Penelitian ini mengkaji perbandingan kinerja dua alat penerjemah mesin, DeepL dan Google Translate, dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi akurasi, pemahaman kontekstual, dan pengalaman pengguna dari kedua aplikasi berdasarkan tinjauan pustaka. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan penelitian pustaka, mengumpulkan data dari berbagai sumber akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Google Translate unggul dalam kecepatan penerjemahan dan mendukung lebih banyak bahasa, sementara DeepL menunjukkan pemahaman kontekstual yang lebih baik dan menghasilkan terjemahan yang lebih alami. DeepL mencapai skor akurasi rata-rata 2,8, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan skor Google Translate yang 2,6, yang menonjolkan kekuatannya dalam menangkap nuansa linguistik, terutama dalam teks-teks yang kompleks. Namun, Google Translate tetap menjadi pilihan yang praktis karena aksesibilitasnya, fitur terjemahan waktu nyata, dan integrasinya dengan layanan Google lainnya. Salah satu keterbatasan Google Translate adalah kesulitan dalam memahami ekspresi idiomatik, sementara DeepL terbatas pada jumlah bahasa yang didukung. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan alat penerjemah harus didasarkan pada kebutuhan pengguna apakah lebih mengutamakan kecepatan dan ketersediaan bahasa atau akurasi dan pemahaman kontekstual.