Pardosi, Yehezkiel Lantula
Universitas Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Persepsi Seniman Melayu Terhadap Pertunjukan Ronggeng Di Pinggir Sungai Deli, Kota Medan Pardosi, Yehezkiel Lantula; Hutagalung, Johanna Nadya Tiar; Fadillah, Siti; Hasibuan, Bontor Yosua; Purba, William Nalolo; Purba, Mauly
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 12, No 1 (2024): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/jpm.v12i1.20272

Abstract

Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan untuk menjawab suatu pokok permasalahan, yaitu; mengapa pemerintah kota Medan melakukan penggusuran terhadap pinggiran Sungai Deli yang menjadi wadah bagi para seniman Melayu untuk mempertunjukkan ronggeng? Tentunya, penulis memerlukan suatu metode untuk menjawab pokok permasalahan tersebut. Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif. Sejalan dengan itu, untuk mempermudah penulis dalam mengumpulkan data, terdapat tiga teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain; observasi; wawancara; dan dokumentasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan, penulis menemukan dua persepsi dari seniman melayu yang ada saat ini, terkait dengan penggusuran yang dilakukan pemko Medan terhadap tempat yang menjadi wadah bagi para seniman melayu untuk mempertunjukkan kesenian ronggeng.
Penerapan Metode Ceramah dan Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Sadar Wisata dan Partisipasi Masyarakat di Desa Sibolangit Pardosi, Jhonson; Naiborhu, Torang; Panggabean, Calvin Reynaldi; Pardosi, Yehezkiel Lantula
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 12, No 1 (2024): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/jpm.v12i1.20872

Abstract

Sibolangit memiliki banyak tempat wisata, namun masih banyak diantaranya yang belum dikembangkan secara optimal. Peran masyarakat dan pemerintah daerah yang masih belum optimal membuat pengembangan wisata di daerah tersebut cenderung lambat. Untuk mengoptimalkan potensi yang ada dan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan diperlukan upaya pengembangan pariwisata. Dalam hal ini peningkatan kesadaran wisata dan partisipasi masyarakat dilakukan dengan metode caramah dan demonstrasi. Jenis penelitian adalah tindakan masyarakat dengan pendekatan kuantitatif. Responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Intervensi dilakukan dalam beberapa sesi untuk memungkinkan interaksi yang mendalam dan pemahaman yang lebih baik. Data dikumpulkan menggunakan pre tes dan post-test. Analisis Data dilakukan dengan menggunakan metode statistic deskriptif. Observasi dan dokumentasi digunakan untuk memperkuat temuan dari pre tes dan post test serta mengamati tingkat partisipasi masyarakat yang diukur dari kehadiran dan keaktifan. Empat tahap siklus berulang dilakukan dalam penelitian tindakan masyarakat ini, terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ceramah dan demonstrasi yang dirancang dengan pendekatan partisipatif mampu memberdayakan masyarakat, meningkatkan keterlibatan mereka, dan mendorong kontribusi aktif dalam mengelola pariwisata berkelanjutan, yang pada akhirnya mendukung pengembangan desa wisata dan perbaikan ekonomi local
Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan Melalui Pendekatan Partisipatif: Studi Kasus di Pemandian Alam Namu Sira-Sira pardosi, jhonson; Naiborhu, Torang; Sinulingga, Samerdanta; Pardosi, Yehezkiel Lantula
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 13, No 2 (2025): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat (In Press)
Publisher : Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/jpm.v13i2.25911

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Desa Durian Lingga, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Desa ini memiliki potensi alam yang besar, terutama Pemandian Alam Namu Sira-Sira, namun menghadapi kendala seperti infrastruktur jalan yang terbatas dan kurangnya fasilitas pendukung. Selain itu, pemahaman masyarakat mengenai pariwisata berkelanjutan masih minim. Menggunakan metodologi penelitian tindakan masyarakat, yang melibatkan 20 responden lokal , program ini menerapkan siklus berulang yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Intervensi utama mencakup serangkaian kegiatan edukatif dan praktis, dimulai dengan ceramah oleh ahli pariwisata mengenai konsep sadar wisata dan kebersihan. Hasilnya, terjadi peningkatan pemahaman yang signifikan, terbukti dari perbandingan skor pre-test dan post-test peserta yang menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 15 poin. Program ini berhasil mengimplementasikan berbagai inisiatif nyata, seperti pembentukan "Pojok Literasi Lingkungan" yang menyediakan materi edukasi tentang pengelolaan sampah, konservasi, dan pariwisata berkelanjutan. Selain itu, kegiatan penanaman 50 pohon, termasuk pohon buah-buahan, berhasil dilakukan di sekitar pemandian untuk mendukung pemulihan ekosistem dan menciptakan lingkungan yang lebih sejuk. Untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, dibentuklah tim pengelola wisata yang melibatkan perwakilan masyarakat, pengelola, dan dosen dari Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai dewan ahli. Tim ini kemudian menyusun dan menerapkan Standard Operating Procedures (SOP) yang mencakup pengelolaan lingkungan, pelayanan pengunjung, dan promosi. Melalui penyuluhan, masyarakat dan pengelola dilatih untuk memahami dan melaksanakan SOP ini, yang meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan pariwisata secara sistematis. Program ini juga memberikan dukungan berupa fasilitas seperti buku literasi, alat kebersihan (sapu lidi, serokan, tempat sampah), dan bibit tanaman untuk menunjang upaya pelestarian lingkungan. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan kolaboratif yang terstruktur berhasil memberdayakan masyarakat lokal untuk mengelola pariwisata secara berkelanjutan, yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan budaya setempat