Ginting, Dwiva Ramadani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK RASULULLAH SAW Nazwa, Windy Sakila; Sampurna, Ahmad; Barus, Jacky Raihanta; Ginting, Dwiva Ramadani; Siregar, Ruydi Aulia
Jurnal Network Media Vol 7, No 2 (2024): NETWORK MEDIA
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jnm.v7i2.4585

Abstract

Kegiatan politik berintegrasi untuk kesatuan bangsa yang dapat di ciptakan melalui kampanye politik yang disiplin. Kejujuran dan kedisiplinan menjadi dasar dari penyelenggaraan kampanye. Komuniikasi politik yang dibangun melalui kampanye harus bermetode komunikasi yang interkultural tidak hanya mengikutsertakan pendukung golongannya saja. Mengdepankan integritas kebanggsaan menjadi visi dari kampanye yang santun dan disiplin. Sesuai dengan ajaran tentang etika Radulullah SAW mengenai toleransi yang menjadi salah satu amalan sikap yang selaras dengan nilai Pancasila. Dan pada hakikakatnya  toleransi dibawa oleh Islam.
Analisis Framing Robert Entman Pada Pemberitaan Janji Capres Cawapres Anies Baswedan Dan Cak Imin 2024 Bangun 40 Kota Setara Dengan Jakarta Di Kompas.Com Asyaroh, Siti; Ginting, Dwiva Ramadani; Barus, Jacky Raihanta; Mansyursyah, Mansyursyah
Counselia Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/counselia.v5i2.142

Abstract

Perkembangan teknologi dan mudahnya akses informasi melalui media online memberikan dampak signifikan pada cara masyarakat memperoleh informasi politik. Pemilihan umum 2024 di Indonesia menjadi fokus utama, dengan janji politik dari calon pemimpin menjadi sorotan. Salah satu janji yang menarik perhatian adalah komitmen Anies Baswedan dan Cak Imin untuk membangun 40 kota setara Jakarta. Pemberitaan politik memiliki peran krusial dalam membentuk persepsi masyarakat, terutama melalui framing, yaitu penyajian berita yang memengaruhi cara pemahaman suatu isu atau peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana media massa, khususnya Kompas.com, membingkai dan menghadirkan janji politik tersebut dalam pemberitaannya. Analisis framing menjadi instrumen penting untuk memahami konteks dan narasi yang diberikan oleh media serta dampaknya terhadap persepsi publik. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi apakah terdapat perbedaan dalam framing antar media massa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis framing model Robert N. Entman. Data dikumpulkan dari berita politik terkait janji Anies Baswedan dan Cak Imin di Kompas.com pada tanggal 26 Desember 2023. Analisis dilakukan terhadap konstruksi realitas dalam berita, identifikasi frame utama, pendekatan naratif dan bahasa, pembandingan dengan berita lain, dampak terhadap opini publik, refleksi terhadap kebijakan media, serta implikasi bagi Pemilu 2024. Framing berita menonjolkan pandangan skeptis ahli tata kota terhadap ketidakrealistisan rencana pembangunan 40 kota setara Jakarta, memicu perdebatan dan diskusi publik. Berita ini juga memiliki potensi memengaruhi elektabilitas Anies Baswedan dan Cak Imin dengan menciptakan keraguan terhadap kredibilitas dan kemampuan kepemimpinan mereka.
The Role of Tarekat Naqsabandiyah in Building Socio-Cultural Communication Among the Congregation of Surau Syukurul Amin Kabanjahe Karo District Ginting, Dwiva Ramadani; Muniruddin, Muniruddin
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 5, No 2 (2025): Articles In Press
Publisher : Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyyah UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v5i2.8494

Abstract

AbstractThis study aims to examine the role of the Naqsabandiyah Order in building socio-cultural communication among the congregation of Surau Syukurul Amin, Kabanjahe, Karo Regency. Using a qualitative approach and case study method, this study explores how spiritual practices, such as dhikr, wirid, and suluk, carried out in Surau Syukurul Amin, not only strengthen the religious dimension but also form patterns of social and cultural interaction among the congregation, who come from heterogeneous cultural backgrounds. Data were obtained through observation, in-depth interviews, and documentation of the leaders of the surau, as well as key figures, using purposive sampling techniques. Data analysis was conducted using the Miles and Huberman model, which involves three stages: data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study indicate that the Naqsabandiyah Order plays a role in building socio-cultural communication among the congregation, as a mediator between universal Islamic values and local wisdom of the Karo community, strengthening solidarity, socio-cultural identity, and creating harmony and togetherness in the congregation environment. The practice of tarekat practices such as tawajjuh, wirid, and suluk not only strengthens spiritual relationships with Allah but also strengthens social communication, builds empathy, cooperation, and tolerance among members of the congregation. The socio-cultural communication formed among the congregation of the Naqsyabandiyah Tarekat of Surau Syukurul Amin Kabanjahe is very positive and harmonious. This can be seen from various aspects such as: (1) Significant social and cultural changes. (2) Acceptance and Adaptation of Local Culture. (3) Equality and Solidarity Between Congregations. (4) Good resolution of social problems. (5) Communication with the outside community. (6) Handling Communication Challenges. Based on several aspects, the socio-cultural communication formed among the congregation of the Naqsyabandiyah Tarekat of Surau Syukurul Amin Kabanjahe shows very positive and harmonious dynamics. The communication patterns that are built are not only limited to spiritual aspects, but have developed into a social interaction system that prioritizes the values of togetherness, equality, and mutual understanding among members of the congregation. Keywords: Communication, Naqsabandiyah, Socio-Cultural, Surau Syukurul Amin, Tarekat. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran Tarekat Naqsabandiyah dalam membangun komunikasi sosial budaya di kalangan jama’ah Surau Syukurul Amin, Kabanjahe, Kabupaten Karo. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana praktik-praktik spiritual seperti zikir, wirid, dan suluk yang dijalankan di Surau Syukurul Amin tidak hanya memperkuat dimensi religius, tetapi juga membentuk pola interaksi sosial dan budaya di antara jama’ah yang berasal dari latar belakang budaya yang heterogen. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap pimpinan surau, serta tokoh-tokoh kunci menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan Huberman melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarekat Naqsabandiyah berperan dalam membangun komunikasi sosial budaya jama’ah, sebagai mediator antara nilai-nilai Islam universal dan kearifan lokal masyarakat Karo, memperkuat solidaritas, identitas sosial budaya, serta menciptakan harmoni dan kebersamaan di lingkungan jama’ah. Praktik amalan tarekat seperti tawajjuh, wirid, dan suluk tidak hanya mempererat hubungan spiritual dengan Allah, tetapi juga memperkuat komunikasi sosial, membangun empati, gotong royong, dan toleransi di antara anggota jama’ah. Komunikasi sosial budaya yang terbentuk di kalangan jama’ah Tarekat Naqsabandiyah Surau Syukurul Amin Kabanjahe sangat positif dan harmonis hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek seperti; (1) Perubahan sosial dan budaya yang signifikan. (2) Penerimaan dan Adaptasi Budaya Lokal. (3) Kesetaraan dan Solidaritas Antar Jamaah. (4) Penyelesaian masalah sosial yang baik. (5) Komunikasi dengan masyarakat luar. (6) Penanganan Tantangan Komunikasi. Berdasarkan beberapa aspek tersebut, komunikasi sosial budaya yang terbentuk di kalangan jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Surau Syukurul Amin Kabanjahe menunjukkan dinamika yang sangat positif dan harmonis. Pola komunikasi yang dibangun tidak hanya terbatas pada aspek spiritual semata, tetapi telah berkembang menjadi suatu sistem interaksi sosial yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, kesetaraan, dan saling pengertian di antara anggota jama’ah. Kata Kunci : Komunikasi, Naqsabandiyah, Sosial Budaya, Surau Syukurul Amin, Tarekat.