Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN MINERAL MAKRO DALAM RANSUM TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN DAN EFISIENSI RANSUM PADA KAMBING KACANG YURMA METRI; RENI ELMIATI
STOCK Peternakan Vol 4, No 1 (2022): Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v4i1.752

Abstract

Pemeliharaan ternak kambing lokal di Sumatera Barat sebagian besar masih secara tradisional dengan pemeliharaan semi intensif dan aspek mineral sering kurang diperhatikan. Pada kenyataannya peranan mineral sangat penting untuk semua aspek metabolisme dalam tubuh. Defisiensi atau masalah kelebihan salah satu mineral akan mengganggu metabolisme yang dimanifestasikan dalam produksi. Umumnya hijauan makanan ternak tumbuh pada tanah yang rendah tingkat kesuburannya karena lahan yang lebih subur digunakan untuk menanam tanaman pangan, oleh sebab itu kandungan gizi hijauan menjadi rendah termasuk mineral. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi kekurangan mineral pada hijauan pakan ternak adalah dengan menambahkan campuran mineral dalam konsentrat. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dilakukan penelitian ini.            Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetehui pengaruh penambahan mineral makro dalam ransum terhadap pertambahan berat badan dan efisiensi ransum pada kambing lokal.            Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), di mana ternak yang dijadikan   materi   penelitian  sebanyak 20 ekor, terdiri dari 4 perlakuan  dan  5  kelompok  ternak  sebagai ulangan .  Perlakuan  yang  diberikan  adalah  :  A. hijauan yang terdiri dari rumput lapangan, gamal dan lamtoro serta konsentrat yang terdiri dari jagung, dedak dan bungkil kelapa sebagai perlakuan kontrol, perlakuan B adalah ransum A + Ca +P, perlakuan C adalah ransum A + Ca + P + Mg dan perlakuan D adalah ransum A+ Ca + P + S.            Uji DNMRT menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan terendah terdapat pada. ransum A (kontrol) dan tertinggi pada ransum D sama halnya dengan Efisiensi Penggunaan Ransum. Suplementasi yang dilakukan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian. Peningkatan bobot badan harian diimbangi oleh peningkatan konsumsi bahan kering ransum. Keadaan tersebut menyebabkan nilai efisiensi penggunaan ransum (EPR) cenderung meningkat.             
Land Optimization With Sweet Corn (Zea mays saccharata, Sturt) and Eggplant (Solanum melongena L.) Overlapping Systems in Nagari Gadut, Tilatang Kamang District Desi Ratna Sari; Yurma Metri
Baselang Vol 3, No 1: APRIL 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v3i1.96

Abstract

Research conducted experiment using a completely randomized design with 6 treatments that is the time of planting eggplant as secondary crops to the cultivation of sweet corn (M) consisting of: M1 = planting at same time; M2 = time of planting eggplant 1 week after planting sweet corn; M3 = time of planting eggplant 2 weeks after planting sweet corn; M4 = time of planting eggplant 3 weeks after planting sweet corn; M5 = single planting sweet corn planting time = M1. M6 = single eggplant planting time = M1. The results planting showed that eggplant can be planted together with sweet corn planting time, up to three weeks after planting sweet corn. Results of sweet corn is not influenced by the timing of planting different eggplant. The M3 and M4 treatments resulted in relatively more profitable production based on the total relative yield (RYT) and land equivalent ratio (LER).
Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.) Budi Santosa; Yurma Metri
Agriculture Vol. 19 No. 1 (2024): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agrotek.v19i1.6674

Abstract

  Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting dan utama di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Rendahnya produktivitas tanaman padi di Indonesia saat ini dikarenakan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penerapan jarak tanam yang belum sesuai dilapangan, dimana para petani cenderung menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil tanaman padi akan semakin banyak karena akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam. Jarak tanam adalah pola pengaturan jarak antar tanaman dalam bercocok tanam yang meliputi jarak antar baris dan deret. Jarak tanam akan berpengaruh terhadap produksi tanaman karena berkaitan dengan ketersediaan unsur hara, cahaya matahari serta ruang bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jarak tanam yang paling tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah. Penelitian telah dilaksanakan pada lahan sawah petani di Tanah Garam Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok, yang terletak diketinggian lebih kurang 470 m dari permukaan laut pada bulan Maret s/d Juli 2021. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kelompok, dengan plot percobaan berukuran 2 x 2 m. Perlakuan beberapa jarak tanam dalam penelitian ini terdiri dari 5 taraf yaitu : A. Jarak tanam 10 x 10 cm, B. Jarak tanam 15 x 15 cm, C. Jarak tanam 20 x 20 cm, D. Jarak tanam 25 x 25 cm dan E. Jarak tanam 30 x 30 cm. Data pengamatan dianalisis sidik ragamnya, jika terdapat perbedaan yang nyata dimana F hitung P lebih besar dari F tabel 5%, dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa produktivitas padi sawah tertinggi diperoleh pada perlakuan jarak tanam 20 x 20 cm dengan konversi potensi hasil sebesar 8,20 ton/ha. Kata kunci : jarak tanam, hasil, padi sawah
Pola Perkembangan Penyakit Bercak Bakteri (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria) dan Penetapan Prediktor Waktu untuk Menduga Kehilangan Hasil Tomat Budi Santosa; Muhammad Amri; Yurma Metri
Agrotechnology Research Journal Vol 8, No 2 (2024): Agrotechnology Research Jurnal
Publisher : Perkumpulan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agrotechresj.v8i2.94965

Abstract

The aim of the research was to obtain the most precise pattern of development of bacterial disease (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria) and determine the relationship between the intensity of bacterial spot disease and yield loss of tomato plants (Lycopersicum esculentum Mill.). The research was carried out in Solok Regency at an altitude of 388 m above sea level from June to December 2022. To determine the most appropriate pattern of disease development, two mathematical models were tested: Logistic and Gompertz’s models, which were corrected by Campbell and Madden as well as Neher and Campbell. The yield loss estimation method uses a single disease forecasting system with a single critical time type. The disease was measured at several plant ages according to the growth phase from the base point of 0 DAP, then at ages 26, 31, 36, 41, 46, 51, 56, 61, 66, and 71 days after planting. Variation in disease severity was created by inoculating plants through several inoculum densities. The results showed that the development of Xcv disease follows Gompertz’s model, and the critical time to determine the relationship between disease intensity and yield loss follows the rank regression model with a critical time at plant age of 31 days after planting.
Utilization of Various Wastes in Maggot Cultivation AsLivestock Feed in Kamang Magek District, Agam Regency: Pemanfaatan Berbagai Limbah pada Budidaya Maggot Sebagai Pakan Ternak Di Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Hera Dwi Triani; Rini Suryanti; Dina Ediani; Iratna Dewi; Nandie Hayati; Junios; Gusri Yanti; Desi Ratna Sari; Reni Elmiati; Yurma Metri; Resolinda Harly; Dona Kurnia
Journal of Community Service and Application of Science Vol. 2 No. 1 (2023): JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE AND APPLICATION SCIENCE (JCSAS)
Publisher : KPN Kopertis X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62769/vnq4n982

Abstract

Kamang Magek District is one of the sub-districts located in the eastern part of Agam Regency. Many small and medium enterprises (SMEs) are developing in Kamang Magek District, several UKM and farmer groups produce various by-products of organic waste which often become environmental problems. In addition to MSME waste, there is also household waste and market waste which often cause environmental pollution. These wastes can be used as feed for maggot development. Maggot cultivation apart from being a solution to environmental pollution is also a good source of protein for poultry feed which can increase livestock productivity. The community problems encountered in Kamang Magek District are the large amount of organic waste that pollutes the environment, the low productivity of livestock and the income of farmer groups. Community service is carried out through lectures, discussions, socialization of science and technology and demonstrations of how and how to apply maggot as animal feed. The Community Service was held in the BPP Hall of Kamang Magek District attended by 15 duck breeders, chicken breeders and catfish breeders selected by BPP Kamang Magek District. Based on the discussion results, more than 75% of breeders only provide feed in the form of rice bran and household waste residue and only 15% of breeders provide feed in the form of self-formulated feed using corn, bran and concentrate purchased at the poultry shop and 10% of breeders provide concentrate feed that has become the result of a feed factory formulation. Of all the breeders, there are no breeders who use maggot as feed for their livestock, this is because there are no breeders who have succeeded in cultivating maggot even though they have tried several times but failed. Based on the results of discussions with participants, breeders are interested in developing maggot cultivation because of the large amount of waste used as maggot feed as a cost-efficient solution for duck or chicken feed.
TINJAUAN KANDUNGAN GIZI DAN KEUNGGULAN NUTRISI DADIH SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN BERKHASIAT TINGGI Fatdillah, Haezah; Febrianti, Firshty Putra,; Metri, Yurma
STOCK Peternakan Vol 6, No 1 (2024): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v6i1.1281

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan karakteristik nilai gizi dari dadiah secara fisik dan kimia. Parameter yang dilakukan untuk menentukan kualitas dadiah meliputi pengujian kadar air, protein, dan lemak pada dadiah. Teknik pengambilan sampel dadiah (n = 13) menggunakan teknik purposive sampling dan eksperimental laboratorium. Hasil penelitian menunjukan karakteristik dadiah dengan rata-rata kadar air sebesar 72,43%, protein 8,09%, dan lemak 7,63%. Data karakteristik dadiah pada penelitian ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk susu fermentasi.
PRODUKSI TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) DAN RUMPUT GAJAH PADA SISTEM PERTANIAN TUMPANG SARI DENGAN BERBAGAI WAKTU TANAM Metri, Yurma; Sari, Desi Ratna
STOCK Peternakan Vol 6, No 1 (2024): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v6i1.1255

Abstract

Penelitian bertujuan mengkaji perlakuan waktu tanam terung ungu sebagai tanaman tumpangsari pada budidaya rumput gajah. Penelitian dilakukan di Ranggo Malai, Nagari Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan dan 4 perlakuan waktu tanam terung terdiri dari T1: umur rumput gajah 40 hari (20 hari sebelum potong paksa), T2: umur rumput gajah 60 hari (saat potong paksa), T3: umur rumput gajah 80 hari (20 hari setelah potong paksa), dan T4: umur rumput gajah 100 hari (pemotongan kedua). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis varians dan selanjutnya diuji menggunakan uji Duncan pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan waktu tanam terung ungu terhadap umur rumput gajah tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat buah per tanaman dan diameter buah tanaman terung ungu, sedangkan perlakuan waktu tanam terung pada umur rumput gajah berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan rumput gajah yaitu pada perlakuan T3.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN TINGKAT KESUKAAN SUSU KAMBING FERMENTASI Jannah, Hidayatul; Metri, Yurma; Anggraini, Okta Refi; Riani, Uci Sarly
STOCK Peternakan Vol 6, No 1 (2024): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v6i1.1280

Abstract

Susu kambing fermentasi merupakan susu yang dilakukan penambahan bakteri asam laktat yang dilakukan penyimpanan secara an aerob. Bakteri asam laktat akan mengubah laktosa menjadi asam laktat sehingga proses fermentasi akan menurunkan nilai pH dari susu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kesukaan panelis terhadap produk susu kambing fermentasi dengan penambahan ekstrak kulit buah manggis sebanyaak 0%, 1%, 2% dan 3% dengan  lama penyimpanan refrigerator suhu 4oC selama 0  hari, 14 hari, dan 28 hari. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 3x4 dengan 3 kali ulangan. Panelis yanng digunakan sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah manggis hingga 3% kedalam susu kambing fermentasi selama 28 hari berpengaruh nyata (P0,05) terhadap rasa dan terkstur, dan berpengaruh tidak nyata (P0,05)  terhadap tekstur susu kambing fermenetasi. Pemberian ekstrak kulit buah manggis hingga 3% dan penyimpanan di dalam refrigerator selama 28 hari masih dapat diterima pada kriteia 3 (agak suka) oleh panelis.Kata kunci : kulit buah manggis, lama penyimpanan, organoleptik, susu kambing fermentasi )
UJI BEBERAPA DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) Santosa, Budi; Metri, Yurma
Jurnal Agri Smart Deli Sumatera Vol. 2 No. 1 (2024): Artikel Riset Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Deli Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) adalah salah satu dari sedikit buah segar yang mengandung zat besi. Zat besi juga memainkan peran penting dalam memecah makanan menjadi energi. Selain itu, buah naga juga mengandung vitamin C yang membantu tubuh menyerap zat besi. Pemberian pupuk kandang sapi merupakan upaya untuk memperbaiki sifat tanah dengan merestorasi dan memperbaiki tanah yang terdegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa dosis pupuk kandang sapi yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil buah naga. Penelitian dilaksanakan di lahan petani Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok dengan ketinggian tempat 430 m diatas permukaan laut (dpl) pada bulan September s/d Desember 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 kelompok. Perlakuan yang diberikan adalah dosis pupuk kandang sapi yang berbeda, yaitu : A. 0 kg/tiang tanaman (Kontrol), B. 3 kg/tiang tanaman, C. 6 kg/tiang tanaman, D. 9 kg/tiang tanaman, dan E. 12 kg/tiang tanaman. Perlakuan pupuk kandang diberikan 1 kali pada tanaman yang berumur 1,5 tahun, dimana tanaman memasuki fase generatif. Data hasil pengamatan dianalisis sidik ragamnya, jika terdapat perbedaan yang nyata dimana F hitung P lebih besar dari F tabel 5%, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5 %. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perlakukan pemberian dosis pupuk kandang 12 kg/tiang tanaman buah naga memberikan hasil paling tinggi yaitu 21,60 ton/ha dan berbeda tidak nyata dengan perlakukan pemberian dosis pupuk kandang 9 kg/tiang tanaman.
UJI BEBERAPA DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) Santosa, Budi; Metri, Yurma
Jurnal Agri Smart Deli Sumatera Vol. 2 No. 1 (2024): Artikel Riset Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Deli Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caisim (Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi. Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang dari limbah yang dihasilkan dari peternakan sapi, seperti feses dan urine sapi. Limbah yang dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa dosis pupuk kandang sapi yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brassica juncea L.). Penelitian dilaksanakan di lahan petani Jorong Subarang Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok dengan ketinggian tempat 388 m diatas permukaan laut (dpl) pada bulan September s/d Desember 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan beberapa dosis pupuk kandang sapi dan 4 kelompok sebagai berikut : A. Dosis pupuk kandang sapi 0 g/polybag (Kontrol), B. Dosis pupuk kandang sapi 10 g/polybag, C. Dosis pupuk kandang sapi 20 g/polybag, D. Dosis pupuk kandang sapi 30 g/polybag, E. Dosis pupuk kandang sapi 40 g/polybag, dan F. Dosis pupuk kandang sapi 50 g/polybag. Data hasil pengamatan dianalisis sidik ragam, jika diperoleh hasil F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel 5%, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang 50 g/polybag tanaman caisim memberikan hasil paling tinggi, yaitu 200,50 g dan panjang akar terpanjang, yaitu 9,00 cm.