Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN PANJANG DAN POSISI TANAM STEK BATANG UBI JALAR (Ipomea batatas L.) VARIETAS MANOHARA PUTIH Reni Elmiati; Wilna Sari; Resolinda Harly
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.430

Abstract

Stek batang ubi jalar adalah bahan perbanyakan yang lazim digunakan pada penanaman ubi jalar dengan posisi stek saat penanam yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji panjang stek batang ubi jalar dan posisi tanam stek batang ubi jalar varietas Manohara putih yang menunjukkan pertumbuhan dan hasil ubi jalar terbaik. Percobaan dilakukan pada bulan Juni sampai Oktober 2023, di lahan Bonsai Farm, Baso. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dua faktor dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah panjang stek ubi jalar dengan 4 taraf : (S1) 20 cm, (S2) 25 cm, (S3) 30 cm dan (S4) 35 cm. Faktor kedua adalah posisi tanam stek ubi jalar yang terdiri dari 2 taraf : (P1) posisi stek tegak, (P2) posisi stek mendatar. Variabel pengamatan terhadap panjang tanaman, jumlah cabang utama, jumlah umbi dan berat umbi per rumpun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panjang stek batang ubi jalar terbaik pada variabel panjang tanaman pada perlakuan S4 yaitu 41,1 cm berbeda nyata terhadap perlakuan S1, namum berbeda tidak nyata terdapat perlakuan S2 dan S3. Sedangkan perlakuan posisi tanam stek menunjukkan perbedaan yang tidak nyata antara P1 dan P2. Pada pengamatan jumlah cabang utama, jumlah umbi dan berat umbi per rumpun belum menunjukkan perbedaan yang nyata pada kedua kombinasi perlakuan.
Utilization of Various Wastes in Maggot Cultivation AsLivestock Feed in Kamang Magek District, Agam Regency: Pemanfaatan Berbagai Limbah pada Budidaya Maggot Sebagai Pakan Ternak Di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Hera Dwi Triani; Rini Suryanti; Dina Ediani; Iratna Dewi; Nandie Hayati; Junios; Gusri Yanti; Desi Ratna Sari; Reni Elmiati; Yurma Metri; Resolinda Harly; Dona Kurnia
Journal of Community Service and Application of Science Vol. 2 No. 1 (2023): JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE AND APPLICATION SCIENCE (JCSAS)
Publisher : KPN Kopertis X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62769/vnq4n982

Abstract

Kamang Magek District is one of the sub-districts located in the eastern part of Agam Regency. Many small and medium enterprises (SMEs) are developing in Kamang Magek District, several UKM and farmer groups produce various by-products of organic waste which often become environmental problems. In addition to MSME waste, there is also household waste and market waste which often cause environmental pollution. These wastes can be used as feed for maggot development. Maggot cultivation apart from being a solution to environmental pollution is also a good source of protein for poultry feed which can increase livestock productivity. The community problems encountered in Kamang Magek District are the large amount of organic waste that pollutes the environment, the low productivity of livestock and the income of farmer groups. Community service is carried out through lectures, discussions, socialization of science and technology and demonstrations of how and how to apply maggot as animal feed. The Community Service was held in the BPP Hall of Kamang Magek District attended by 15 duck breeders, chicken breeders and catfish breeders selected by BPP Kamang Magek District. Based on the discussion results, more than 75% of breeders only provide feed in the form of rice bran and household waste residue and only 15% of breeders provide feed in the form of self-formulated feed using corn, bran and concentrate purchased at the poultry shop and 10% of breeders provide concentrate feed that has become the result of a feed factory formulation. Of all the breeders, there are no breeders who use maggot as feed for their livestock, this is because there are no breeders who have succeeded in cultivating maggot even though they have tried several times but failed. Based on the results of discussions with participants, breeders are interested in developing maggot cultivation because of the large amount of waste used as maggot feed as a cost-efficient solution for duck or chicken feed.
Analisis Kredit Bermasalah Segmen Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Pada Bank Syariah Di Indonesia Vicka Pramudya Putra; Tika Arundina; Resolinda Harly
Jurnal Ilmiah Multidisiplin Nusantara (JIMNU) Vol. 1 No. 2 (2023): JIMNU - JULI
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/jimnu.v1i2.115

Abstract

Risiko kredit merupakan risiko utama yang dihadapi perbankan karena berkaitan dengan bisnis utama perbankan. Dimana kredit bermasalah/ non-performing financing dipakai sebagai proxy dari risiko kredit. Seperti industri perbankan lainnya, dalam menjalankan kegiatannya, bank syariah juga tidak terlepas dari non performing financing atau pembiayaan bermasalah. Risiko kredit pada perbankan syariah patut untuk dikaji lebih lanjut karena perbankan syariah dinilai lebih tangguh dalam menghadapi krisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji risiko kredit pada Perbankan Syariah di Indonesia. Secara khusus, penelitian ini mengkaji risiko kredit dalam Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menggunakan sampel bank syariah di Indonesia, selama periode 2015-2020 dan kami menerapkan teknik data panel. Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh hipotesis bahwa bank-specific dan macroeconomic memengaruhi risiko kredit. Hasil penelitian kami menyatakan bahwa kredit bermasalah pada segmen UMKM di Bank Syariah dipengaruhi oleh faktor spesifik bank. Penelitian kami belum menemukan pengaruh variabel makroekonomi terhadap non-performing financing pada penyaluran pembiayaan UMKM di Bank Syariah.