Oktavianisa, Nur Afni
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Role of Self Efficacy on Academic Procrastination among University Student Purnomo, Reza Asep Adi; Susanto, Aiko Rahmalilla Ananda; Oktavianisa, Nur Afni
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 15 No. 01 (2024): Vol. 15 No. 1 (2024): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v15n01.p74-86

Abstract

Abstract Background: Not a few students deliberately postponed their assignments. Academic procrastination often occurs in students because of the high workload. Self-efficacy is believed to influence procrastination. Objective: This research aims to determine the extent to which students' self-efficacy plays a role in their level of academic procrastination in carrying out lecture assignments. Method: Research uses descriptive quantitative methods with non-experimental research types, and result analysis using simple regression analysis. The subject used is a student of Psychology at the State University of Surabaya. Results: The results of this study showed that self-efficacy and procrastination have a negative relationship, which means that if self-efficacy is improved then procrastination in students is decreased and vice versa. Self-efficacy variables give an effective contribution of 23.2% to the procrastination variable which means self-efficacy is not the most crucial thing in affecting procrastination because there are still 76.8% other factors. Conclusion: To reduce procrastination, self-efficacy is required because the higher the self-efficacy of a person, the lower the tendency to procrastination.   Abstrak Latar belakang: Tidak sedikit mahasiswa sengaja menunda tugas mereka. Prokrastinasi akademik sering terjadi pada mahasiswa karena beban kerja yang tinggi. Efikasi diri dipercaya mempengaruhi prokrastinasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana efikasi diri mahasiswa memainkan peran dalam tingkat prokrastinasi akademik mereka dalam melakukan tugas kuliah. Metode: Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan jenis penelitian non-eksperimental dan analisis hasil menggunakan analisis regresi sederhana. Subjek yang digunakan adalah mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri dan prokrastinasi memiliki hubungan negatif, yang berarti bahwa jika efikasi diri ditingkatkan maka prokrastinasi pada mahasiswa berkurang dan begitupula sebaliknya. Variabel efikasi diri sendiri memberikan kontribusi efektif sebesar 23,2% untuk variabel prokrastinasi yang berarti efikasi diri sendiri bukanlah hal yang paling penting dalam mempengaruhi prokrastinasi karena masih ada 76,8% faktor lain. Kesimpulan: Untuk mengurangi prokrastinasi, efikasi diri diperlukan karena semakin tinggi efikasi diri seseorang, semakin rendah kecenderungan untuk prokrastinasi.
Hubungan antara Work Life Balance dengan Job Hopping pada Karyawan Generasi Z di PT.X Surabaya Oktavianisa, Nur Afni; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 01 (2025): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v12n01.p335-346

Abstract

Latar belakang penelitian ini berdasarkan fenomena tingginya perpindahan khususnya pada karyawan generasi Z yang lebih mengutamakan fleksibilitas tanpa mempertimbangkan masa kerja saat ini. Dengan adanya pertimbangan fleksibilitas, karyawan generasi Z mengutamakan adanya keseimbangan antara dua peran atau lebih yang dijalani. Perpindahan pekerjaan yang tinggi akan berdampak langsung pada perusahaan, maka dari itu pentingnya mengetahui faktor-faktor meningkatnya Job Hopping. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara Work Life Balance dengan Job Hopping pada karyawan generasi Z di PT.X Surabaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif untuk mengetahui korelasi variabel. Subjek penelitian yang digunakan berjumlah 169 karyawan generasi Z rentang usia 22-30 tahun pada saat ini. Dengan 30 karyawan sebagai subjek uji coba alat ukur dan 139 karyawan sebagai data penelitian utama. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai koefisien korelasi yang diterima adalah -0.722. Berdasarkan nilai koefisien tersebut dapat diinterpretasikan bahwa adanya korelasi yang kuat serta signifikan antara Work Life Balance dengan Job Hopping pada karyawan generasi Z di PT.X Surabaya. Dengan arah hubungan negatif yang memiliki makna bahwa ketika tingkat Work Life Balance yang dirasakan karyawan rendah, maka tingkat Job Hopping karyawan akan tinggi. Berlaku juga sebaliknya, karyawan dengan tingkat Work Life Balance yang tinggi akan memiliki Job Hopping yang rendah. Abstract Background of this study based on the phenomenon of high turnover, especially among generation Z employees who prioritize flexibility without considering the current work period. With the consideration of flexibility, generation Z employees prioritize a balance between two or more roles that are carried out. High job turnover will have a direct impact on the company, therefore it is important to know the factors that increase Job Hopping. This study aims to identify the relationship between Work Life Balance and Job Hopping in generation Z employees at PT.X Surabaya. The research method used is quantitative to determine the correlation of variables. The research subjects used were 169 generation Z employees aged 22-30 years at this time. With 30 employees as test subjects for measuring instruments and 139 employees as the main research data. The results of this study revealed that the correlation coefficient value received was -0.722. Based on the coefficient value, it can be interpreted that there is a strong and significant correlation between Work Life Balance and Job Hopping in generation Z employees at PT.X Surabaya. With a negative relationship direction which means that when the level of Work Life Balance felt by employees is low, the level of employee Job Hopping will be high. The opposite also applies, employees with a high level of Work Life Balance will have low Job Hopping.