Ansori, Muhammad Zainul
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Organisasi NW dan NWDI dalam Bingkai Ukhuwah Nahdiyyah (Studi Sosial Kultural Pada Masyarakat Lombok) Armawan, Armawan; Winda, Winda; Ansori, Muhammad Zainul; Jayadi, Edi Muhammad; Nurhilaliati, Nurhilaliati
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 9 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v9i3.2456

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan polemik pendirian organisasi baru dengan nama Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kenapa organisasi NW terbagi menjadi dua kubu, ingin mengetahui bagaimana respon masyargakat NW terhadap organisasi NWDI yang didirikan di Pancor dan bagaimana Organisasi NW dan NWDI dalam menerapkan Ukhuwah Nahdiyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik deskriptif, yang bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian di lapangan. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar, bukan angka atau statistik. Metode deskriptif ini menjabarkan situasi apa adanya mengenai konflik atau keadaan dari temuan di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketika hasil mukhtamar menetapkan Ummi Raehanun sebagai PBNW, pihak Pancor tidak menyetujui ketetapan tersebut dengan alasan bahwa "perempuan tidak boleh dijadikan pemimpin" berlandaskan mazhab Imam Syafi’i. Akibatnya, terjadi percekcokan dan pertikaian antara kubu Ummi Raehanun dan kubu Ummi Rauhun. Ummi Raehanun kemudian berpindah ke Kalijaga untuk melanjutkan perjuangan Maulana Syaikh selama 2 tahun, sebelum akhirnya pindah lagi ke Anjani sampai sekarang. Respon masyarakat NW terhadap organisasi NWDI yang didirikan di Pancor adalah bahwa organisasi tersebut berdiri tanpa persetujuan PBNW yang sah, berbeda dengan NWDI yang merupakan lembaga pendidikan. Sementara itu, NWDI di Anjani juga adalah lembaga pendidikan. Kedua organisasi, NW dan NWDI, berjalan sesuai visi dan misinya masing-masing, meskipun merupakan entitas yang berbeda. Pesan dari TGB. Dr. H. Muhammad Zainul Majdi adalah bahwa NWDI adalah tempat untuk ber-NW melalui organisasi, sedangkan NW adalah risalah perjuangan. Organisasi NW dan NWDI sama-sama menjalankan urusan agama dan kemaslahatan umat. NW saat ini menerapkan Ukhuwah Nahdiyyah melalui silaturahmi, gotong royong, dan lain sebagainya. NWDI juga menerapkan Ukhuwah Nahdiyyah dengan menekankan ajaran Maulana Syaikh dalam pesan-pesan moral. Kedua organisasi ini menekankan pentingnya persahabatan, kesopanan, dan keramahtamahan, serta menolak perpecahan. Organisasi NWDI berusaha menunjukkan kepada masyarakat bahwa NWDI adalah organisasi yang didirikan baru-baru ini, sehingga tidak ada kebingungan mengenai keberadaan dua organisasi NW. NWDI selalu menjaga kecintaan yang mendalam kepada Maulana Syaikh, sehingga Ukhuwah jamaah terbangun dengan sendirinya tanpa memandang golongan apapun.
Opportunities and Challenges of the Merdeka Curriculum in the Islamic Religious Education Subject at SMA Negeri 1 Sakra, East Lombok Rumawang, Rumawang; Ansori, Muhammad Zainul; Armawan, Armawan; Jamaludin, Jamaludin; Irrubai, Moh. Liwa
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 9 No. 4 (2024): November
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v9i4.2683

Abstract

Education in Indonesia is undergoing significant transformation in tandem with technological advancements, with the Merdeka Curriculum emerging as a response to the demands of the modern era, particularly in the context of Industry 4.0. This curriculum introduces flexibility and innovation in learning approaches but also encounters challenges such as resource limitations and the necessity for teacher training. At SMA Negeri 1 Sakra in East Lombok, the implementation of the Merdeka Curriculum since the 2022/2023 academic year has presented opportunities for more varied and inclusive teaching methods, particularly in Islamic Religious Education (PAI), while also confronting challenges in balancing theological and practical aspects.This research aims to explore the opportunities and challenges of the Merdeka Curriculum within the Islamic Religious Education subject at SMA Negeri 1 Sakra, East Lombok Regency. Utilizing a qualitative approach with a descriptive naturalistic method, the study focuses on direct observation and a holistic understanding of the phenomena at SMA Negeri 1 Sakra, East Lombok. Data collection is conducted through observation, interviews, and documentation, employing interactive analysis based on the Miles and Huberman model to examine the implementation of the Merdeka Curriculum.The findings of this study reveal that the opportunities perceived by SMA Negeri 1 Sakra, East Lombok, after implementing the Merdeka Curriculum include enhanced enthusiasm among educators to develop their capacities, increased student engagement and activity in the classroom, and the school's ability to cultivate a learning ecosystem that is more student-centered. However, the school also faces challenges, such as the need to shift the mindset of both teachers and students, the task of harmonizing diverse Islamic values among students and teachers, the difficulty of creating enjoyable and high-quality learning experiences, and the issue of resource constraints.