Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia menjadi penyebab semakin bertambahnya limbah yang ada, yakni limbah masker. Limbah tongkol jagung dan tempurng kelapa masih menjadi penyumbang limbah biomassa yang dapat berdampak pada lingkungan sekitar. Salah satu upaya dalam mengurangi limbah tersebut maka diperlukan konversi dari limbah menjadi bahan utama pembuatan bahan bakar. Oleh karena itu, penilitian ini dilakukan dengan tujuan mengurangi limbah masker medis, tempurung kelapa dan tongkol jagung untuk dijadikan sebagai bahan baku dari biobriket. Inovasi tersebut diharapkan dapat mengatasi limbah masker dimasa dan pasca pandemi serta, mengurangi limbah biomassa dengan output yang dihasilkan berupa produk ramah lingkungan. Variabel penelitian yang digunakan yaitu rasio bahan baku arang tongkol jagung, arang tempurung kelapa, dan perekat daun bunga sepatu dengan 3 variasi sampel. Data yang diambil meliputi data parameter karakteristik biobriket (kadar air, kadar abu, volatile metter, fixed carbon, densitas, dan nilai kalor). Hasil pengujian kadar air nilai tertinggi pada komposisi BB3, kadar abu tertinggi terdapat pada komposisi BB3, volatile metter tertinggi pada komposisi BB1, fixed carbon tertinggi terdapat pada BB2, densitas nilai tertinggi terdapat pada BB3, dan nilai kalor tertinggi terdapat pada BB1 dengan nilai kalor sebesar 9000 kal/gr. Berdasarkan penelitian biobriket berbahan tongkol jagung, tempurung kelapa, dan limbah masker diperoleh komposisi terbaik pada variasi BB1 dengan 27,5% arang tempurung kelapa dan 27,5% arang tongkol jagung serta, 40% perekat. Selain itu, dengan adanya penambahan limbah masker dapat meningkatkan nilai kalor pada biobriket dimana, nilai kalor yang didapatkan adalah 9.000 kal/gr, kadar air 0,9%, kadar abu 0,14%, dan fixed carbon 76,87%.