Joswanto, Andreas
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Implementasi Galatia 3:28-29 Terhadap Teologi Hitam James H. Cone dalam Menghapus Isu Rasial Firmansah, Endik; Joswanto, Andreas; Simon, Simon
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 2 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i2.38

Abstract

Whatever the reason, racialism must be abolished in Christianity because it is not in accordance with the teachings of God's Word. Christians who are still racist must repent by accepting the Lord Jesus as their personal Savior and free themselves from racist attitudes. The racial phenomenon that exists in Christianity is a challenge that must be faced and resolved by the church. This is very possible because within Christianity there are still people who see each other through a certain skin color, hair shape, ethnicity and even gender. In discussing the implementation of Galatians 3:28-29 on James H. Cone's Black Theology in eliminating racial issues, the author will describe the contents of Gal. 3:28-29 as a supporting verse to remove racial issues that exist in Christianity. Where from the racial issues that developed, James H. Cone's Black Theology was chosen to be the object of research for comparison with the verses discussed, because Cone is a Black figure who pioneered Black Theology which is quite popular and has contributed theology that can be a reference or reference that seems would justify racial issues within Christianity. So it is hoped that with this discussion the author can add thoughts to free Christians from racist attitudes.ABSTRAKApapun alasannya, rasieme harus dihapuskan dalam kekristenan karena tidak sesuai dengan ajaran Firman Tuhan. Orang Kristen yang masih bersikap rasis harus bertobat dengan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya dan membebaskan dirinya dari sikap yang rasis. Fenomena rasial yang ada di dalam kekristenan adalah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh gereja. Hal ini sangat mungkin karena di dalam Kristen sendiri masih ada orang yang melihat sesamanya melalui warna kulit tertentu, bentuk rambut, suku dan bahkan jenis kelamin. Dalam pembahasan mengenai implementasi Galatia 3:28-29 terhadap Teologi Hitam James H. Cone dalam menghapus isu rasial, penulis akan memaparkan isi dari Gal. 3:28-29 sebagai ayat pendunkung untuk menghapus isu rasial yang ada di dalam Kristen. Dimana dari isu rasial yang berkembang, Teologi Hitam James H. Cone dipilih menjadi obyek yang diteliti untuk dikomparasikan dengan ayat yang dibahas, karena Cone adalah tokoh Hitam pencentus Teologi Hitam yang cukup popular dan telah memberikan sumbangsih teologi yang dapat menjadi rujukan atau referensi yang seakan-akan membenarkan isu rasial di dalam Kristen. Sehingga diharapkan dengan pembahasan ini penulis dapat menambahkan sumbangsih pemikiran untuk membebaskan umat Kristen dari sikap yang rasis. Kata Kunci: Galatia 3, Teologi Hitam, James H. Cone, Rasial 
Memprioritaskan Nilai-Nilai Agama: Membangun Etika Politik dalam Aktualisasi Kebijakan Publik Arifianto, Yonatan Alex; Joswanto, Andreas; Simon, Simon
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i2.144

Abstract

Politik bila digunakan untuk kemanusiaan sangat mulia, namun karena praktik yang saling menguntungkan antara oknum dengan berbagai masyarakat terkait kebijakan politik yang difokuskan pada agenda pribadi dan bukan kepada publik. Menjadi tidak mulia lagi karena agenda pribadi cenderung memperkaya diri. Tujuan dari penelitian ini supaya dapat memberikan paradigma bagi kekristenan untuk menekankan nilai agama dalam membangun etika politik supaya melahirkan kebijakan yang pro dengan masyarakat luas dan kemanusiaan. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa penekanan terhadap membangun etika politik dalam aktualisasi kebijakan publik adalah, yang pertama perlunya penekanan akan kajian teoritik dan hakikat etika politik yang dapat memberikan pencerahan bagi politisi dan kekristenan dewasa ini. Selanjutnya aksentuasi nilai-nilai agama dalam etis teologis Kristen harus membawa pada perubahan terhadap segala kebijakan. Dan juga berperan pada menghargai akan nilai-nilai seperti kasih, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Yang terakhir perrlunya aktualisasi gereja dan kekristenan masa kini dalam membangun etika politik dan kebijakan publik. Yang mana nilai-nilai agama memberikan landasan etis yang kuat dalam merancang kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Meskipun tantangan dan perbedaan pendapat selalu ada, aksentuasi nilai-nilai agama dapat membantu memperkaya agenda-agenda politisi Kristen supaya dapat menncapai tujuan yang lebih baik dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berdaya.  ABSTRACTPolitics when used for humanity is very noble, but due to mutually beneficial practices between individuals and various communities related to political policies that are focused on personal agendas and not to the public. It is no longer noble because personal agendas tend to enrich themselves. The purpose of this research is to provide a paradigm for Christianity to emphasise religious values in building political ethics in order to give birth to policies that are pro to the wider community and humanity. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that the emphasis on building political ethics in the actualisation of public policy is, first, the need for emphasis on theoretical studies and the nature of political ethics that can provide enlightenment for politicians and Christianity today. Furthermore, the accentuation of religious values in Christian theological ethics must lead to changes in all policies. It also contributes to the appreciation of values such as love, justice, and care for others. Finally, the need for actualisation of the church and Christianity today in building political ethics and public policy. Where religious values provide a strong ethical foundation in designing policies that aim to improve the quality of life of society as a whole. While challenges and disagreements are always present, the accentuation of religious values can help to enrich the ethics of public policy. Keywords : Prioritising religious values; Political ethics; Actualisation; Public policy
Strategi Misi sebagai Langkah Efektif dalam Penjangkaun Petobat Baru Parhusip, Sarman; Joswanto, Andreas
Jurnal Ap-Kain Vol 1, No 1 (2023): Jurnal Ap-Kain Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/jak.v1i1.62

Abstract

This article entitled Mission Strategy as an Effective Step in Reaching New Converts.  Winning the souls for Christ was the purpose of the mission performed by missionaries to fulfill the Great Commission. In this paper, it was explained how the Mission Strategy carried out became more effective in reaching new converts.   By implementing the mission strategy, the obstacles in carrying out the mission could be overcome so the mission goal became effective.   A qualitative method with a literature approach was used in this article.  The finding of this article was that the execution of the mission was initiated by God if it was traced from the history in the Old Testament. God the Father instituted enmity between the descendants of the serpent and the descendants of the woman, the descendants of the woman would crush the serpents’ head, and the descendants of the serpent would crush his heels.  The statement of God is implemented through the existence of Jesus Christ by saving the whole world so that whoever believes in Him will not perish but has eternal life.AbstrakArtikel ini mengangkat judul Strategi Misi Sebagai Langkah Efektif Dalam Penjangkaun Petobat Baru. Memenangkan jiwa bagi kristus adalah merupakan tujuan dari misi yang dilakukan oleh para misionaris dalam memenuhi amanat Agung. Di dalam tulisan ini dipaparkan bagaimana Strategi Misi yang dijalankan  menjadi lebih Efektif dalam menjangkau petobat baru? Kemudian dengan menerapkan strategi misi, apa yang menjadi hambatan-hambatan dalam menjalankan misi dapat diatasi, sehingga sasaran bermisi menjadi efektif. Metode kualitiatif dengan pendekatan studi literatur artikel ini disusun. Temuan pemaparana artikel ini bermuara pada bahwa pelaksanaan misi digagas oleh Allah jika menelusuri kehistorisasnnya dalam Perjanjian Lama. Allah bapa mengadakan permusuhan antara keturunan si ular dan keturunan perempuan, keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala si ular, dan keturunan si ular akan meremukkan tumitnya. Ungkapan Allah itu diimplementasikan melalui keberadaan Yesus Kristus dengan menyelamatkan seisi dunia agar siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh kehidupan yang kekal.
Studi Deskriptif Tentang Karakter Daud dan Implementasinya bagi Remaja Masa Kini Dumilah, Hildegardis Dyna Retno; Joswanto, Andreas
Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristiani - November 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvary - Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.813 KB) | DOI: 10.59376/philo.v1i1.4

Abstract

Adolescence is a transition period from childhood to adulthood. Many problems in the modern world today had become a challenge for teenagers.  The rapid development of technology, the influence of social media and the shifting of values in society often made the teenagers confused to determine their attitudes.  The influence of social media, materialistic lifestyles, bullying, free sex, misuse of drugs and romance had often become their problems.  The author aimed to convey David's character as one of the examples from the Bible to help today's youth become resilient Christian teenagers.  This writing used a descriptive-qualitative method, using literature study from the Bible, journals, and books as references.  The character of David who always relied on God, prayed and praised God, brave, humble, and rational thinking could set an example of how the youth today should face the problems.  By studying David's character, Christian youth are expected to have strong principles and always grow in faith to respond to life and problems well.  AbstrakMasa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Banyak masalah dijaman modern seperti sekarang yang menjadi tantangan bagi remaja. Cepatnya arus teknologi, pengaruh media sosial, pergeseran nilai dimasyarakat membuat remaja sering bingung menentukan sikap. Pengaruh media sosial, gaya hidup materialistis, bullying, seks bebas, pemakaian narkoba, maupun masalah asmara sering menjadi masalah mereka. Penulis bertujuan menyampaikan karakter Daud sebagai salah satu teladan dari Alkitab yang dapat membantu remaja masa kini menjadi remaja Kristen yang tangguh. Penulisan ini menggunakan metode deskripsi-kualitatif, dengan memakai studi literatur dari  Alkitab, jurnal, dan buku sebagai referensi. Karakter Daud yang senantiasa mengandalkan Tuhan, suka berdoa dan memuji Allah, pemberani, rendah hati, dan berpikir rasional dapat memberikan contoh bagaimana remaja masa kini menghadapi permasalahan. Dengan mempelajari karakter Daud, remaja Kristen diharapkan mempunyai prinsip yang kuat serta senantiasa bertumbuh dalam iman untuk menyikapi hidup dan permasalahan dengan baik. Kata kunci : remaja masa kini, masalah remaja, karakter Daud
Peran Orang Tua dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter Kristus pada Era Digital Ekoprodjo, Hermansjah Thi; Joswanto, Andreas; Simon
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.13

Abstract

Abstract: The purpose of writing a journal is to find out how the role of parents in inculcating the value of Christ in the digital era. The main task of parents in inculcating the value of Christ's character is to help children to understand the character of the Lord Jesus through the truth of His words. So that they become like Christ. It is important for parents to understand their role in educating children to have the character of Christ, so that children will become a picture of who they are. As parents, we must be able to provide teaching about the cultivation of Christ's character values ​​in the digital era. Thus, the values ​​of Christ's character taught by parents will have a positive influence on children who receive teachings about these values, Christ, even they will have them. Christ-centered truth values, this will affect the change in children's character, so that growth, intellectual and spiritual become balanced even this does not make self-satisfaction but can be used to serve others in this digital era.Abstrak: Tujuan penulisan jurnal ini untuk mendiskusikan bagaimana peran orang tua dalam penanaman nilai karakter Kristus pada era digital. Tugas utama orang tua terhadap penanaman nilai karakter Kristus adalah menolong anak agar dapat memahami karakter Tuhan Yesus Kristus melalui kebenaran firman-Nya, agar mereka menjadi serupa dengan Kristus. Orang tua perlu memahami peran mereka dalam mendidik anak agar memiliki karakter Kristus, dengan demikian anak akan menjadi gambaran Kristus dimanapun mereka berada. Sebagai orang tua harus mampu dalam memberikan pengajaran tentang penanaman nilai-nilai karakter Kristus di era digital. Dengan demikian nilai karakter Kristus yang diajarkan oleh orang tua akan membawa pengaruh positif bagi anak yang mendapatkan pengajaran tentang nilai-nilai Kristus tersebut, bahkan mereka akan memiliki nilai-nilai kebenaran yang berpusat kepada Kristus. Sehingga berpengaruh bagi perubahan karakter anak, pertumbuhan, intelektual dan spiritual menjadi seimbang bahkan hal ini tidak menjadikan puas diri tetapi bisa dipakai untuk melayani orang lain pada era digital ini.