Tourism is a very interesting industry to develop. The government and the community are competing to make their area an attractive tourist destination to visit. This paper examines the potential of tourism and the problems encountered related to tourism development in Sampang Regency. The method used in this research is qualitative method. Data collection techniques through: observation, interviews, literature studies and document studies. Data analysis was carried out from the beginning to the end of the study. The data that has been collected is then read, grouped, abstracted to research the validity of the data. The results of the study show that Sampang Regency has tremendous potential to be developed, this is because Sampang Regency has 34 pilot tourism villages and one developing tourism village. Another potential is the very high interest from the public to open new destinations. The challenges faced are, very minimal human resources, tourism has not yet become a culture, and the stigma of immorality towards tourism.Pariwisata merupakan suatu industri yang sangat menarik untuk dikembangkan. Pemerintah bersama masyarakat berlomba-lomba untuk menjadikan daerahnya sebagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Tulisan ini mengkaji potensi pariwisata dan masalah yang dihadapi berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Sampang. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui: observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumen. Analisa data dilakukan mulai dari awal sampai akhir penelitian. Data yang sudah terkumpul kemudian dibaca, dikelompokkan, diabstraksikan sampai penelitian keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan, Kabupaten Sampang memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan karena memiliki 34 desa wisata rintisan dan satu desa wisata berkembang. Potensi yang lain yaitu minat yang sangat tinggi dari masyarakat untuk membuka destinasi baru. Adapun tantangan yang dihadapi yaitu, SDM yang sangat minim, pariwisata belum menjadi budaya, dan stigma maksiat terhadap pariwisata.