Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kasus Tinea Korporis Disertai Hipertensi Dan Obesitas Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga Binui, Evander Antonio; Putri, Natasya Andhita; Ernawati, Ernawati
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai dengan lesi inflamasi maupun non inflamasi dengan central healing pada kulit yang tidak berambut. Prevalensi tinea korporis di Indonesia adalah 52% (2015). Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 34,11% sedangkan obesitas adalah 21,8% (2018). Kunjungan kasus dokter keluarga ini bertujuan untuk mengobati penyakit tinea korporis pada Tn. M, mencegah infeksi sekunder, dan penularan pada anggota keluarga. Selain itu, kunjungan ini juga bertujuan untuk mengontrol tekanan darah dan obesitas yang baru saja diketahui terjadi pada Tn. M. Tn. M merupakan penderita tinea korporis di bagian betis yang semakin meluas ke bagian betis depan dan lutut kiri. Pasien mengalami gangguan tidur dan sulit konsentrasi akibat rasa gatal yang dialami. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pasien adalah tinea korporis, yang disertai dengan hipertensi dan obesitas. Melalui pendekatan kedokteran keluarga menggunakan Mandala of Health terjadi peningkatan pengetahuan tentang tinea korporis, hipertensi, dan obesitas sehingga terjadi perubahan pengobatan, pola makan, dan aktivitas fisik sehingga terjadi kesembuhan tinea korporis, terkendalinya tekanan darah, dan tidak bertambahnya berat badan Tn. M. Ditemukannya penyebab terjadinya tinea korporis Tn. M dari kebiasaan pasien yang suka memancing sambil memasukkan kakinya ke empang. Kurangnya pengetahuan dan kebersihan yang buruk menjadikan lesi tinea korporis pasien semakin meluas. Kebiasaan makan pasien yang buruk menyebabkan hipertensi dan obesitas. Setelah dilakukan tatalaksana dengan pendekatan kedokteran keluarga Tn. M sembuh dari penyakit tinea korporis, tekanan darahnya turun dan pola makannya menjadi baik.
Wanita pada Kehamilan 31 Minggu dengan Sindrom HELLP: Laporan Kasus Siregar, Rayhan Al-ghifari Iridansyah; Binui, Evander Antonio; Kurniawati, Bernice Helsa; Evalyn, Elsa; Pramana, Cipta
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/.v7i2.357

Abstract

Sindrom hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet (HELLP) adalah gangguan multisistem yang ditandai dengan hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia. Sindrom ini telah diketahui sebagai komplikasi dan progresivitas dari preeklamsia berat atau eklampsia. Beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi antara lain primigravida, mola hidatidosa, gemelli, diabetes melitus, usia terlalu muda atau terlalu tua, riwayat preeklamsia, penyakit ginjal, riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau kehamilan sebelumnya, dan obesitas. Kami melaporkan seorang wanita berusia 28 tahun, G2P1A0, hamil 31 minggu yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Daerah Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Wongsonegoro dengan kejang dan kehilangan kesadaran. Saat masuk, pasien ini juga mengalami hipertensi, trombositopenia, peningkatan enzim hati, penurunan fungsi ginjal, dan proteinuria. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran klinis dan manajemen mengenai sindrom HELLP dan gangguan ginjal akut pada kehamilan 31 minggu. Kesimpulan pada penelitian ini adalah sindrom HELLP dan gangguan ginjal akut terjadi akibat kurangnya deteksi dan pengobatan secara dini. Sehingga, operasi caesar dilakukan setelah stabilisasi kondisi ibu dan pematangan paru-paru janin. Kondisi bayi setelah dilahirkan ditemukan memiliki berat badan lahir sangat rendah dengan asfiksia berat. Baik ibu dan bayi dipulangkan dengan kondisi yang telah membaik.