Wicaksono, Ferry
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendampingan Dan Sosialisasi Produk Bahan Dasar Sari Buah Merah Untuk Cake, Brownies Dan Saos Sebagai Bahan Makanan Lokal Papua Di Kabupaten Jayapura 2023 Rohmani, Rohmani; Apay, Frengky; Sirait, Rosmaida; Wicaksono, Ferry
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 5 No. 2 (2023): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v5i2.835

Abstract

Latar Belakang: Salah satu sumber gizi yang kaya akan kandungan protein adalah buah merah. Sumberdaya alam Papua memiliki potensi sangat besar dan belum dimanfaatkan secara benar serta berkelanjutan. Salah satu tanaman yang dapayt tumbuh baik di Papua yaitu Buah Merah Papua (Papua Red Fruit). Buah Merah (Pandanus Conoideus) merupakan jenis tanaman yang termasuk ke dalam family pandanaeceace yang ditemukan secara endemic di Provinsi Papua dan Papua Barat. Harapannya agar melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan pengabdian kepada masyarakat khususnya alumni dan mahasiswa akan berkelanjutan sehingga nutripreneur mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam bidang usaha. Tujuan Pengabdian Masyarakat: mensosialisasikan dan mendampingi masyarakat dalam membuat kue menggunakan bahan dasar sari buah merah di Kampung Sereh Post Kabupaten Sentani Jayapura. Sasaran: Masyarakat Daerah Sentani yang dekat dengan sumber tanaman buah merah yaitu dibawah gunung cyclop Sentani. Metode: Penyuluhan, Demonstrasi cara membuat kepada ibu ibu di Kampung Sereh Kabupaten Jayapura. Target Capaian : Masyarakat ibu-ibu mampu membuat kue, saos, brownies berbahan dasar dari sari buah merah yaitu mencapai 81,8 %. Luaran Pengabdian Masyarakat adalah publikasi jurnal pengabdian masyarakat nasional, publikasi di TVRI Papua, dan leaflet cara membuat kue berbahan dasar buah merah.
UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT ULAT SAGU (RHYNCHOPHORUS FERRUGINESUS) KHAS PAPUA: ORGANOLEPTIC EVALUATION OF SAGO GRUB (RHYNCHOPHORUS FERRUGINEUS) BISCUITS FROM PAPUA K Raya, Maxianus; Budhi Astuti, Nia; Sri Rahayu, Endah; Wicaksono, Ferry
GEMA KESEHATAN Vol. 17 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v17i1.478

Abstract

Ulat sagu (Rhynchophorus ferrugineus) merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah Papua dan Maluku. Mengingat kandungan proteinnya yang tinggi, diperlukan upaya untuk mengolah ulat sagu menjadi produk pangan yang lebih diminati secara luas, seperti biskuit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kesukaan panelis terhadap biskuit yang diformulasikan dengan ulat sagu melalui berbagai metode pengolahan. Penelitian menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan tiga perlakuan, yaitu ulat sagu mentah, dikukus, dan disangrai. Uji hedonik dilakukan untuk menilai atribut warna, aroma, rasa, dan tekstur, dan data dianalisis perbedaannya menggunakan uji Kruskal–Wallis. Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada warna, aroma, rasa, dan tekstur antar ketiga formulasi biskuit ulat sagu (p<0,001). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan metode pengolahan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesukaan panelis dalam menilai biskuit ulat sagu. Biskuit yang diformulasikan dengan ulat sagu sangrai (F3) paling disukai panelis pada semua atribut sensori. Oleh sebab itu, metode sangrai direkomendasikan dalam pengembangan produk sejenis. Kata kunci: Biskuit, Organoleptik, Papua, Ulat Sagu     Sago worms (Rhynchophorus ferrugineus) are a highly nutritious source of animal protein traditionally consumed in Indonesia's Papua and Maluku regions. To enhance their appeal to a broader consumer base, processing sago worms into familiar food products such as biscuits is a promising approach. This study evaluated consumer sensory preferences for biscuits formulated with sago worms processed using different methods. A quasi-experimental design was employed with three treatments: raw, steamed, and roasted sago worms. A hedonic test was conducted to assess sensory attributes, including color, aroma, taste, and texture, and data were analyzed using the Kruskal–Wallis test. Statistically significant differences were found across all sensory parameters among the three formulations (p<0.001). The essential differences observed suggest that the processing method is critical in shaping consumer acceptance of sago worm biscuits. Biscuits prepared with roasted sago worms (F3) received the highest overall sensory scores from panelists. These findings highlight the potential of the roasting method as a preferred processing technique in developing culturally rooted, protein-enriched snack products. Keywords: Biscuit, Organoleptic, Papua, Sago Worm