Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan salah satu kompetensi penting dalam pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan melalui penerapan model pembelajaran yang tepat. Salah satu faktor yang turut memengaruhi kemampuan ini adalah Adversity Quotient (AQ), yaitu kemampuan siswa dalam menghadapi kesulitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari AQ siswa. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain Factorial Experiment, yang dilaksanakan di SMP Negeri 23 Pekanbaru pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025. Sampel dipilih melalui teknik Cluster Random Sampling, dengan kelas VIII.A sebagai kelas eksperimen dan VIII.G sebagai kelas kontrol. Data dikumpulkan melalui tes, angket, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL dan pembelajaran langsung, dengan = 17,332 > = 3,99; (2) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan tingkat AQ (tinggi, sedang, rendah), dengan = 7,588 > = 3,13; dan (3) tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan AQ terhadap kemampuan berpikir kritis matematis, dengan = –1,702 < = 3,13. Dengan demikian, model PBL efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, dan pengaruhnya tetap konsisten pada berbagai tingkat AQ.