Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin

PRINSIP TASAWUF TERHADAP NILAI DASAR PANCASILA SILA KE-SATU DAN KE-EMPAT DALAM TAFSIR AL-AZHAR Jaya, Mandra; Alkaf, Idrus; Rahman, Pathur
TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin Vol. 23 No. 1 (2024): Kajian Ilmu Ushuluddin dan Studi Agama
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/tjd.v23i1.462

Abstract

Penelitian ini mengulas prinsip tasawuf terhadap nilai dasar pancasila dalam Tafsir al-Azhar. Islam mengajarkan sebuah ajaran kerohanian yang disebut dengan tasawuf. Tasawuf menekankan pentingnya manusia untuk mengenal Tuhannya, yang pada implikasinya akan bisa mengendalikan tingkah lakunya. Ajaran tasawuf lebih menekankan pada pendidikan hati, pengamalan dan penghayatan terhadap agama yang dalam hubungan sosial akan mengakibatkan terkendalinya tingkah laku maupun perbuatannya karena senantiasa merasa melihat ataupun dilihat oleh Tuhannya. Setidaknya ada dua makna yang disebut dengan Tasawuf Pancasila. Di samping itu, ajaran tasawuf relevan dan realistis/kontekstual dalam kehidupan masyarakat yang dinamis dan semangat berbangsan dan bernegara yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan tradisi/ada kesufian, masyarakat dapat melestarikan dan mengembangkan/meningkatkan nilai-nilai dan materi tasawuf agar kemudian ditanamkan ke dalam jiwa masyarakat bangsa Indonesia terutama anak-anak didik untuk membentuk dan mengembang karakter pancasila. Riset ini menggunakan metode (library research). Dalam kitab Tafsir al-Azhar QS. Al-Ikḥlaṣ ayat 1 dan al-Baqarah:163 yang memuat nilai keesaan Tuhan. QS. Al-Baqarah 269 Buya Hamka menafsirkan bahwa ayat ini mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Menurut Buya Hamka inti pokok dari Pancasila terletak pada sila Ketuhaan Yang Maha Esa. Buya Hamka menegaskan bahwa dengan berpegang pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka dengan sendirinya tumbuh mahabbah (cinta) dan mengamalkan sila yang empat lainnya