Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANCANGAN FASILITAS BERMAIN DAN BELAJAR BAGI ANAK PASCA BENCANA DI DESA CIHERANG, CIANJUR Cynthia, Cynthia; Monica, Felya; Gratiano, Giuseppe; Solikhah, Nafiah
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v7i2.26371

Abstract

Indonesia is an earthquake-prone area because it is located in the Pacific Ring of Fire area. One of the areas affected by the earthquake on 21st November, 2022 was Ciherang Village, Cianjur Regency, West Java where children were also affected by the disaster. PAUD facilities that were originally used for learning for children were damaged, forcing children to study in emergency facilities in the form of tents. The earthquake also resulted in psychological trauma for children. One form of post-disaster trauma recovery for children is to carry out dynamic recovery. This can be done by doing normal activities such as playing and studying. Based on these problems, an exploration was carried out to design play and learning facilities for children after the earthquake disaster in Ciherang Village, Cianjur. The proposed design is a prototype where this facility can be built and implemented on other sites with similar needs and conditions. The design aims to be used as an interactive reading area for children and is expected to present an interesting and fun atmosphere for playing, learning and reading. In addition, the design also adopts the concept of locality by utilizing local materials, namely bamboo and polycarbonate and designing a sloping roof as a response to the tropical climate and high rainfall so that rainwater can be collected using a drum which can then be reused as a clean water reserve. Keywords: post-earthquake trauma recovery; educational facilities; exploratory; prototype of playing and learning facilities; dynamic recovery activities and facilities Abstrak Indonesia menjadi daerah rawan gempa bumi karena terletak di area Cincin Api Pasifik. Salah satu wilayah terdampak gempa bumi pada 21 November 2022 adalah Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat di mana anak-anak turut menjadi korban terdampak dari bencana tersebut. Fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang semula dimanfaatkan untuk belajar bagi anak-anak mengalami kerusakan sehingga memaksa anak-anak untuk belajar di dalam fasilitas darurat berupa tenda. Gempa bumi juga mengakibatkan trauma psikologis bagi anak-anak. Salah satu bentuk pemulihan trauma pasca bencana bagi anak-anak adalah dengan melakukan pemulihan secara dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas seperti biasa seperti bermain dan belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan eksplorasi perancangan fasilitas bermain dan belajar bagi anak-anak pasca bencana gempa bumi di Desa Ciherang, Cianjur. Desain yang diajukan merupakan bentuk prototype dimana fasilitas ini mampu untuk dibangun dan diimplementasikan pada tapak lain dengan kebutuhan dan kondisi yang serupa. Desain bertujuan untuk dapat dimanfaatkan sebagai area membaca interaktif bagi anak-anak serta diharapkan dapat menghadirkan suasana bermain, belajar, dan membaca yang menarik serta menyenangkan. Selain itu desain juga mengadopsi konsep lokalitas dengan memanfaatkan material lokal yaitu bambu serta polikarbonat dan perancangan bentuk atap miring sebagai respon terhadap iklim tropis dan curah hujan yang tinggi sehingga air hujan dapat ditampung menggunakan drum yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali sebagai cadangan air bersih.
TRANSFORMASI GRAND THEATER SENEN: PENDEKATAN DESAIN FLEKSIBEL ADAPTIF DALAM MENCIPTAKAN RUANG MULTIFUNGSI Gratiano, Giuseppe; Gandha, Maria Veronicha
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 7 No. 1 (2025): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v7i1.33939

Abstract

The development of technology and time has pushed many things to be better, but there are also some things that must be left behind. This forms the phenomenon of the abandonment of old buildings because they have fallen behind the times and have begun to be forgotten, one of which is the Grand Theater Senen. The issue began with the emergence of more modern cinema business competitors, coupled with the absence of maintenance and renewal of the building so that this building was widely used by the community for negative activities such as pickpocketing, the spread of narcotics, and prostitution. Until finally this building experienced functional degradation and lost its identity. In essence, Grand Theater Senen has a strategic location, located in the middle of the intersection of five very busy main roads. Coupled with the proximity of the site to the Transjakarta bus stop and Senen Station. With the high activity of the area that is classified as high raises the problem of abandoned buildings in the middle of the Senen Market Area, its proximity to the untidy market makes the image of the Senen Market Area dirty and shabby. From the problems that arise, space is needed that can be used by the community by feeling ownership of the building and can be adjusted to the needs of visitor activities. The research step was carried out by conducting a study related to the Grand Theater Senen building within the last five years, then continued with direct observation for mapping related to potential points around the site, and continued with the design of the building program, the program includes community space, culinary, offices, museums and galleries.  The application of the flexibility concept aims to provide space to visitors that can be adjusted to the needs of activities for the sustainability of the building. Keywords: degradation; flexibility; history of Grand Theatre Senen Abstrak Perkembangan teknologi dan zaman telah mendorong banyak hal menjadi lebih baik, namun ada beberapa hal juga yang harus tertinggal. Hal ini membentuk fenomena tertinggalnya bangunan tua karena sudah tertinggal zaman dan sudah mulai dilupakan, salah satunya adalah Grand Theater Senen. Isunya dimulai dengan munculnya pesaing bisnis bioskop yang lebih modern, ditambah dengan tidak adanya perawatan maupun pembaruan pada bangunannya sehingga bangunan ini banyak digunakan masyarakat untuk aktivitas negatif seperti pencopetan, penyebaran narkotika, dan prostitusi. Hingga akhirnya bangunan ini mengalami degradasi fungsi dan kehilangan identitasnya. Pada hakikatnya Grand Theater Senen memiliki lokasi yang strategis, letaknya berada di tengah persimpangan lima jalanan utama yang sangat ramai. Ditambah lagi dengan dekatnya tapak dengan halte Transjakarta dan Stasiun Senen. Dengan ramainya aktivitas kawasan yang tergolong tinggi memunculkan masalah adanya bangunan terbengkalai di tengah kawasan Pasar Senen, kedekatannya dengan tidak rapinya pasar membuat citra kawasan Pasar Senen menjadi kotor dan kumuh. Dari permasalahan yang muncul dibutuhkan ruang yang dapat digunakan oleh masyarakat dengan merasakan kepemilikan terhadap bangunan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas pengunjungnya. Langkah penelitian dilakukan dengan melakukan kajian terkait bangunan Grand Theater Senen dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kemudian dilanjutkan dengan observasi secara langsung untuk mapping terkait titik potensi yang ada di sekitar tapak, dan dilanjutkan dengan perancangan program bangunan, program tersebut meliputi community space, kuliner, perkantoran, museum dan galeri. Penerapan konsep fleksibilitas bertujuan untuk memberikan ruang kepada pengunjung yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas untuk keberlanjutan bangunan.