بناء على الإحساس بأهمية الإنتاج في الاقتصاد، اندفع الباحث على كتابة مفهوم الإنتاج وأهمّيته وأهدافه وكذلك عن مفهومه عند ابن خلدون وكارل ماركس وهل يوجد وجه الاتفاق والاختلاف بينهما. ومن أهداف هذا البحث، الكشف عن مفهوم الإنتاج عند ابن خلدون وكارل ماركس من حيث مفهومه وعناصره ومبادئه والكشف على وجه الاتفاق والاختلاف بينهما في هذه المسألة.نوع هذا البحث هو دراسة مكتبية، واستعمل الباحث في منهج دراسته بالدراسة التاريخية الاجتماعية. فالمنهج العملية التي استخدمه الباحث في جمع البيانات بمنهج المشاهدة والمنهج الوثائقي التي تستفاد منهما معرفة سيرة حياة ابن خلدون وكارل ماركس ونشاطته العلمية وخلفية تفكيره وكذلك آراءهما في الأمور المتعلقة بالبحث. ولتحليل البيانات المجموعة، اتخذ الباحث بالطريقة الاستقرائية (Inductive Method) والطريقة القياسية (Deductive Method) ثم تحليلها بمنهج التحليلي الوصفي المقارن (Analytic Descriptive Comparative Method). واستنتج الباحث آراءهما في مفهوم الإنتاج أنهما اتفقا في بعض عناصر الإنتاج في عنصر الفلاحة والزراعة التي هي تتعلق بالأرض. والأرض كذلك من المواد الخام اللازمة للإنتاج. وفي الصناعة والتجارة التي تتضمن على الآلة الإنتاجية والمصانع والسلع الوسيطة وهذه الآلات التى تلزم المنتجين لتأدية عملهم وتحقيق إنتاجهم وهذه تتعلق برأس المال. واتفقا كذلك في بعض مبادئ الإنتاج، وهو في تحقيق التكامل الاقتصادي بين أعضاء الأمة وتحقيق التوازن الاقتصادي داخل الدولة الواحدة. واختلفا في مفهوم الإنتاج، رأى ابن خلدون أن الإنتاج هو كل حصيلة الدولة من الزراعة التي تحصل الفائض الذي يوظف في المنشآت الحضارية ومن الجافة التي تخضع لأطوار المناخ من خصب بعض السنين والخراج فكلها تكون موارد الدولة لعمرانها. ورأى كارل ماركس أن الإنتاج كل ما بدأت الزراعة ووجدت أساليب بين الناس علاقات مساواة وتعاون، وعدد، وفائض فى الثراء. وكذلك رأى ابن خلدون أن عناصر الإنتاج (العمل والفلاحة أو الزراعة والصناعة والتجارة) وجب أن يكون في عملية إنتاجه بالتقوى، وكان كارل مارك لم ير هذا. Mengingat akan pentingnya produksi dalam perekonomian, hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas tentang pengertian produksi dan seberapa besar pentingnya produksi, serta tujuan-tujuan produksi dan juga tentang konsep produksi menurut Ibnu Khaldun dan Karl Marx, serta akan membahas apakah ada persamaan dan perbedaan antara keduanya. Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui pendapat Ibnu Khaldun dan Karl Marx tentang pengertian produksi dan faktor-faktornya dan prinsip-prinsipnya serta membahas di mana letak persamaan dan perbedaan antara pandangan mereka terhadap masalah ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian Literatur dengan menggunakan metodologi pendekatan Historis Sosiologis. Pengumpulan data dilakukan dengan metode Observasi dan Dokumenter untuk mengetahui sejarah hidup Ibnu Khaldun dan Karl Marx dan aktivitas keilmuanya serta mengenai pendapat-pendapat mereka tentang pembahasan ini. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dengan cara berfikir Induktif dan Deduktif yang kemudian dianalisa dengan teknik Komparatif Deskriptif dalam mengambil kesimpulan akhir. Hasil penelitian menunjukan bahwa mereka berdua sependapat tentang beberapa faktor-faktor produksi, yaitu faktor pertanian yang berhubungan dengan faktor tanah karena tanah juga merupakan bahan baku yang sangat penting dalam produksi. Faktor industri dan perdagangan yang didalamnya membutuhkan alat-alat produksi dan barang-barang produksi lainya. Alat-alat inilah yg wajib dimiliki oleh produsen-produsen dalam menjalankan kegiatan produksinya. Faktor ini berhubungan sekali dengan faktor modal. Dan mereka juga sependapat pada prinsip-prinsip produksi, yaitu tentang adanya realisasi penggabungan kebutuhan ekonomi ummat dan keseimbangan ekonomi di satu kesatuan daulah atau Negara. Mereka berdua berbeda pendapat tentang pengertian produksi. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa produksi adalah semua penghasilan Negara dari pertanian yang menghasilkan keuntungan atau kelebihan yang digunakan untuk kemajuan peradaban masyarakat atau negara, dan dari selain pertanian yang tergantung pada cuaca pada tahun-tahun tertentu, dan dari pajak yang kesemuanya itu merupakan sumber daya Negara untuk kemakmurannya. Sedangkan Karl Marx berpendapat bahwa produksi adalah semua yang dilakukan manusia dari pertanian dimana pertanian itu muncullah sebuah persamaan kebutuhan dan pertolongan dan penghasilan atau kekayaan. Dan berbeda pendapat pula pada prinsip produksi, yaitu pada prinsip pekerjaan, pertanian, industri dan perdagangan, dimana Ibnu khaldun memberikan asas taqwa pada prinsip tersebut, sedangan Karl Mark tidak.