Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN TEOLOGIS TUDANG SIPULUNG DALAM TRADISI BUGIS-MAKASSAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN ISLAM-KRISTEN DI SULAWESI SELATAN Ibrahim, Adrian; Kanna, Armin Sukri; Gumelar, Fajar
Melo: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 4 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/mjsaa.v4i1.158

Abstract

Abstract: In the Indonesian context, conflicts based on religious issues generally occur between Islam and Christianity. Stereotypes towards each other are the main trigger for religious tension and conflict. This conflict with a religious background shows how bad people's lives are, both in terms of understanding their own religion and culture and in terms of understanding other people's religions and cultures. Religion, which is supposed to lead society to a just and peaceful life, actually causes division and even bloodshed. For the sake of a better civilization and religious life, especially in the context of society in South Sulawesi, the author sees that it is important to take a cultural approach. One of the cultural values that can be analyzed as a means of conflict resolution is Tudang Sipulung. This research focuses on reviewing the theological values of Tudang Sipulung based on the Bible in order to draw implications (socio-cultural-theological) for Islamic-Christian relations in South Sulawesi. The results of this research show that Tudang Sipulung can become a space for Islamic-Christian dialogue, a forum for unifying Islam and Christianity, and an embodiment of Islamic-Christian harmonization. Abstrak: Dalam konteks Indonesia, konflik yang dilatarbelakangi masalah agama umumnya terjadi antara Islam dan Kristen. Stereotipe terhadap satu sama lain, menjadi pemantik utama ketegangan dan konflik agama. Konflik yang berlatarbelakang agama ini menunjukkan betapa buruknya kehidupan masyarakat, baik dalam hal memahami agama dan budayanya sendiri maupun dalam hal memahami agama dan budaya orang lain. Agama yang seharusnya membawa masyarakat pada kehidupan yang adil dan damai, justru menimbulkan perpecahan bahkan pertumpahan darah. Demi sebuah peradaban dan kehidupan beragama yang lebih baik, khususnya dalam konteks masyarakat di Sulawesi Selatan, penulis melihat bahwa pendekatan budaya penting untuk dilakukan. Adapun salah satu nilai budaya yang dapat dianalisa sebagai sarana resolusi konflik adalah Tudang Sipulung. Penelitian ini berfokus meninjau nilai-nilai teologis dari Tudang Sipulung berdasar Alkitab guna menarik sebuah implikasi (sosio-kultural-teologis) terhadap hubungan Islam-Kristen di Sulawesi Selatan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tudang Sipulung dapat menjadi ruang dialog Islam-Kristen, wadah pemersatu Islam-Kristen, serta perwujudan harmonisasi Islam-Kristen.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PETANI PENGGARAP DI TINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI DESA PAYUNG Harahap, Khairunnisa; Erwin, Intan Nabillah; Effendi, Rahmad; Lubis, Jihan Syahirah; Ramadhan, Wahyudi; Oktovi, Rama; Putri, Cindy Dinda; Amalia, Zahra; Putri, Nurhaida Fahrisma; Ibrahim, Adrian
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.41115

Abstract

Petani penggarap sering kali menghadapi ketidakadilan hukum dalam hubungan dengan pemilik lahan, terutama karena minimnya perlindungan yang efektif dari hukum tertulis dan rendahnya kesadaran hukum di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran hukum agraria dan hukum Islam dalam melindungi hak-hak petani penggarap serta mengidentifikasi kendala dalam pelaksanaannya. Penelitian menggunakan metode hukum empiris melalui wawancara, observasi langsung, dan analisis dokumen hukum. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Petani penggarap di Desa Payung menghadapi perjanjian tidak tertulis, ketimpangan pembagian hasil, dan minimnya pemahaman hukum. Sementara itu, hukum Islam menawarkan prinsip-prinsip seperti keadilan dan transparansi yang relevan untuk mengatasi masalah ini. Peran hukum agraria dan Islam perlu diperkuat melalui regulasi yang lebih rinci dan edukasi hukum untuk menciptakan keadilan agraria yang inklusif.