Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pembentukan Kader RANTING (Pemberdayaan Masyarakat Anti Stunting) sebagai Upaya Penanganan Stunting di Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Ekawati, Rany; Hanifah, Afrina; Ashamadu, Cantika Salwa; Widyastuti, Eva Uma; Nadira, Silvia Devi; Aziz, Hafif Ahmad Abdul
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2024): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i2.1663

Abstract

Kabupaten Malang menjadi salah satu kabupaten yang memiliki angka prevalensi stunting cukup tinggi dimana pada tahun 2022 yakni berada di angka 23%. Desa Pagersari merupakan salah satu  desa yang terletak di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang yang menjadi penyumbang angka stunting tersebut. Dari pendataan rutin di salah satu posyandu dusun Gombong, tercatat ada 6 dari 32 balita yang mengalami stunting. Tujuan dari adanya  pemberdayaan dengan membentuk Kader RANTING (Pemberdayaan Masyarakat Anti Stunting) adalah menurunkan angka prevalensi stunting dan menjadi desa tanggap stunting. Metode yang digunakan adalah dengan cara pembentukan kader yang beranggotakan masyarakat di Desa Pagersari. Dari pembentukan Kader RANTING ini, akan berfokus dalam penanganan masalah stunting di Desa Pagersari. Hasil didapati bahwa telah dibentuknya tim stunting yang terdiri dari 25 kader posyandu dan 37 kader remaja bertugas untuk mengawasi permasalahan stunting dan menyosialisasikan permasalahan Stunting dan nantinya akan diberikan pelatihan mengenai Stunting hingga perencanaan menu PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Pembentukan Kader Ranting terdiri dari beberapa struktur organisasi yang melibatkan stakeholder terkait. Stakeholder yang terlibat antara lain Bidan Desa Pagersari, Perawat Desa Pagersari, Kepala Sekolah, serta guru SMP Negeri 4 Ngantang Satu Atap yang memiliki peran terhadap perkembangan kader kesehatan balita dan remaja di Desa Pagersari. Dengan adanya pembentukan kader ini, masyarakat Desa Pagersari dapat memahami mengenai permasalahan Stunting dan nantinya kedepannya  angka stunting di Desa Pagersari tidak semakin meningkat. Establishment of RANTING (Anti-Stunting Community Empowerment) Cadre as an Effort to Overcome Stunting in Pagersari Village, Ngantang District, Malang Regency Abstract Malang Regency is one of the districts that has a high stunting prevalence rate, which in 2022 will be at 23%. Pagersari Village is one of the villages located in Ngantang Sub-district, Malang Regency which contributes to the stunting rate. From routine data collection at one of the posyandu in Gombong hamlet, it was recorded that 6 out of 32 toddlers were stunted. The purpose of empowerment by forming RANTING (Anti-Stunting Community Empowerment) cadres is to reduce the prevalence of stunting and become a stunting response village. The method used is by forming cadres consisting of community members in Pagersari Village. From the formation of this RANTING Cadre, it will focus on handling stunting problems in Pagersari Village. The results showed that a stunting team consisting of 25 posyandu cadres and 37 youth cadres has been formed to monitor the problem of stunting and socialize the problem of stunting and will later be given training on stunting to planning PMT (Supplementary Feeding) menus. The formation of the Branch Cadre consists of several organizational structures involving related stakeholders. The stakeholders involved include the Pagersari Village Midwife, Pagersari Village Nurse, Principal, and teachers of SMP Negeri 4 Ngantang Satu Atap who have a role in the development of toddler and adolescent health cadres in Pagersari Village. With the formation of this cadre, the people of Pagersari Village can understand the problem of stunting and in the future the stunting rate in Pagersari Village will not increase.
Pemberdayaan RANTING (Masyarakat Anti Stunting) melalui Kader Posyandu dan Remaja di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur Aziz, Hafif Ahmad Abdul; Wuryanti, Syalwa Dida; Saputri, Baiq Fatria Ziza; Ekawati, Rany; Husniyah, Nisrina Nabilah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2024): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i2.1681

Abstract

Prevalensi stunting di Desa Pagersari masih tergolong tinggi. Hal tersebut dilatarbelakangi kurangnya pengetahuan berbagai aspek elemen masyarakat mengenai pentingnya mencegah stunting guna mempersiapkan generasi emas 2045 mendatang. Pemberdayaan masyarakat ini bertujuan memberdayakan masyarakat dari berbagai elemen usia agar menjadi RANTING (Masyarakat Anti Stunting) sehingga dapat memutus mata rantai stunting kedepannya. Pemberdayaan RANTING menggunakan metode participatory approach dan RKTL. Metode participatory approach yang digunakan yakni pendekatan partisipatif masyarakat dengan cara mengajak secara luas dan bebas elemen masyarakat untuk berkolaborasi dan memecahkan berbagai masalah yang ada mengenai stunting. Sedangkan RKTL tertuang dalam buku rencana kerja keberlanjutan pada kader RANTING. Analisis data yang digunakan dalam pemberdayaan ini adalah analisis kualitatif berdasarkan hasil observasi, pretest, dan posttest yang kemudian data tersebut dilakukan interpretasi dan kesimpulan mengenai pengetahuan akan stunting. Hasil didapati bahwa pemberdayaan ini diikuti oleh 25 kader posyandu dengan latar belakang sebagai ibu rumah tangga, petani, dan peternak dengan membuat menu pemberian makanan tambahan (PMT) serta 38 remaja di SMPN 4 Satu Atap mengenai tumbuh kembang remaja, dan kesehatan reproduksi remaja. Dalam pelaksanaan RANTING, semua elemen masyarakat sangat antusias dalam kegiatan sehingga hal ini menjadi langkah awal masyarakat menyebarkan ilmu mengenai pencegahan stunting. Dengan adanya pemberdayaan ini, dapat disimpulkan program pelatihan dapat menambah wawasan kader terkait pencegahan stunting dan penangananya. Praktek perencanaan menu juga menambah wawasan kader terkait menu sehat dari olahan lokal. Begitu juga dengan proses tanya jawab, elaborasi, dan RKTL mampu untuk keberharapan pada keberlanjutan program. Empowerment of RANTING (Masyarakat Anti Stunting) through Posyandu Cadres and Teenagers in Pagersari Village, Ngantang District, Malang Regency, East Java Abstract: The prevalence of stunting in Pagersari Village is still relatively high. This is motivated by the lack of knowledge of various aspects of the community elements regarding the importance of preventing stunting in order to prepare the next golden generation of 2045. This community empowerment aims to empower people from various age elements to become RANTING (Anti-Stunting Community) so that they can break the chain of stunting in the future. RANTING empowerment uses a participatory approach and RKTL method. The participatory approach method used is a community participatory approach by widely and freely inviting elements of society to collaborate and solve various problems that exist regarding stunting. The data analysis used in this empowerment is qualitative analysis based on the results of observations, pretests, and posttests, then the data is interpreted and conclusions are made about knowledge of stunting. The results showed that this empowerment was attended by 25 posyandu cadres with backgrounds as housewives, farmers, and breeders by making supplementary feeding menus (PMT) and 38 adolescents at SMPN 4 Satu Atap regarding adolescent growth and development, and adolescent reproductive health. In the implementation of RANTING, all elements of the community were very enthusiastic in the activity so that this was the first step for the community to spread knowledge about stunting prevention. Likewise, the process of question and answer, elaboration, and RKTL is able to hope for the sustainability of the program.
Life Cycle Assessment of the Campus Wastewater Treatment Using the Lab-scale of Anaerobic Baffled Reactor Aziz, Hafif Ahmad Abdul; Yulistyorini, Anie; Rifai, Ridwan Muhamad; Hamzah, Sofiah
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 22, No 2 (2025): July 2025
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v22i2.528-546

Abstract

In Indonesia, the waste sector is responsible for 10.59% (130,188.21 GgCO2e) of global warming emissions, one of which is from campus domestic wastewater due to the lack of wastewater treatment plants. Only 0.2% of the 6,472 campuses have treatment systems, such as Universitas Negeri Malang (UM) use a fabricated anaerobic baffled reactor (FABR) for wastewater treatment plants for its green campus initiatives, yet available only for several buildings and do not treat all wastewater generated from the campus activity. However, Life Cycle Assessment (LCA) of ABR system has not been widely studied, especially when it uses in treating of the campus wastewater. This study aims to conduct the LCA of the laboratory -scale ABR system in the campus wastewater treatment with gate-to-gate scope using Simapro 9.1.11 and the CML-IA Baseline. Three scenarios were tested: untreated wastewater, ABR equipped with peristaltic pumps, ABR without pumps. The results indicated that ABR treatment had a significantly lower environmental impact than untreated wastewater, with the greatest reduction in global warming potential (1.51E-08 to 4.98E-11), followed by eutrophication and photochemical oxidation. This study is limited to the ABR system, future research could expand to include the full lifecycle, from material collection to final results. 
PERENCANAAN SEAWALL MODIFIKASI POLDER BERBASIS SELF-CLOSING FLOOD BARRIER DAN SMART WATER SQUARES PADA KAWASAN PESISIR Aziz, Hafif Ahmad Abdul; Putri, Laura Angelina Aprilianta Eka; Setiawan, Wendik; Dewi, Vita Ayu Kusuma; Dewi, Mega Septia Sarda
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 3, Agustus 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i3.33820

Abstract

Global climate change, rising temperatures, and rising sea levels are major challenges today. Based on data from the WMO and European Union climate monitors, global temperatures have exceeded the 1.5°C threshold.  Without immediate action, the impacts of climate change in coastal areas will become increasingly difficult to address, threatening the well-being of future generations. The IPCC report (2021) predicts a sea level rise of 0.29 to 0.59 meters by 2100, which will impact coastal areas, including Indonesia, with the potential for annual flash flooding by 2050. This research aims to develop innovative solutions to overcome the impact of sea level rise due to glacier melting, namely in the form of planning and Seawall design analysis with modification of polder based on self-closing flood barriers and smart water squares. The method used is research & development with Stanford's design-thinking approach, which includes analyze, define, design, implementation, and evaluation. The result is the planning and design of Seawall ideas with modifications of polder based on self-closing flood barriers and smart water squares. The system combines automatic flood closure gate technology and design for water intake, recreation, and stormwater management, to improve the protection, sustainability of ecosystems, and the quality of life of coastal communities. This research is expected to overcome the impact of sea level rise and tidal flooding, as well as strengthen resilience to climate change in coastal areas. Abstrak Perubahan iklim global, peningkatan suhu, dan kenaikan permukaan air laut merupakan tantangan besar saat ini. Berdasarkan data WMO dan pemantau iklim Uni Eropa, suhu global telah melebihi ambang batas 1,5°C. Tanpa tindakan segera, dampak perubahan iklim di wilayah pesisir akan semakin sulit diatasi, mengancam kesejahteraan generasi mendatang. Laporan IPCC (2021) memperkirakan kenaikan permukaan laut 0,29 hingga 0,59 meter pada 2100, yang akan berdampak pada wilayah pesisir, termasuk Indonesia, dengan potensi banjir rob tahunan pada 2050. Penelitian ini bertujuan mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi dampak kenaikan permukaan air laut akibat pencairan gletser yakni berupa analisa perencanaan dan perancangan Seawall dengan modifikasi polder berbasis self-closing flood barrier dan smart water squares. Metode yang digunakan adalah research & development dengan pendekatan design-thinking Stanford, yang meliputi analyze, define, design, implementation, dan evaluation. Hasilnya adalah perencanaan dan perancangan gagasan Seawall dengan modifikasi polder berbasis self-closing flood barrier dan smart water squares. Sistem ini menggabungkan teknologi pintu penutup banjir otomatis dan desain untuk penyerapan air, rekreasi, serta pengelolaan air hujan, guna meningkatkan perlindungan, keberlanjutan ekosistem, dan kualitas hidup masyarakat pesisir. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi dampak kenaikan permukaan air laut dan banjir rob, serta memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim di wilayah pesisir.