Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aksesibilitas dan Fasilitas Umum bagi Penyandang Disabilitas Fisik pada Masjid Baitussalam Tangen Sragen Kusuma, Khatarina Mey; Indrawati, I
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2024: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masjid merupakan tempat melaksanakan ibadah salat, wajib hukumnya bagi umat muslim tanpa terkecuali penyandang disabilitas, sehingga tidak membatasi ruang gerak manusia. Penyandang disabilitas adalah keterbatasan yang dimiliki seseorang dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Tersedianya aksesibilitas bangunan untuk memenuhi hak dan meningkatkan kualitas kemandirian bagi pengguna bangunan. Penelitan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana variasi aksesibilitas fasilitas umum Masjid Baitussalam Tangen dan sejauh mana masjid tersebut ramah terhadap penyandang disabilitas khususnya penyandang disabilitas fisik. Parameter penelitian berdasar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung terhadap fasilitas yang ada di Masjid Baitussalam Tangen. Penelitian dilaksanakan dengan mengaplikasikan Metode penelitian diskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data studi literatur, observasi, dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, aksesibilitas pada Masjid Baitussalam Tangen memiliki beberapa aksesibilitas yang disediakan untuk pengguna bangunan. Namun ada beberapa aksesibilitas Masjid Baitussalam Tangen yang belum tersedia dan belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2017. Sehingga Masjid Baitussalam Tangen belum bisa dikatakan ramah disabilitas.
Akulturasi Budaya Masjid Menara Kudus Ditinjau dari Makna dan Simbol Azzaki, Aufa Fasih; Nurjayanti, Widyastuti; Zulfa, Luthfia; Hazimi, Labibah Dzatil Aqmar; Salsabila, Nisa; Kusuma, Khatarina Mey; Khansa, Ken
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2021: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.168 KB)

Abstract

Masjid Al-Aqsha Kudus dibangun tahun 1549 M yang merupakan sarana untuk beribadah pada awal penyebaran agama Islam. Masjid ini penting karena menjadi salah satu saksi berkembangnya ajaran agama islam yang disiarkan oleh Sunan Kudus. Telah melekatnya budaya Hindu-budha dengan masyarakat Kudus menjadikan terjadinya adaptasi antara budaya Islam dengan budaya Hindu-budha di Kota Kudus. Adapatasi budaya yang terjadi memberikan kombinasi budaya yang unik antara budaya Islam dan budaya Hindu-budha. Keunikan budaya tersebut memicu ketertarikan penulis untuk membahas perpaduan antara budaya Islam dan Hindu-budha yang ada didalam Masjid Menara Kudus. Tujuan penelitian ini untuk lebih memahami bagaimana sejarah berdirinya Masjid Menara Kudus yang menyebabkan timbulnya perpaduan budaya antara agama Islam dan hindu-budha, serta memahami makna bentuk dan makna fungsi simbol akulturasi budaya serta toleransi umat beragama di masjid Menara Kudus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dan metode penelitian historial dicapai dengan melakukan observasi langsung ke lokasi guna memperoleh deskripsi fisik objek dan melakukan perekaman data melalui dokumentasi. Kemudian objek dibandingkan dengan teori sejarah perpaduan antara budaya Islam dan Hindu dalam masjid Menara Kudus, makna dan fungsi simbol akulturasi budaya dan toleransi umat Bergama di masjid Menara Kudus. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa .Makna dan simbol akulturasi ditunjukkan dengan adanya tajuk dan gapura yang mencerminkan kesinambungan budaya Islam dengan budaya Hindu. Selain itu, Menara Kudus dibuat menyerupai candi agar masyarakat Hindu yang memeluk Islam tidak merasa asing saat berada di masjid. Keberhasilan akulturasi budaya ini menjadikan dakwah Islam dapat diterima dengan damai dan merupakan simbol dari kesinambungan keharmonisan antara umat Islam dan umat Hindu sampai saat ini. Perpaduan antara budaya Hindu-budha dengan budaya Islam menciptakan bangunan akulturasi antar umat beragama di lingkungan Masjid Menara Kudus. Masjid Menara Kudus merupakan ekspresi budaya masyarakat dan nilai pendidikan multikultural yang tercermin di dalamnya.