Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan Keterampilan Dengan Teknik Laminasi Triplek Di SLB Paedagogia Maospati Kabupaten Magetan Setio Hastorahmanto, Stefan Prabani; Widyastuti, Maria; Pandjaitan, Thyophoida Wanty Suriany; Renwarin, Maria Riski Pratiwi; Djala, Regina Gala
LOYALITAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30739/loyalitas.v6i2.2521

Abstract

The opportunity to practice, try and be independent is the right of all human beings. In reality, there are still human beings who find it difficult to get the opportunity to practice and develop themselves with the new skills that exist. Opportunities to get training are sometimes not considered for people with disabilities. Physical, mental and intellectual limitations become a barrier to be equal with non-disabled people. Activity limitations are not an excuse not to study and practice. Human ability has a tendency to understand a skill that is given the right method and the right practical understanding. Easy understanding, innovation in implementation methods is a solution for people with disabilities. Ability does not appear suddenly but requires assistance. The implementation of training activities for people with disabilities carried out by the community service team at SLB Paedagogia Maospati – Kabupaten Magetan provided a positive stimulus. The formation of an understanding of how easy it is to make a bench that has aesthetic, functional and economic value. Through the technique of lamination of plywood on curved moldings, the students understand one of the carpentry techniques. With a pedagogic approach, the application of the lamination technique by simplifying the production stage makes it easy for students with disabilities. Inherent assistance that is carried out for students with disabilities is a means of transferring knowledge.
PELATIHAN PEMBUATAN KOMPONEN KURSI DENGAN MATERIAL BAMBU DI SLB PAEDAGOGIA MAOSPATI - MAGETAN Widyastuti, Maria; Setio, Stefanus Prabani; Budiarti, Monica Nia; Renwarin, Maria Riski Pratiwi
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v5i2.5105

Abstract

Difabel merupakan individu yang berbeda, mereka memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang dimikiki difabel bisa berupa fisik atau mental, dan bisa juga keduanya. Keterbatasan tersebut bukan berarti difabel tidak mampu melakukan aktivitas, namun keterbatasan tersebut membutuhkan pendampingan oleh non-difabel agar mampu beraktivitas. Kemampuan tersebut seolah tersembunyi dan akan muncul pada saat dilakukan pendampingan untuk aktivitas tertentu. Dengan pendampingan, maka difabel akan diberdayakan untuk melakukan aktivitas tertentu. Hal ini disadari oleh Tim dosen dari Universitas Katolik Darma Cendika yang telah melakukan pengembangan IPTEK untuk dilakukan oleh difabel. Pengembangan IPTEK tersebut merupakan penyederhanaan proses produksi dan kolaborasi dengan non-difabel. Tujuan dari pengembangan IPTEK tersebut agar difabel mampu melakukan aktifitas bersama non-difabel untuk memproduksi komponen kursi dari material bambu. Bambu merupakan tanaman yang mudah dijumpai dimana-mana serta memiliki banyak manfaat. Pemberdayaan dilaksanakan melalui metode pelatihan dengan pendekatan pendampingan, pelatihan dan praktek secara langsung. Pendampingan dilakukan oleh Tim dosen, Guru dan Mahasiswa. Pelatihan dilakukan dengan memperagakan cara kerja selanjutnya praktek langsung diikuti oleh difabel. Pendamping akan membantu dan memperbaiki kesalahan yang dikerjakan oleh difabel. Dengan demikian difabel akan tahu kesalahan dan melakukan yang benar. Metode ini dilakukan untuk semua tahapan proses produksi yang akan dikerjakan. Kolaborasi yang terjadi antara difabel dengan non-difabel memiliki peran yang berbeda. Porsi kerja non-difabel lebih banyak dibandingkan difabel. Pekerjaan dengan mesin yang beresiko tidak dikerjakan oleh difabel, hal ini untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja. Kesimpulan dari pelatihan ini, difabel ternyata mampu mengikuti pelatihan dan merasa percaya diri karena bermanfaat bagi orang lain. Pelatihan ini telah menghasilkan kursi tunggu tanpa sandaran. Senyum bangga difabel melihat karya mereka telah selesai dan dapat digunakan.