando Sampetua; Hasibuan, Ricky Pramono; Marpaung, Morrys Syahputra; Mikael
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 17 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v17i1.141

Abstract

Altar flowers play an important role in various religious traditions, including in the context of the worship liturgy of Lutheran churches today. This paper explores the significance of altar flowers in the liturgical context of the Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) church, focusing on their symbolic meaning, aesthetic aspects, and the psychological impact they bring to worship. In worship, altar flowers are visual elements rich in meaning and often used to represent symbols such as the beauty of fertility, new life, or sacrifice, which contribute to the spiritual experience of the congregation. But behind it all, the author has a question from several sources that must be answered by the author regarding how important altar flowers are in the liturgical celebration of worship and what about the flowers that must be given in the altar whether live flowers or otherwise. That way the author will investigate further about the essence and true meaning of altar flowers in the Sunday worship liturgy at the HKBP Tambun Sari Ressort Bongbongan Church. The author then uses the literature method by examining church theological documents and analyzing interview data with congregations at HKBP Tambun Sari Ressort Bongbongan. The results show that regardless of the type of flower chosen, it is important to understand that the essence of using altar flowers is to express deep symbolic and spiritual meaning, in the context of worship.
Identifikasi Katarak Mata Pada Kucing Dengan Menggunakan Convolutional Neural Network Mikael; Susilo, Joko; Maulana, Muhammad Akbar
bit-Tech Vol. 8 No. 1 (2025): bit-Tech
Publisher : Komunitas Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32877/bt.v8i1.1881

Abstract

Katarak merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang hewan, termasuk kucing, ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan apabila tidak ditangani. Penyakit ini sering kali tidak terdeteksi pada tahap awal, sehingga diperlukan metode diagnosis dini yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model Convolutional Neural Network (CNN) sebagai metode pendeteksian katarak pada kucing melalui analisis gambar mata. Subjek penelitian terdiri dari dataset berjumlah 106 gambar mata kucing, yang meliputi 66 gambar mata normal dan 40 gambar mata katarak. Dataset ini dibagi menjadi data training (85 gambar) dan data validasi (21 gambar). Metode penelitian mencakup beberapa tahapan, yaitu studi literatur untuk mendalami teori terkait, preprocessing data untuk memastikan konsistensi dataset, implementasi model CNN, pelatihan model, dan evaluasi performa model menggunakan confusion matrix. Proses pelatihan model dilakukan selama 100 epoch dengan menggunakan optimizer Adam, yang dikenal mampu mempercepat konvergensi model. Arsitektur CNN yang dirancang terdiri dari tiga lapisan konvolusi, lapisan pooling, dan fully connected layer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model CNN yang dikembangkan mampu mencapai akurasi sebesar 71% dalam mengklasifikasikan gambar mata kucing menjadi kategori "Normal" atau "Katarak." Meskipun akurasi ini belum optimal, keterbatasan jumlah dataset menjadi faktor utama yang memengaruhi performa model. Temuan ini memberikan kontribusi awal dalam penerapan kecerdasan buatan untuk deteksi penyakit pada hewan, khususnya katarak pada kucing. Penelitian ini juga menegaskan pentingnya menambah jumlah dan keragaman dataset untuk meningkatkan performa model dan mengurangi risiko overfitting. Potensi pengembangan lebih lanjut dari model ini diharapkan dapat mendukung diagnosis yang lebih cepat dan akurat, sehingga meningkatkan kualitas hidup hewan peliharaan.
Dari Galilea ke Google: Perumpamaan Pukat sebagai Paradigma Misi Digital Berdasarkan Matius 13:47-50 Jhoni; Wimprit Prayogi; Andrean Hangga Pratama; Mikael
Pietas: Jurnal Studi Agama dan Lintas Budaya Vol. 3 No. 1 (2025): Desember (Article in Progress)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/pj.v3i1.15-36

Abstract

Perkembangan teknologi digital secara signifikan telah merombak pola gereja dalam melaksanakan tugas misi, dari metode konvensional menuju interaksi di dunia maya yang tak terbatas dan kompleks. Tulisan ini mengkaji bagaimana perumpamaan pukat dalam Matius 13:47–50 dapat dijadikan sebagai model konseptual untuk pelayanan misi digital masa kini. Dengan memakai pendekatan kualitatif deskriptif, kajian ini menggabungkan metode penafsiran kontekstual serta studi praktik misi guna menggali pesan teologis dari ajaran Yesus dan menerapkannya dalam situasi digital saat ini. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa unsur-unsur dalam perumpamaan seperti laut, pukat, ikan, dan proses pemisahan bisa ditafsirkan ulang dalam konteks era digital: laut melambangkan dunia maya, pukat merepresentasikan strategi konten digital, ikan melukiskan keberagaman pengguna internet, dan proses pemisahan menggambarkan penyaringan spiritual dalam menghadapi arus informasi. Artikel ini menekankan bahwa pelayanan digital harus berlandaskan nilai-nilai kekristenan, menggunakan pendekatan yang kontekstual, kreatif, dan etis tanpa kehilangan pesan Injil yang sejati. Dengan demikian, perumpamaan pukat menjadi dasar biblika yang kuat untuk membentuk pelayanan digital yang bermakna dan membangun.