Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PUTUSAN INKONSTITUSIONAL BERSYARAT MAHKAMAH KONSTITUSI 112/PUU-XX/2022 DALAM PERPANJANGAN MASA JABATAN PIMPINAN KPK Firdaus, Muhammad Rijal
Legacy: Jurnal Hukum dan Perundang-Undangan Vol 4 No 1 (2024): Legacy Jurnal Hukum dan Perundang-undangan
Publisher : Departement of Constitutional Law UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/legacy.2024.4.1.26-42

Abstract

Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 112/PUU-XX/2022 yang di layangkan pada 25 Mei 2023, menetapkan atas uji Materiil Undang – Undang nomor 30 tahun 2002 jo UU 19 tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam salah satu amar putusannya menyatakan bahwa pasal 34 undang – undang a quo inkonstitusional secara bersyarat. Syarat yang diberikan Mahakamah Konstitusi adalah akan tetap inkonstitusional sepanjang tidak dimaknai, “Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi memegang jabatan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa jabatan.” Implikasi dari putusan Mahakamah Konstitusi tersebut menimbulkan problematika dan memunculkan pertanyaan. Penelitian ini akan ditelaah dengan metode yuridis normative, menggunakan pendekatan peraturan perundang – undangan dan pendekatan kasus. Hasil analisis menunjukkan adanya problematika dalam putusan a quo diantaranya, pergeseran konsep Mahkamah Konstitusi yang seharusnya sebagai negative legislator, minimnya urgensi serta tidak adanya implikasi jelas terhadap desain kelembagaan KPK kedepan dari adanya perpanjangan jabatan pimpinan KPK yang tercermin dari pertimbangan Mahkamah Konstitusi yang menjadi dasar pengabulan permohonan dalam putusan a quo. Sehingga ini merupakan sebuah langkah penafsiran pragmatis, dimana direpresentasikan dengan beberapa pertimbangan hukum dalam putusan a quo yang tidak mempertimbangkan dan melakukan telaah mendalam terhadap prospektif dan urgensi kelembagaan KPK.
Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Dalam Membentuk Literasi Politik Peserta Didik di Era Digital (Studi Kasus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon) Firdaus, Muhammad Rijal; Cahyono, Cahyono; Mulyana, Dadang
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5658

Abstract

Artikel ini berupaya menjelaskan bagaiamana peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital (Studi Kasus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital. Dengan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi kasus. Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak terkait yang ada di SMA Pasundan Cikalongkulon. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Program kerja yang dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital telah berhasil dilakukan ditandai dengan program kerja PEMIRA (Pemilihan Raya) Ketua dan Wakil Ketua OSIS; (2) Implementasi program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital terdapat beberapa kegiatan yang terdiri dari PEMIRA (Pemilihan Raya) Ketua dan Wakil Ketua OSIS, Debat, KRISIS (Kritik Saran OSIS), dan PASCAL EDUFEST (Pasundan Cikalongkulon Edukasi Festival). Program kerja ini terbukti dapat membentuk literasi politik peserta didik di era digital seperti pada saat ini; (3) Kendala dalam kegiatan program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital, terdapat beberapa kendala dalam implementasinya, salah satunya yaitu terkait komunikasi yang tidak terjalin dengan baik sehingga menghambat jalannya kegiatan tersebut. Hal tersebut merupakan kendala yang umum terjadi pada saat melakukan suatu kegiatan program kerja OSIS; (4) Solusi dalam mengatasi kendala yang terjadi terkait program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital, solusi tersebut merupakan suatu upaya pihak OSIS, pembina OSIS, maupun pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas dari program kerja tersebut.
Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Dalam Membentuk Literasi Politik Peserta Didik di Era Digital (Studi Kasus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon) Firdaus, Muhammad Rijal; Cahyono, Cahyono; Mulyana, Dadang
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5658

Abstract

Artikel ini berupaya menjelaskan bagaiamana peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital (Studi Kasus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital. Dengan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi kasus. Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak terkait yang ada di SMA Pasundan Cikalongkulon. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Program kerja yang dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Pasundan Cikalongkulon dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital telah berhasil dilakukan ditandai dengan program kerja PEMIRA (Pemilihan Raya) Ketua dan Wakil Ketua OSIS; (2) Implementasi program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital terdapat beberapa kegiatan yang terdiri dari PEMIRA (Pemilihan Raya) Ketua dan Wakil Ketua OSIS, Debat, KRISIS (Kritik Saran OSIS), dan PASCAL EDUFEST (Pasundan Cikalongkulon Edukasi Festival). Program kerja ini terbukti dapat membentuk literasi politik peserta didik di era digital seperti pada saat ini; (3) Kendala dalam kegiatan program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital, terdapat beberapa kendala dalam implementasinya, salah satunya yaitu terkait komunikasi yang tidak terjalin dengan baik sehingga menghambat jalannya kegiatan tersebut. Hal tersebut merupakan kendala yang umum terjadi pada saat melakukan suatu kegiatan program kerja OSIS; (4) Solusi dalam mengatasi kendala yang terjadi terkait program kerja Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam membentuk literasi politik peserta didik di era digital, solusi tersebut merupakan suatu upaya pihak OSIS, pembina OSIS, maupun pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas dari program kerja tersebut.