Penyakit dengan nama depan “Tinea” adalah infeksi yang disebabkan oleh adanya jamur dermatofita yang dapat terjadi pada berbagai lokasi tubuh. Tinea corporis adalah infeksi kulit jamur superfisial pada tubuh yang disebabkan oleh dermatofita, secara khusus pada lokasi batang tubuh, leher, lengan, dan kaki. Bentuk lainnya dari infeksi tinea berdasarkan lokasinya adalah pada kulit kepala (tinea capitis), wajah (tinea faciei), tangan (tinea manuum), selangkangan (tinea cruris), dan kaki (tinea pedis). Secara umum, terdapat 3 genera yang dapat menyebabkan kondisi dermatofitosis (tinea) ini yaitu genera Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum. Saat ini, terdapat berbagai agen anti-jamur topikal untuk mengatasi dermatofitosis (tinea). Dua kelas utama yang mewakili sebagian besar agen antijamur topikal dan tersedia adalah azoles dan allylamines. Secara keseluruhan, allylamines (naftifine) lebih unggul daripada azoles dalam aktivitas melawan dermatofita, meskipun keduanya efektif secara klinis. Oleh karena itu, pada tinjauan literatur ini, dilakukan analisis efek penggunaan naftifine dalam mengatasi berbagai jenis tinea. Pencarian studi dilakukan pada berbagai database seperti Pubmed, ScienceDirect, Directory of Open Access Journal, dan Cochrane Library. Dari hasil pencarian didapatkan total 212 studi. Adapun studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 3 studi yang dianalisis pada tinjauan literatur ini. Pemberian Naftifine menunjukkan mycological cure rate, efektivitas terapi, gejala klinis, dan tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Tidak ada efek samping yang dilaporkan pada penggunaan naftifine jenis apapun pada keseluruhan studi inklusi. pemberian naftifine adalah terapi dengan efek samping dalam mengatasi berbagai jenis tinea (dermatofitosis).