Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Osmolarity Changes after Mannitol Administration in Cerebral Edema Patients Tampubolon, Monica; Iqbal, Kiki M.; Pujiastuti, R. A. Dwi
Journal of Society Medicine Vol. 2 No. 7 (2023): July
Publisher : CoinReads Media Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/jsocmed.v2i7.71

Abstract

Introduction: Cerebral edema is commonly associated with cerebral pathology, and the clinical manifestation is greatly influenced by the underlying damaged tissue. Mannitol is the most widely used osmotic agent to reduce intracranial pressure. Giving osmotic therapy with 20% mannitol has the benefit of reducing ICP but can increase plasma osmolarity which can increase the risk of kidney disorders in patients with cerebral edema. This study aimed to assess osmolarity changes after mannitol administration in cerebral edema patients. Method: This is a pre-experimental study with a one-group pretest-posttest design. The research subjects were taken from the patient population of H. Adam Malik General Hospital Medan and Network Hospitals. The determination of research subjects was carried out according to the non-random sampling method consecutively and obtained as many as 32 research samples conducted from December 2022-April 2023. To determine changes in plasma osmolarity, a paired t-test was performed. Results: The mean osmolarity before mannitol administration was 303.74±11.59 mOsm/L and after mannitol administration was 307.01±14.83 mOsm/L, with an average change in osmolarity was 3.27±12.19 mOsm/L. There were no significant changes in mean plasma osmolarity after administration of mannitol (p=0.139). Based on the analysis of laboratory components, a significant increase in BUN values was found after the administration of mannitol (p=0.003). Conclusion: In patients with cerebral edema, mannitol treatment is generally safe and does not result in clinically significant electrolyte abnormalities. But during and after mannitol therapy, electrolyte and renal function monitoring is required.
Hubungan antara Risiko Jatuh dengan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Umry, Sofwan Hadi; Iqbal, Kiki M.; Fitri, Fasihah Irfani
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 4 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i4.32153

Abstract

Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau status fungsional akan menurun seiring bertambahnya usia. Penurunan ini dapat menyebabkan lansia mengalami imobilisasi, yang mengakibatkan ketergantungan pada orang lain dan meningkatkan potensi terjadinya jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara risiko jatuh menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS) dengan kualitas hidup pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan metode cross-sectional tanpa adanya perlakuan, dengan sumber data primer dari 36 lansia yang memenuhi syarat penelitian (kriteria inklusi dan eksklusi) dan memberikan persetujuan tertulis, yang diambil dari seluruh pasien lansia di unit pelaksana teknis daerah pelayanan sosial lanjut usia Binjai. Penilaian risiko jatuh dengan menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS) sedangkan kualitas hidup dinilai menggunakan kuisioner SF-36. Mayoritas subjek penelitian adalah Perempuan sebanyak 21 orang (58,3%), berada pada rata-rata usia 62,8 tahun, kejadian jatuh sebanyak 9 orang (25 %). Dalam pemeriksaan keseimbangan menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS)) menunjukkan bahwa mayoritas responden (72,2%) memiliki risiko jatuh rendah. Kualitas hidup yang diukur menggunakan SF-36 menunjukkan bahwa 97,2% responden memiliki kualitas hidup yang baik. Secara keseluruhan, mayoritas responden memiliki risiko jatuh yang rendah dan kualitas hidup yang tinggi. Hasil analisa statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Berg Balance Scale (BBS) dengan kualitas hidup lansia yang dinilai dengan menggunakan kuisioner SF-36 (p = 0,001). Terdapat hubungan antara Berg Balance Scale (BBS) dengan kualitas hidup lansia.