Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE CONCEPT OF LONG-LIFE EDUCATION IN THE STORY OF MUSA (STUDY OF TAFSIR TARBAWI ON SURAH AL-KAHFI 60-82) Mufid, Muchamad; Iqbal Chailani, Muchammad
Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 25 No. 1 (2024): Jurnal Asy-Syukriyyah
Publisher : STAI Asy-Syukriyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36769/asy.v25i1.454

Abstract

This research focused on the concept of long-life education in the story of Musa and Khidir surah al-Kahf: 60-82. It is a new effort to explore the values of Islamic education in this story, where previous studies still focused on character education. This research was library research with a descriptive analysis method by looking for sources from tafsir books, journals, and prior research on the story of Musa in Surah al-Kahfi: 60-82. The research results were as follows: First, tawadhu was the main principle in the concept of long-life education because each person had a specialty in mastering knowledge. Second, everyone had to motivate themselves to continuously learn, like Musa, who was enthusiastic about meeting Khidir to gain an understanding he did not yet know. Third, in seeking knowledge, a person had to always adhere to ethics towards his teacher, even at a higher level, such as Musa's ethics towards Khidr. Besides that, someone who seeked knowledge should not easily give up on the learning process even if they experience difficulties.
Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran PAI Iqbal Chailani, Muchammad; Fahrub, Abdul Wahab; Fitri Rohmatilah, Luk Luki; Kurniawan, Agus
JURNAL PENDIDIKAN Vol 33 No 2 (2024): July
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jp.v33i2.5287

Abstract

Pendidikan dan pengajaran adalah upaya sadar yang bertujuan untuk mengubah perilaku siswa menuju kedewasaan. Proses ini mencakup pengajaran yang membimbing siswa dalam pengembangan diri sesuai dengan tugas perkembangan mereka, yang meliputi kebutuhan individu, sosial, dan spiritual. Dalam konteks Islam, pendidikan memiliki orientasi humanistik yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan. Namun, praktik pembelajaran saat ini di sekolah sering kali tidak memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis. Siswa sering diperlakukan sebagai objek yang hanya perlu diisi dengan pengetahuan tanpa kesempatan untuk eksplorasi dan kreativitas. Kritik terhadap metode ini menyoroti perlunya pendekatan pendidikan yang lebih efektif yang tidak memandang siswa sebagai wadah kosong, tetapi sebagai individu yang memerlukan dukungan dalam proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Pendekatan ini bertujuan untuk memanusiakan siswa dan memungkinkan mereka mengembangkan potensi diri mereka secara penuh. Teori humanistik, seperti yang diajukan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers, menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia sebelum mencapai aktualisasi diri. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia dalam hierarki, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Dalam konteks pembelajaran, pemenuhan kebutuhan ini penting agar siswa dapat belajar dengan optimal. Rogers menambahkan bahwa pembelajaran yang efektif harus melibatkan pengalaman pribadi siswa dan memberikan kebebasan untuk belajar tanpa tekanan atau paksaan. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung siswa dalam proses belajar yang bermakna. Implementasi teori humanistik dalam PAI bertujuan untuk memanusiakan manusia melalui pendidikan yang demokratis dan partisipatif sehingga siswa mampu mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, sejalan dengan tujuan utama dari teori belajar humanistik. Kata-kata Kunci: pendidikan, humanistik, berpikir kritis.