Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analysis of the relationship between food role models and nutritional status of toddlers among working mothers in Yogyakarta Sari, Annisa Nurdiana; Fauzia, Faurina Risca; Mahfida, Silvi Lailatul; Solichah, Kurnia Mar’atus
Jurnal Cakrawala Promkes Vol. 6 No. 2 (2024): August
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jcp.v6i2.10629

Abstract

The nutritional status of children under five years old is influenced by their food intake and maternal feeding behavior. Research shows that mothers who work longer hours tend to have children with poor nutritional intake. Maternal behavior in providing food role models also has a significant effect on children's nutritional status. This study aims to find out the influence of dietary recommendations on toddlers nutritional status in working mothers. This research is an analytical observational empirical research with a cross sectional design. The reachable population is all working mothers who have toddlers in D.I. Yogyakarta. Samples were taken by purposive sampling. The research sample was 211 mother-toddler pairs. Data was collected using self-administered offline and online questionnaires consisting of questionnaires on respondent characteristics (mothers and toddlers), and a questionnaire for food role models, namely Musher-Eizenman's Comprehensive Feeding Practices Questionnaire. The statistical test carried out was the Kruskall Wallis test. The majority of mothers are 30 years old and have worked for around 5 years and the average income received is around 2 million rupiah. Most mothers work as private sector workers, with the majority holding positions as employees. After measuring the nutritional status of toddlers, it was found that the majority (59%) of toddlers had good nutrition (n=124). %). The highest average food role model score in the eating model component was 3.97 ± 0.67). The relationship between the three components of the food role model and nutritional status was analyzed, eating model (X2(2) = 2.516, p-value = 0.2842), food education (X2(2) = 0.847, p-value = 0.6547), and overall (X2(2) = 2.165, p-value = 0.3388). It was found that food role model is not significantly related to nutritional status of toddlers.
Optimalisasi Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Gunungkidul Sari, Annisa Nurdiana; Muslimin, Iqhwanul; Qoni’ Hikaya; Tia Safitri Ahmad; Nabilah Rahmadiah; Annisa Safitri, Baiq Aulia; Ririn Septiana; Arjun Firman; Erni Saharuddin
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 5 No. 1 (2024): Community Empowerment
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v5i1.549

Abstract

Penduduk lanjut usia (lansia) di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di Gunungkidul, perlu menjadi perhatian khusus. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa seiring dengan meningkatnya populasi, berbagai penyakit yang dialami oleh orang lanjut usia meningkat, terutama diabetes melitus, hipertensi, dan asam urat. Kualitas hidup orang tua menjadi lebih buruk karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya penyakit tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko atau angka kematian akibat penyakit adalah dengan mencegah penurunan kualitas hidup orang tua dengan melakukan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Metode pengabdian masyarakat ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan untuk 60 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa 52 orang lansia memiliki berat badan yang normal, 30 orang memiliki tekanan darah tinggi yang pre-hipertensi, 30 orang memiliki gula darah yang pre-diabetes, dan 12 orang laki-laki dan 38 orang perempuan memiliki asam urat yang normal pada lansia laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka tersebut, diperlukan pengawasan dan pelatihan rutin. Kualitas hidup orang tua dapat menurun jika tidak ada kegiatan. Dampak terburuknya yaitu terjadinya berbagai macam komplikasi masalah kesehatan karena tidak tepat dalam menanganinya. Diperlukan kesadaran dari lansia dan bantuan dari pelayanan kesehatan setempat untuk dapat mengatasinya.