Hanifah Febriana, Rizka
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POLITIK BEBAS-AKTIF DALAM KONFLIK PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA DI AKHIR MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1963-1966 Hanifah Febriana, Rizka
KALPATARU : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 10 No 1 (2024): KALPATARU: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/kalp.v10i1.16165

Abstract

Pembahasan ini fokus mengkaji tentang politik bebas-aktif dalam gejolak konflik antara Indonesia-Malaysia yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Salah satu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dunia ternyata menimpa hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dengan Malaysia. Konflik ini terjadi karena Indonesia tidak setuju dengan pembentukan negara Federasi Malaysia yang mencakup wilayah perbatasan meliputi Malaya, Sabah, Serawak, Singapura dan Brunei. Indonesia yang berpengang pada politik luar negeri bebas-aktif memiliki posisi netral dalam menyikapi semua permasalahan secara internasional. Akan tetapi, sistem Demokrasi Terpimpin menintikberatkan keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Adapun keberadaan penelitian inilah yang bertujuan untuk mengungkap apakah gejolak konflik di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dapat diselesaikan setelah berakhirnya masa Demokrasi Terpimpin. Guna mengungkap fakta tersebut, diperlukan prosedur pengembangan pembahasan yang dilakukan menggunakan metode penelitian sejarah meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi serta berdasarkan pada data yang bersumber dari literatur bacaan dan kepustakaan. Penulis juga berusaha untuk menyajikan penggunaan interpretasi atau pemaknaan secara eksploratif. Hasil penelitian secara kesuluruhan menjelaskan tentang renggangnya hubungan antara Indonesia-Malaysia yang diakibatkan oleh gejolak di wilayah perbatasan akibat pembentukan negara Federasi Malaysia. Sekaligus memanfaatkan politik luar negeri bebas-aktif sebagai basis penyelesian konflik.
STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen): DARI KESADARAN NASIONAL MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA Fauziah, Khopipah; Aldi Cahyono, Rizki; Rozianna Putri, Lamia; Hanifah Febriana, Rizka; Sokheh, Mukhamad; Romadi, Romadi
ISTORIA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah Vol. 20 No. 2 (2024): ISTORIA Edisi September 2024, Vol. 20. No.2
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di tengah penindasan kolonial, muncul sebuah gerakan kesadaran hingga mendesak cita-cita persatuan menuju kemerdekaan yang bermula dari diskusi-diskusi mahasiswa STOVIA, sebuah sekolah kedokteran pribumi yang memberikan gebrakkan perbaikan nasib bangsa Indonesia. Rumusan masalah dalam artikel ini mengkaji awal mula penyadaran akan menentang kolonialisme, termasuk peranan beberapa tokoh-tokoh alumni STOVIA, hingga bagaimana kaitan STOVIA dengan kemerdekaan bangsa. Menggunakan metode penelitian sejarah dengan pengambilan data studi lapangan Museum Kebangkitan Nasional hingga studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya peranan mahasiswa STOVIA sebagai perintis menumbuhkan kesadaran perubahan atas korelasi profesi dokter yang mampu mengkaji kondisi "˜tubuh' sosial bangsa melalui kajian atas kondisi kesehatan masyarakatnya. Beberapa lulusan STOVIA terpanggil menyuarakan pergerakan demi perbaikan. Pergerakan dari lingkungan STOVIA berlanjut sebagai urgensi konsepsi persatuan melalui Manifesto Politik 1925 dan Ikrar Sumpah Pemuda 1945. Pandangan kesadaran berlanjut menuju pentingnya kemerdekaan Indonesia dengan puncaknya pada peristiwa proklamasi yang disempurnakan kembali melalui euforia mempertahankan kemerdekaan hingga mencapai kemerdekaan secara sempurna pada 1950.