Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

An Analysis of Language Styles Used by the Main Characters in the Dialogues in Business Proposal Series Simamora, Riris Mutiara Paulina; Sherina, Sherina
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v4i2.291

Abstract

Language styles emerge as one of the sociolinguistics subfields that focus on the way people speak based on the formality scale of the social life that people have. This research, entitled "An Analysis of Language Styles used by the main characters in the dialogues in the "Business Proposal" series", is a thesis that aims to show the difference in language styles using Martin Joos's (1967) theory from his book "The Five Clocks" as well as the social factors theory by Janet Holmes (2013) that influence the usage of language styles. The method used in this thesis is a qualitative method, and the data source is a series from South Korea with the title "Business Proposal." The researchers have found that there are 144 dialogues in 10 episodes of the series that consist of 0 dialogues in frozen style, 3 dialogues in formal style, 80 dialogues in consultative style, 55 dialogues in casual style, and 6 dialogues in intimate style. After that, to conclude this research, the researchers discovers that the usage of language styles by the main characters is caused by social factors such as participants’ age and position, settings of home and office, jokes and serious topics, and functions in sharing information and asking something.AbstrakGaya bahasa muncul sebagai salah satu subbidang sosiolinguistik yang berfokus pada cara seseorang berbicara berdasarkan skala formalitas kehidupan sosial yang dimiliki. Penelitian yang berjudul "An Analysis of Language Styles used by the main characters in the dialogues in the "Business Proposal series" ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menunjukkan perbedaan gaya bahasa menggunakan teori Martin Joos (1967) dari bukunya "The Five Clocks" serta teori faktor sosial oleh Janet Holmes (2013) yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa. Metode yang digunakan dalam tesis ini adalah metode kualitatif, dan sumber data yang digunakan adalah serial dari Korea Selatan dengan judul " Business Proposal." Dari hasil penelitian ditemukan 144 dialog dalam 10-episode yang terdiri dari 3 dialog gaya formal, 80 dialog dalam gaya konsultatif, 55 dialog dalam gaya kasual, dan 6 dialog dalam gaya intimate. Seteah melakukan analisis, disimpulkan bahwa penggunaan gaya bahasa oleh karakter utama disebabkan oleh faktor sosial seperti usia dan posisi tokoh, lokasi rumah dan kantor, lelucon dan topik serius, dan fungsi dalam berbagi informasi dan saat menanyakan sesuatu.
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Media Pemasaran di Daerah Wisata Kuliner (Studi Kasus: Kampoeng Kuliner) Beata, Shenny Ayunuri; Simamora, Riris Mutiara Paulina; Nurapriyanti, Tia; Gunawan, Adih Cahyadi; Yusticio, Juan Michael
RUBINSTEIN Vol. 2 No. 1 (2023): RUBINSTEIN (juRnal mUltidisiplin BIsNis Sains TEknologI & humaNiora)
Publisher : LP3kM Buddhi Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31253/rubin.v2i1.2655

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi strategi pemasaran Kampoeng Kuliner melalui empat platform media sosial utama: Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok. Dengan pendekatan Marketing Public Relations (Marketing PR) dan konsep E-Business, penelitian ini bertujuan untuk memahami peran media sosial sebagai alat efektif dalam membangun hubungan positif dengan masyarakat, meningkatkan citra, dan memberikan kontribusi ekonomi pada tingkat lokal. Pendekatan Marketing PR menjadi kunci dalam konteks pemasaran melalui media sosial, memungkinkan Kampoeng Kuliner berkomunikasi efektif dengan masyarakat setempat, menciptakan citra positif, dan meningkatkan dukungan. Konsep E-Business memainkan peran penting dalam inovasi pemasaran Kampoeng Kuliner, memanfaatkan teknologi digital dan media sosial sebagai alat pemasaran efektif untuk memperluas eksposur dan pendapatan bisnis. Dengan meningkatkan popularitas Kampoeng Kuliner melalui promosi media sosial, bisnis ini dapat menarik lebih banyak pengunjung, meningkatkan pendapatan bagi pemilik usaha lokal, pedagang makanan, dan penyedia layanan lainnya. Kesuksesan bisnis seperti Kampoeng Kuliner dapat membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan ekonomi di wilayah tersebut. Melalui promosi kuliner dan budaya lokal di media sosial, Kampoeng Kuliner memperkenalkan masyarakat setempat kepada berbagai jenis hidangan, merangsang minat dalam keberagaman kuliner dan budaya dalam komunitas. Dengan menampilkan keindahan dan pesona Kampoeng Kuliner, bisnis ini dapat meningkatkan citra dan daya tarik wilayah sebagai tujuan wisata, menarik lebih banyak wisatawan untuk menghabiskan uang di sekitar Kampoeng Kuliner, termasuk di akomodasi, toko suvenir, dan atraksi lainnya. Sebagai hasilnya, penelitian ini mendalam tentang dampak positif pemanfaatan media sosial dalam pemasaran Kampoeng Kuliner, dengan fokus pada interaksi Marketing PR dan konsep E-Business, diharapkan memberikan panduan praktis untuk meningkatkan strategi pemasaran melalui media sosial bagi bisnis sejenis, serta memberikan kontribusi positif pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.