Farmers' dependence on chemical fertilizers remains a major problem in Indonesia's agricultural system, including in West Tulang Bawang Regency. The high price of chemical fertilizers and their negative impact on soil fertility have prompted the need for innovative, environmentally friendly, and sustainable alternatives. One solution is bokashi biofertilizer. This activity aims to enhance farmers' knowledge and skills in producing and utilizing bokashi biofertilizer independently, thereby reducing their dependence on chemical fertilizers and increasing the efficiency of agricultural waste utilization. The community service activity was carried out using a participatory method through several stages: situation analysis, outreach, hands-on bokashi production, and evaluation through pre- and post-tests. The materials used included straw, husks, livestock manure, bran, water, and EM4 solution, using simple tools easily accessible to farmers. The results of the activity showed an increase in participants' knowledge and skills. The average pre-test score of 55% increased to 85% in the post-test. This activity also had positive socio-economic impacts, including increased farmer awareness of environmentally friendly agricultural practices, the formation of group initiatives to produce bokashi together, and savings of up to 30% on chemical fertilizer costs in the following planting season. Farmers demonstrated a positive attitude and commitment to continuing independent bokashi production. This activity contributed to the sustainability of the community empowerment program by promoting farmer independence, enhancing more productive organic waste management, and fostering the creation of a sustainable agricultural system in West Tulang Bawang Regency. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia masih menjadi persoalan utama dalam sistem pertanian di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Harga pupuk kimia yang tinggi serta dampak negatifnya terhadap kesuburan tanah mendorong perlunya alternatif inovatif yang lebih aman bagi lingkungan serta berkelanjutan. Biofertilizer bokashi menjadi salah satu solusi yang dapat dipilih. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memproduksi serta memanfaatkan biofertilizer bokashi secara mandiri, guna mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah pertanian. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode partisipatif melalui beberapa tahapan, yaitu analisis situasi, sosialisasi dan penyuluhan, praktik langsung pembuatan bokashi, serta evaluasi melalui pre-test dan post-test. Bahan yang digunakan meliputi jerami, sekam, kotoran ternak, dedak, air, dan larutan EM4 dengan alat sederhana yang mudah dijangkau oleh petani. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pada aspek pengetahuan dan keterampilan peserta. Nilai rata-rata pre-test sebesar 55% meningkat menjadi 85% pada post-test. Kegiatan ini juga memberikan dampak sosial ekonomi positif, antara lain meningkatnya kesadaran petani terhadap praktik pertanian ramah lingkungan, terbentuknya inisiatif kelompok untuk memproduksi bokashi bersama, serta penghematan biaya pupuk kimia hingga 30% pada musim tanam berikutnya. Petani menunjukkan sikap positif dan berkomitmen untuk melanjutkan produksi bokashi secara mandiri. Kegiatan ini berkontribusi terhadap keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat dengan mendorong kemandirian petani, pengelolaan limbah organik yang lebih produktif, serta terciptanya sistem pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.