Azis, Uyuni
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Obat Antipsikotik Atipikal terhadap Peningkatan Berat Badan dan Kadar Glukosa Darah Puasa Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan Ardiansyah, Handi; Azis, Uyuni; Susanto, Ham Fransiskus; Limoa, Erlyn; Wijaya, Fanny
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14025

Abstract

Skizofrenia ditemukan pada 24 juta orang atau 1 dari 300 orang di seluruh dunia. Antipsikotik merupakan lini pertama untuk terapi skizofrenia, antipsikotik generasi kedua (atipikal) saat ini sering digunakan karena efek samping ekstrapiramidalnya minimal, namun dapat menyebabkan gangguan metabolik. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan obat antipsikotik atipikal terhadap peningkatan kadar glukosa darah puasa pasien skizofrenia. Penelitian ini dilaksanakan di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan selama bulan September sampai Desember 2023. Penelitian ini menggunakan metode Cohort Prospektif. Subjek penelitian sebanyak 30 pasien rawat inap yang terdiagnosis Skizofrenia berdasaarkan PPDGJ-III yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek dilakukan pemeriksaan berat badan dan glukosa darah puasa pada minggu pertama penggunaan dan setelah dua minggu penggunaan obat antipsikotik. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah penggunaan obat antipsikotik atipikal ditemukan peningkatan median data berat badan setelah 2 minggu penggunaan antipsikotik atipikal sebesar 0,1 kg dengan Wilcoxon Hitung sebesar 2.027 > Wilcoxon Tabel 1.64 (sig. 0.001) dan peningkatan rata-rata kadar gula darah puasa setelah 2 minggu penggunaan sebesar 9,6 mg/dL dengan T-Hitung sebesar 3.834 > T-tabel 1.699 (sig. 0.027).Sehingga Ditemukan peningkatan berat badan dan kadar gula darah puasa pada pasien skizofrenia yang menggunakan antipsiotik atipik setelah dua minggu penggunaan
Narrative Review: Karakteristik dan Prevelensi Baby Blues Syndrome Sasmita, Irsanti; Santy, Irma; Abdullah, Farid; Fujiko, Masita; Azis, Uyuni
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14038

Abstract

Selama masa kehamilan, baik ibu maupun janin yang sedang berkembang dapat menghadapi berbagai risiko gangguan kesehatan. Depresi selama kehamilan dapat disebabkan beberapa faktor yaitu kerentanan individu terhadap stres, pengalaman peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehamilan, dan riwayat depresi yang sebelumnya. Stress pasca melahirkan cenderung dialami oleh sebagian besar ibu yang baru pertama kali melahirkan. Keadaan psikologis yang berupa stress pada ibu melahirkan ini disebut dengan istilah baby blues syndrome atau postpartum blues atau yang sering disebut baby blues merupakan periode emosional stress yang terjadi pada 80% ibu setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan prevalensi baby blues syndrome. Penelitian yang dilakukan adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Berdasarkan hasil pencarian didapatkan sebanyak 20 artikel yang relevan untuk digunakan dalam Narrative Review ini, 20 jurnal yang menyatakan bahwa karakteristik baby blues syndrome yaitu usia, pendidikan, komplikasi persalinan, status ekonomi dan dukungan keluarga pada pasien. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik baby blues syndrome berdasarkan usia terbanyak ditemukan pada usia 20-35 tahun sebanyak 80%, berdasarkan Pendidikan terbanyak ditemukan pada Pendidikan SMA sebanyak 50%, berdasarkan komplikasi persalinan ditemukan pada tidak memiliki komplikasi persalinan sebanyak 60%, berdasarkan status ekonomi terbanyak ditemukan pada status ekonomi baik sebanyak 60%, berdasarkan dukungan keluarga ditemukan pada terdapat dukungan keluarga sebanyak 65%, dan prevelensi terjadinya baby blues syndrome adalah sebanyak 50%
GAMBARAN TINGKAT STRES MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Pratama, Muh. Khairul; Wiriansya, Edward Pandu; Azis, Uyuni; Syamsuddin, Saidah; Dahlia, Dahlia
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.26088

Abstract

Stres dapat mempengaruhi kinerja dari mahasiswa kedokteran, karena dapat menurunkan konsentrasi, perhatian, menghambat proses pengambilan keputusan, dan mengurangi kemampuan mahasiswa dalam membangun hubungan baik dengan pasien, sehingga menyebabkan ketidakpuasan pasien terhadap praktik klinis di masa depan. Tujuan penelitian ini  mengetahui gambaran tingkat stres Mahasiswa Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Cara pengambilan yang digunakan adalah stratified random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2023 di Rumah Sakit Ibnu Sina. Hasil: penelitian ini didapatkan 128 responden yang merupakan Mahasiswa Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Mayoritas penghasilan orang tua mahasiswa Rp5.000.000 hingga Rp.10.000.000, dan mahasiswa tidak tinggal bersama orang tua. Secara umum didapatkan pada 34 (26,56%) responden mengalami stres. Pada tingkat 1, didapatkan 12 (20,68%) responden sedangkan pada tingkat 2 didapatkan 22 (31,42%) responden mengalami stres baik itu stres ringan, sedang, dan berat. Tingkat stres mahasiswa didapatkan tertinggi saat menjalani bagian bedah 60% responden dan terendah saat di bagian jiwa yaitu 0% responden. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa Tingkat stres Mahasiswa Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia didapatkan sebanyak 26,52%, dimana pada tingkat 1 dan 2 terbanyak mengalami stres ringan, dengan masing masing persentase 20,58% dan 17,14%,  tingkat stres tertinggi pada bagian bedah, dan  terendah di bagian Jiwa.