Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perlindungan Hukum Penyiaran kepada Anak terhadap Konten Pornografi dan Kekerasan menurut P3SPS pada Media Televisi Hira Imandari; Qoniah Nur Wijayani
Harmoni: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial Vol. 2 No. 1 (2024): Maret : Harmoni : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Sosial
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/harmoni-widyakarya.v2i1.2455

Abstract

At this time, one of the electronic mass media that’s still loved by the majority people in the world is television, when other mass media such as radio and newspapers are starting to be abandoned and losing their popularity amidst the crazy impact of globalization and modernization, television is still showing it’s existence, through the variety shows by various national broadcasting institutions. In this case, children and teenagers occupy the top rank as the largest number of television viewers in Indonesia. Children and teenagers are a group of people who have a fairly fast learning ability, they can easily follow and learn what they see, hear and through what they experience, so in this case it can be concluded that television is an electronic audio visuals media make a significant contribution to children's learning and growth. But, what if the majority of television shows are not child-friendly, such as the many scenes of pornography, sexuality, physical and mental violence that are still freely shown, not in accordance with the age rating and standard broadcast hours set by the KPI? This research uses a qualitative research method with an approach using a literature review method, which means this research is guided by research journals and several books that have similar discussions, to find out the role of broadcasting law in protecting children against violent and pornographic content on television.
REPRESENTASI PERAN GENDER DAN KESEHATAN MENTAL PADA IBU DALAM FILM “BABY BLUES” MELALUI KAJIAN SEMIOTIKA Hira Imandari; Farida Nurul Rakhmawati
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1226

Abstract

Penelitian ini mengkaji representasi peran gender dan kesehatan mental pada ibu melalui film berjudul “Baby Blues” dengan menggunakan pendekatan semiotika. Film ini mengangkat isu seputar kesehatan mental, khususnya sindrom baby blues pada ibu yang baru pertama kali memiliki anak, serta adanya ketimpangan gender dalam pembagian peran domestik di lingkungan rumah tangga. Melalui analisis elemen-elemen visual dan naratif, penelitian ini mengindentifikasi bagaimana peran gender tradisional dan egaliter ditampilkan, serta dampaknya terhadap kesehatan mental perempuan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui analisis kualitatif yang berfokus pada simbol dan tanda-tanda dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini merepresentasikan peran tradisional di mana laki-laki berfungsi sebagai pencari nafkah, sementara perempuan terjebak dalam urusan domestik. Di sisi lain, beberapa adegan juga menunjukkan pergeseran peran gender ke arah egaliter yang mencerminkan perubahan dalam pandangan masyarakat. Tekanan sosial yang dialami oleh karakter Dinda, yang harus memenuhi ekspektasi sebagai ibu dan istri yang baik, ternya berdampak negatif pada kesehatan mentalnya. Dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske, penelitian ini mengungkapkan bahwa film “Baby Blues” tidak hanya sebagai media hiburan akan tetapi menjadi sebuah kritik sosial terhadap norma gender yang kaku pada masyarakat kita. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keseimbangan peran dan keluarga dan lebih perhatian terhadap dampak negatif seperti gangguan kesehatan mental pada salah satu pihak karena adanya ketidakadilan peran gender.