Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimizing Banjar Community Fiqh: Bahilah Practice for the Deceased in South Kalimantan Jarajap, Inawati Mohammad Jainie; Anshari, Mukhlis; Naimah, Naimah; Hafidzi, Anwar; Lutfi, Lutfi
Potret Pemikiran Vol 28, No 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v28i1.3179

Abstract

This study examines the optimization of societal fiqh understanding within the Banjar community, focusing on the bahilah practice related to the payment of fidyah for missed prayers and fasting by the deceased in the Pahuluan community, South Kalimantan. The purpose of this research is to analyze how bahilah—a local tradition for fulfilling religious obligations for the deceased—is conducted and to understand its legal implications within the framework of Islamic law. The research employs a qualitative approach, utilizing observation, in-depth interviews, and document analysis. Data was collected from the Pahuluan community to gather primary insights into the practice of bahilah and the challenges faced by heirs in fulfilling fidyah obligations. The findings indicate that the practice of bahilah often involves the use of the concept of hilah (legal stratagem) to ease the burden on the heirs. However, this practice also raises issues, such as the validity of fidyah payments when the recipients do not meet the criteria of being impoverished, and the execution of grants that do not always comply with the essential requirements of Islamic law. The implications of this study highlight the need for increased community understanding of the proper implementation of bahilah in accordance with Islamic legal principles, as well as the necessity for oversight and guidance from religious scholars or authorities to ensure that this tradition aligns with the applicable Sharia regulations.
DINAMIKA NAFKAH ISTRI DALAM CERAI GUGAT (Integrasi antara Fikih dengan Konteks Indonesia) Jarajap, Inawati Mohammad Jainie; Rahmaniah, Amelia; Mulyati, Farihatni
Indonesian Journal of Islamic Jurisprudence, Economic and Legal Theory Vol. 2 No. 2 (2024): Implementation and Dynamics of Islamic Law and Civil Law in Indonesia
Publisher : Sharia Journal and Education Center Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ijijel.v2i2.516

Abstract

ABSTRACT: Support is a wife's right that must be provided by the husband when marriage occurs, even when a divorce occurs, the husband still has several obligations related to support for his wife. However, the reality in Indonesia is that there are dynamics in fulfilling a wife's living in a divorce. That's why this research will describe these dynamics indicates a change in perspective is an integration between fiqh and the Indonesian context that supports strengthening women's rights in Indonesia. This research is a literature study by reviewing a number of fiqh literature and a number of regulations in Indonesia related to the problem under study as well as reviewing existing previous research. The findings in this research show that there has been a dynamic of wives' livelihoods in contested divorces in Indonesia, starting from the absence of clear regulations either in Law Number 1 of 1974 concerning Marriage or the Compilation of Islamic Law to strengthening women's rights which are supported by jurisprudence. as well as the birth of several Supreme Court Circular Letters. Keywords: dynamics, wife's maintenance, divorce lawsuit ABSTRAK: Nafkah merupakan hak istri yang wajib diberikan oleh suami ketika terjadi perkawinan, bahkan ketika terjadi perceraian-pun suami masih mempunyai beberapa kewajiban yang terkait dengan nafkah kepada istrinya. Akan tetapi kenyataan di Indonesia ada dinamika dalam pemenuhan nafkah istri dalam cerai gugat. Karena itulah penelitian ini akan menggambarkan dinamika tersebut yang menunjukkan adanya perubahan cara pandang yang merupakan integrasi antara fikih dengan konteks Indonesia yang mendukung kepada penguatan hak-hak perempuan di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi literatur dengan menelaah sejumlah literatur fikih dan sejumlah peraturan-peraturan di Indonesia yang terkait dengan permasalahan yang diteliti serta menelaah penelitian terdahulu yang sudah ada. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi dinamika nafkah istri dalam cerai gugat di Indonesia yang dimulai dari belum adanya pengaturan yang jelas baik dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan ataupun Kompilasi Hukum Islam sampai kepada penguatan hak-hak perempuan yang didukung dengan yurisprudensi serta lahirnya beberapa Surat Edaran Mahkamah Agung. Kata Kunci: dinamika, nafkah istri, cerai gugat
Menabuh Duff Di Masjid (Studi Komparatif Pandangan Imam Al- Suyuthi Dan Imam Ibnu Hajar Al- Haitami) Agim, Muhammad Ikhwan; Jarajap, Inawati Mohammad Jainie
Indonesian Journal of Islamic Jurisprudence, Economic and Legal Theory Vol. 3 No. 4 (2025)
Publisher : Sharia Journal and Education Center Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ijijel.v3i4.1493

Abstract

Penelitian ini mengkaji persoalan hukum penggunaan duff (rebana) di dalam masjid, sebuah isu yang berada pada persimpangan antara ekspresi seni dan praktik ibadah dalam Islam. Meskipun seni merupakan fitrah manusia dan dapat berfungsi sebagai sarana kebaikan, penggunaannya dalam ruang sakral seperti masjid memunculkan perbedaan pandangan di kalangan ulama. Fokus penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan pandangan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dan Imam Ibnu Hajar al-Haitami mengenai legalitas menabuh duff di masjid. Dengan metode studi literatur komparatif, penelitian menelaah karya-karya klasik kedua ulama dan literatur fikih terkait untuk mengidentifikasi dasar argumentasi, dalil syar‘i, serta batasan-batasan yang mereka tetapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Imam al-Suyuthi mengharamkan penggunaan duff di masjid sebagai bentuk penjagaan kesucian dan ketenangan tempat ibadah, berpijak pada prinsip sadd al-dzarī‘ah (menutup jalan menuju kemudaratan). Sebaliknya, Imam Ibnu Hajar al-Haitami membolehkan penggunaan duff selama tetap menjaga adab, karena melihat adanya maslahat seperti sarana dakwah dan penguat ukhuwah, selaras dengan pendekatan tahqīq al-masālih. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memperluas pemahaman terhadap keragaman pendapat dalam fikih, sekaligus mendorong sikap bijak dan toleran dalam menyikapi perbedaan, sehingga praktik keagamaan dapat dijalankan dengan landasan ilmiah yang kuat dan penuh hikmah.