Sejak zaman Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wasallam, buku telah menjadi salah satu media dakwah yang terus eksis dari masa ke masa. Buku yang berisi dakwah semakin mudah dijumpai dengan berbagai macam motivasi dan ajakan untuk memperkenalkan Islam sebagai Agama Rahmatal lil’alamin. Salah satunya adalah buku karya dari Alvi Syahrin, Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja.Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam buku Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja, yang menyajikan dua substansi permasalahan, yaitu: (1) Apa pesan-pesan dakwah Alvi Syahrin dalam buku “Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja”? (2) Apa respon pembaca terhadap pesan dakwah dalam buku “Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja”?. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Analisis isi (content analysis) dengan metode pengumpulan data melalui analisis isi buku, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengelolahan data dilakukan dengan tiga langkah, reduksi data yang diperoleh dari buku sebagai objek penelitian, kemudian penyajian data yang telah terkumpul, dan penarikan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa dalam buku “Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja” memiliki dua pokok unsur pesan dakwah, yaitu Aqidah dan Akhlak. Pesan Aqidah dalam buku ini mencakup tentang keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, membangun kepercayaan kepada Allah dan mengedepankan urusan-urusan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Pesan Akhlak dalam buku ini adalah cara menyikapi masalah-masalah duniawi dengan tidak keluar dari ajaran Agama. Alvi Syahrin mengajak pembaca untuk Ikhlas, Sabar, Bersyukur dan Mencintai Diri sendiri agar teteap berada dikoridor Agama, agar selamat dari perasaan tidak baik-baik saja. Respon pembaca terhadap buku Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja secara garis besar adalah tentang Tawakkal, Ikhlas, dan Bersyukur. Para pembaca diberikan solusi atas kegelisahan-kegelisahan dan banyaknya kerumitan masalah yang tidak pernah usai. Tapi, dengan Buku Jika Kita Tak Pernah Baik-Baik Saja, para pembaca seperti memiliki teman yang bisa membimbing, menasihati dan mengingatkan hakikat kehidupan yang sebenarnya.