Pendahuluan: Pendidikan yang tidak mengoptimalkan pembentukan karakter anak akan mempengaruhi kepribadian anak yang tidak kuat, sehingga anak akan dengan mudah terpengaruh pada hal-hal negatif, seperti timbulnya tindakan bullying yang terjadi antar siswa pada satuan lembaga pendidikan. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah merilis catatan Akhir Tahun (Catahu) Pendidikan 2023 angka kasus bullying di Indonesia meningkat mencapai 30 kasus. Dalam hal ini diperlukan adanya upaya preventif yang harus dilakukan, salah satunya dengan pemberian pendidikan karakter yang berbasis pendidikan kesehatan dengan tujuan dapat mencegah terjadinya kejadian bullying. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional dengan desain penelitian pra-post tes eksperimental. Teknik pengambilan sampel adalah Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan Asymp (2-tailed) bernilai < 0,001. Karena 0,001 lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan bullying pada peserta didik sangat mempengaruhi kesehatan mental. Terbukti pada peserta didik yang tingkat pengetahuannya rendah sebelum dilakukan penyuluhan hampir setengah memiliki kategori status kesehatan mental terganggu. Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan dibuktikan dengan seluruh peserta didik memiliki pengetahuan dalam kategori baik dengan status kesehatan mental baik. Artinya pada penelitian ini terdapat pengaruh pemberian pendidikan karakter anti bullying terhadap kesehatan mental peserta didik di SMP Khoiriyah Sumobito.