Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimalisasi Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Gunungkidul Sari, Annisa Nurdiana; Muslimin, Iqhwanul; Qoni’ Hikaya; Tia Safitri Ahmad; Nabilah Rahmadiah; Annisa Safitri, Baiq Aulia; Ririn Septiana; Arjun Firman; Erni Saharuddin
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 5 No. 1 (2024): Community Empowerment
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v5i1.549

Abstract

Penduduk lanjut usia (lansia) di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di Gunungkidul, perlu menjadi perhatian khusus. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa seiring dengan meningkatnya populasi, berbagai penyakit yang dialami oleh orang lanjut usia meningkat, terutama diabetes melitus, hipertensi, dan asam urat. Kualitas hidup orang tua menjadi lebih buruk karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya penyakit tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko atau angka kematian akibat penyakit adalah dengan mencegah penurunan kualitas hidup orang tua dengan melakukan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Metode pengabdian masyarakat ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan untuk 60 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa 52 orang lansia memiliki berat badan yang normal, 30 orang memiliki tekanan darah tinggi yang pre-hipertensi, 30 orang memiliki gula darah yang pre-diabetes, dan 12 orang laki-laki dan 38 orang perempuan memiliki asam urat yang normal pada lansia laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka tersebut, diperlukan pengawasan dan pelatihan rutin. Kualitas hidup orang tua dapat menurun jika tidak ada kegiatan. Dampak terburuknya yaitu terjadinya berbagai macam komplikasi masalah kesehatan karena tidak tepat dalam menanganinya. Diperlukan kesadaran dari lansia dan bantuan dari pelayanan kesehatan setempat untuk dapat mengatasinya.
Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Hipertermia Pada Anak Dengan Kejang Demam Di Bangsal Naim Rs Pku Muhammadiyah Gamping Nabilah Rahmadiah; Triani Rahmadewi
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 12 (2025): Menulis - Desember
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i12.753

Abstract

Latar Belakang: Kejang demam merupakan kondisi kejang yang diikuti demam dengan suhu lebih 38⁰C, disusul keadaan darurat lain yang terjadi pada anak, seperti sesak napas, suhu tubuh meningkat terus-menerus, dan cedera fisik. Kejang yang berlangsung dalam waktu lama (lebih dari 5 menit) dapat menimbulkan efek berbahaya karena kekurangan oksigen dapat merusak sel-sel otak Resti et al., (2020). Tujuan: Tujuan penulisan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan Kejang demam. Methode: Metode yang di gunakan adalah pendekatan studi kasus dilakukan secara holistik melalui pengkajian menyeluruh, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan intervensi, evaluasi. Intervensi meliputi pemberian terapi kompres hangat. Hasil: Evaluasi dilakukan untuk mengkaji respon pasien sebelum dan setelah dilakukan intervensi sesuai dengan SDKI, SIKI dan SLKI kompres hangat serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mendorong pemantauan suhu tubuh secara mandiri. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah Hipertermia, Nausea, Diare, dan Resiko jatuh, dengan prioritas diagnosa Hipertermia. Kesimpulan: Berdasarkan hasil implementasi dan evaluasi keperawatan untuk pasien anak dengan hipertermia disertai kejang demam menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang komprehensif dapat menurunkan suhu tubuh, mencegah kekambuhan kejang. Saran: Saran untuk peneliti selanjutnya adalah agar melakukan penelitian lebih dari 1 pasien. Saran untuk perawat edukasi bagi pasien hipertermia agar perawat selalu mengoptimalkan pemantauan suhu tubuh dan edukasi keluarga untuk penanganan kejang demam di rumah. Namun, aspek-aspek seperti kekebalan pasien. Saran untuk RS agar penyediaan terapi farmakologis dan peningkatan dukungan dari perawatan keluarga yang mendukung psikologi pasien. Perawat dapat mengoptimalkan pemantauan suhu tubuh dan edukasi keluarga untuk penanganan awal kejang demam, RS agar mendukung upaya penanganan kejang demam dengan teknik farmakologis maupun non farmakologis. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan subyek penelitian lebih dari 1 pasien.