Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Usaha Tani Tanaman Jagung Manis Berbasis Biosaka Azalia, Ailsa; Putrantri, Desty Aulia; Zulfahmi, Reza
JTPG (Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo) Vol 8 No 2 (2023): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i2.1255

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berpengaruh besar dalam perkembangan perekonomian Indonesia sebagai sumber devisa negara yang kebutuhannya terus meningkat seiring perkembangan teknologi inovasi produk pangan. Kendala utama yang dihadapi petani jagung manis saat ini ialah kesulitan dalam memperoleh pupuk terutama pupuk bersubsidi sehingga petani diharuskan membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal. Hal ini disebakan karena pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Pada pertengahan tahun 2022, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah melakukan pembaharuan kebijakan alokasi pupuk bersubsidi. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penerapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Biosaka merupakan salah satu alternatif bagi petani untuk menekan biaya produksi serta meningkatkan keuntungan budidaya tanaman jagung. Terlimpahnya bahan baku pembuatan biosaka sangat berpotensi untuk dikembangkan aplikasi biosaka untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetik dalam mendukung kemandirian pangan. Pada penelitian ini dilakukan uji efesiensi usaha tani tanaman jagung manis menggunakan biosaka sebagai pupuk alami yang mampu menurunkan penggunaan pupuk sintetis dengan tujuan untuk menurunkan biaya produksi. Penelitian ini membandingkan efesiensi produksi biaya produksi tanaman jagung manis dengan biosaka dan tanpa biosaka. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan biosaka sebagai elisitor lebih unggul. Hal ini terbukti bahwa dari segi penekanan biaya produksi lebih murah dibandingkan menggunakan NPK 300. Nilai efisiensi usaha tani pada budidaya tanaman jagung manis menggunakan biosaka dan NPK 150 lebih besar yaitu sebesar 2,37 sedangkan nilai efesiensi menggunakan NPK 300 sebesar 2,16.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMANFAATAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM SEBAGAI PUPUK KOMPOS PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) BINA SEJAHTERA PEKON SUKOYOSO KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU Elfandari, Henni; Yusanto, Yusanto; Adzania, Mustika; Sari, Hevia Purnama; Putrantri, Desty Aulia
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jpn.v5i2.3782

Abstract

Jamur tiram merupakan salah satu komoditas hortikultura yang digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia karena mudah diolah dan memiliki rasa yang enak. Kelompok wanita tani (KWT) Bina Sejahtera Pekon Sukoyoso merupakan salah satu petani jamur tiram. KWT Bina Sejahtera Pekon Sukoyoso terletak di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Peningkatan produksi jamur tiram di Pekon Sukoyoso mengakibatkan jumlah limbah baglog pun bertambah. Limbah baglog selama ini hanya dibuang dan tidak memiliki nilai ekonomis sehingga dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan menggunakan teknologi tepat guna berupa pemanfaatan limbah baglog jamur tiram menjadi pupuk organik (kompos) yang pada akhirnya dapat dipasarkan sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan anggota KWT Bina Sejahtera.
Characterization and Genetic Diversity of Golden berries (Physalis spp.) Based on Morphological Characters Sari, Hevia Purnama; Lestari, Mustika Adzania; Putrantri, Desty Aulia; Zulfahmi, Reza
Akta Agrosia Vol 26 No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Fakultas Pertanian, Universitas Bengkkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/aa.26.2.59-65

Abstract

Golden berries is a plant that has medicinal functions, fresh fruit and has high economic value. Golden berries  plant breeding is carried out to improve the quality of the plant. This research aims to analyze the genetic diversity of Golden berries  to produce new varieties. This research was conducted at the Lampung State Polytechnic Greenhouse from April to September 2023. This research used qualitative methods and the variables observed included variables in the vegetative and generative phases. The results showed that the five genotypes studied showed quite high diversity, namely เว็บสล็อต | R4shub at a copenhetic distance of 0.8. The golden 1 and golden 2 and red genotypes belong to Physalis peruviana while the two local genotypes are Physalis angulata. High diversity has great potential for crossbreeding so that it can produce heterosis traits. Heterosis is the characteristic of offspring being able to exceed the characteristics of their two parents. Based on this research, the genotypes observed are good for use as parents in plant breeding.
Production of Some Shallots Varieties at Different Plant Spacing Zulfahmi, Reza; Lestari, Mustika Adzania; Sari, Hevia Purnama; Putrantri, Desty Aulia
Akta Agrosia Vol 26 No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Fakultas Pertanian, Universitas Bengkkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/aa.26.2.98-102

Abstract

The demand for shallots continues to rise annually, yet production fails to meet the growing need. Enhancing production through strategic plant spacing and the utilization of diverse shallot varieties is imperative. This research aims to determine the optimal plant spacing for shallots and evaluate the performance of different shallot varieties under varying planting distances. A factorial Randomized เว็บสล็อต | R4shub Complete Block Design (RCBD) with two factors was employed, investigating three shallot types (Bima Brebes, Maja Cipanas, and Tajuk) and testing three planting distances (15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, and 25 cm x 25 cm). Each treatment was replicated four times, and data were collected on various parameters including leaf length, leaf diameter, number of leaves, bulb length, bulb diameter, number of tillers, bulb fresh weight, bulb dry weight, bulb weight per cluster, and bulb dry weight per cluster. Results indicate that Bima Brebes and Maja  memahami pentingnya dukungan pelanggan yang responsif. Oleh karena itu, mereka menyediakan layanan pelanggan yang siap membantu pemain kapan saja Cipanas types demonstrated the highest bulb dry weight per cluster, with 32.69 grams and 31.71 grams, respectively. The optimal plant spacing identified is 20 cm x 20 cm, promoting increased leaf and bulb diameter, as well as enhanced bulb dry weight per cluster. Keywords: plant spacing, shallot, variety testing, yield,  
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) BINA SEJAHTERA PEKON SUKOYOSO MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) GUNA MENDUKUNG PROGRAM EKONOMI KREATIF DESA Elfandari, Henni; Ferziana, Ferziana; Lestari, Mustika Adzania; Putrantri, Desty Aulia; Zulfahmi, Reza; Sari, Hevia Purnama; Ardiansyah, Sigit; Fitri, Annisa
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 6 No 1 (2025)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Sejahtera merupakan salah satu kelompok tani yang membudidayakan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber mata pencaharian lainnya selain bertani padi sawah. Jumlah anggota KWT Bina Sejahtera adalah sebanyak 20 orang dan bertempat di Pekon Sukoyoso Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu (47 km dari Politeknik Negeri Lampung). Namun produki jamur tiram oleh KWT Bina Sejahtera belum optimal dan belum dilakukan secara berkelanjutan. Program pengabdian kepada masyarakat tentang budidaya jamur tiram secara intensif dan berkelanjutan dapat memberikan dampak postif terhadap permasalahan KWT Bina Sejahtera serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pekon sukoyoso sebagai langkah inisiasi program ekonomi kreatif desa. Ekonomi Kreatif merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi kekuatan baru ekonomi Nasional di masa mendatang. Pemerintah Indonesia berusaha menaruh perhatian lebih terhadap sektor ini, dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi dan peluang Ekonomi Kreatif di Indonesia. Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia salah satunya yaitu membawa ekonomi kreatif hingga ke pedesaan. Kata kunci: jamur tiram, Pleurotus ostreatus, ekonomi kreatif
Pelatihan Pembuatan Biofertilizer Bokashi sebagai Alternatif Substitusi Pupuk Kimia di Kabupaten Tulang Bawang Barat Zulfahmi, Reza; Putrantri, Desty Aulia; Lestari, Mustika Adzania
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v5i2.6914

Abstract

Farmers' dependence on chemical fertilizers remains a major problem in Indonesia's agricultural system, including in West Tulang Bawang Regency. The high price of chemical fertilizers and their negative impact on soil fertility have prompted the need for innovative, environmentally friendly, and sustainable alternatives. One solution is bokashi biofertilizer. This activity aims to enhance farmers' knowledge and skills in producing and utilizing bokashi biofertilizer independently, thereby reducing their dependence on chemical fertilizers and increasing the efficiency of agricultural waste utilization. The community service activity was carried out using a participatory method through several stages: situation analysis, outreach, hands-on bokashi production, and evaluation through pre- and post-tests. The materials used included straw, husks, livestock manure, bran, water, and EM4 solution, using simple tools easily accessible to farmers. The results of the activity showed an increase in participants' knowledge and skills. The average pre-test score of 55% increased to 85% in the post-test. This activity also had positive socio-economic impacts, including increased farmer awareness of environmentally friendly agricultural practices, the formation of group initiatives to produce bokashi together, and savings of up to 30% on chemical fertilizer costs in the following planting season. Farmers demonstrated a positive attitude and commitment to continuing independent bokashi production. This activity contributed to the sustainability of the community empowerment program by promoting farmer independence, enhancing more productive organic waste management, and fostering the creation of a sustainable agricultural system in West Tulang Bawang Regency. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia masih menjadi persoalan utama dalam sistem pertanian di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Harga pupuk kimia yang tinggi serta dampak negatifnya terhadap kesuburan tanah mendorong perlunya alternatif inovatif yang lebih aman bagi lingkungan serta berkelanjutan. Biofertilizer bokashi menjadi salah satu solusi yang dapat dipilih. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memproduksi serta memanfaatkan biofertilizer bokashi secara mandiri, guna mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah pertanian. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode partisipatif melalui beberapa tahapan, yaitu analisis situasi, sosialisasi dan penyuluhan, praktik langsung pembuatan bokashi, serta evaluasi melalui pre-test dan post-test. Bahan yang digunakan meliputi jerami, sekam, kotoran ternak, dedak, air, dan larutan EM4 dengan alat sederhana yang mudah dijangkau oleh petani. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pada aspek pengetahuan dan keterampilan peserta. Nilai rata-rata pre-test sebesar 55% meningkat menjadi 85% pada post-test. Kegiatan ini juga memberikan dampak sosial ekonomi positif, antara lain meningkatnya kesadaran petani terhadap praktik pertanian ramah lingkungan, terbentuknya inisiatif kelompok untuk memproduksi bokashi bersama, serta penghematan biaya pupuk kimia hingga 30% pada musim tanam berikutnya. Petani menunjukkan sikap positif dan berkomitmen untuk melanjutkan produksi bokashi secara mandiri. Kegiatan ini berkontribusi terhadap keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat dengan mendorong kemandirian petani, pengelolaan limbah organik yang lebih produktif, serta terciptanya sistem pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.