Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANTESEDEN DARI VIRTUAL ORGANIZATIONAL COMMITMENT DAN DAMPAKNYA TERHADAP VIRTUAL CARE PERFORMANCE (STUDI PADA PLATFORM TELEMEDISIN XYZ DI INDONESIA) Dinata, Freddy; Antonio, Ferdi
JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi). Vol 11 No 1 (2024): JMBI UNSRAT Volume 11 Nomor 1
Publisher : FEB Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35794/jmbi.v11i1.55630

Abstract

The presence of telemedicine plays a vital role in the healthcare system of developing countries, as it can facilitate access to healthcare services, especially in remote areas. However, various factors can influence the performance of online medical advisors on telemedicine platforms. The aim of this research is to analyze the factors affecting the performance of online medical advisors on telemedicine platforms. The variables under investigation include personal innovativeness with information technology (IT), computer self-efficacy, habits, and e-leadership. These four variables will be treated as independent variables. Mediating variables consist of exploitative use of telehealth technology, virtual organizational commitment, and the dependent variable is virtual care performance, also known as virtual healthcare service performance. This research is conducted using a quantitative approach with an online questionnaire instrument. Data analysis is performed using multivariate techniques, specifically Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM). The research results indicate that all four independent variables under investigation have a positive influence on virtual organizational commitment.
PENDEKATAN DIAGNOSA MOLA HIDATIDOSA : LAPORAN KASUS Suarsawan, I Dewa Gede Dika; Dinata, Freddy; P. Manurung, Evalina
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.34158

Abstract

Penyakit trofoblastik gestational merupakan kelompok penyakit dengan karakteristik proliferasi sel trofoblas. Mola hidatidosa adalah salah satu penyakit yang masuk dalam kelompok penyakit tersebut. Mola hidatidosa diklasifikasikan menjadi subtipe mola komplit dan subtipe mola parsial.  Faktor risiko seperti lanjut usia, etnis, dan riwayat kehamilan mola sebelumnya, yang menunjukkan etiologi genetik dapat meningkatkan risiko kehamilan mola saat ini. Tanda dan gejala utama yang sering dialami berupa perdarahan vagina. Walaupun mola hidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit trofoblastik gestasional, namun penyakit ini berpotensi menjadi suatu keganasan sehingga perlunya pendekatan diagnosis sedini mungkin dan tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. Telah disajikan laporan kasus pada wanita (G3P1A1) usia kehamilan 11 minggu berusia 48 tahun yang mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir sejak 4 hari terakhir disertai mual dan muntah. Pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi grade II dan takikardi. Ditemukan juga konjungtiva anemis pada kedua mata, nyeri tekan abdomen pada regio hipogastrik, Tinggu Fundus Uteri (TFU) berada dipertengahan simfisis pubis dan umbilikus. Hasil laboratorium didapatkan anemia, dan peningkatan fungsi hati. USG obstetric ditemukan massa ekogenik yang diselingi dengan banyak ruang kistik hipoekogenik seperti gambaran snow storm appearance, tanpa disertai bagian tubuh janin, cairan amnion, maupun detak jantung janin. Pasien dirawat inap dan dilakukan tindakan dilatasi kuretase serta pemeriksaan patologi anatomik (histopatologi) terhadap spesimen hasil tindakan. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan gambaran villi-villi khorealis berukuran besar dan kecil serta mengalami degenerasi hidropik dengan dilapisi sel-sel trofoblas proliferatif.
Perbandingan Pendekatan Laparoskopi dan Laparotomi dalam Penanganan Kasus Kehamilan Ektopik Dinata, Freddy; Simatupang, Natasya Theresia
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47314

Abstract

Ectopic pregnancy is a condition in which the product of conception is implanted outside the endometrial lining of the uterus. The primary treatment for ectopic pregnancy is surgical. The advantages of the laparoscopic approach in comparison to laparotomy remain a controversy. The present study is designed to conduct a comprehensive review of studies that compare laparoscopic and laparotomy methods for the treatment of ectopic pregnancy. In order to identify relevant studies published within the past decade, a search was implemented on PubMed and ScienceDirect. In the five studies that were included, laparoscopy was demonstrated to be associated with superior outcomes in terms of the estimated intraoperative blood loss, length of stay, and duration of surgery. Further research is necessary to assess the cost-effectiveness of laparoscopy in treating ectopic pregnancy, with the aim of providing further evidence to justify its use in various clinical settings.
P3A0 DENGAN RETENSIO PLASENTA Adnan, Naufal Ikbar Rian; Dinata, Freddy
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48356

Abstract

Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab utama perdarahan postpartum yang dapat berujung pada syok hipovolemik dan kematian maternal apabila tidak segera ditangani secara tepat. Kami melaporkan kasus seorang wanita berusia 36 tahun, P3A0, yang dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Ciawi dari praktik bidan. Pasien menjalani persalinan spontan pada usia kehamilan 41 minggu di fasilitas bidan, namun dua jam pascapersalinan mengalami perdarahan hebat dengan plasenta yang belum lahir. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis, tekanan darah 100/70 mmHg, dan frekuensi nadi 100 kali per menit. Pemeriksaan penunjang menunjukkan kadar hemoglobin sebesar 8,5 g/dL serta hasil ultrasonografi yang mengidentifikasi adanya sisa plasenta dalam kavum uteri. Pasien tidak memiliki riwayat operasi sesar sebelumnya. Tindakan segera dilakukan untuk menghentikan perdarahan dan mengevakuasi jaringan plasenta yang tersisa. Kasus ini menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan cepat pada retensio plasenta guna mencegah komplikasi lanjut yang berpotensi fatal.
KALA II MEMANJANG, RUPTUR UTERI, DAN INTAUTERINE FETAL DEATH (IUFD) : LAPORAN KASUS Richard, Danes Davin; Dinata, Freddy
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.30640

Abstract

Kala II memanjang merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida dan lebih dari 1 jam pada multigravida. Faktor yang mempengaruhi kala II memanjang di antaranya usia, janin besar, dan letak janin. Komplikasi kala II memanjang yaitu infeksi, ruptur uteri, cedera otot panggul serta IUFD. Laporan kasus ini melaporkan seorang perempuan berusia 25 tahun dengan keluhan mules sejak 17 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien datang ke dukun beranak, dipimpin mengedan oleh dukun beranak, tidak kunjung melahirkan. Kemudian, pasien dibawa ke bidan, lalu dirujuk ke RSUD Ciawi. Pemeriksaan obstetrik didapatkan tinggi fundus uteri 40 cm, denyut jantung janin 90 x/menit, dan taksiran berat janin 4495 gram. Leopold I didapatkan bokong, leopold II punggung kanan, leopold III kepala, dan leopold IV kepala masuk PAP. Pemeriksaan ginekologi didapatkan vulva vagina edema dan berdarah, pembukaan lengkap, presentasi kepala. Penatalaksaan pasien pada kasus ini yaitu sectio caesaria.
Perbedaan Rerata Usia Kehamilan dengan Munculnya Onset Preeklamsi Ringan, Berat, dan Eklamsi pada Ibu Hamil Dinata, Freddy; Nathaniel, Fernando; Satyanegara, William Gilbert; Kurniawan, Joshua; Firmansyah, Yohanes
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.11037

Abstract

ABSTRACT Preeclampsia is a serious problem in pregnancy that causes significant morbidity and mortality in maternal, fetal, and neonatal health. Eclampsia is one of the most serious non-obstetric complications. Preeclampsia often occurs in the third trimester of pregnancy, particularly after 32 weeks of gestation. However, in some cases, preeclampsia can occur in other trimesters. This cross-sectional study aims to determine the relationship between gestational age and the occurrence of mild preeclampsia, severe preeclampsia, and eclampsia using medical records from Ciawi Regional General Hospital from January to December 2020. The variables in this study consisted of basic characteristics of the respondents (maternal age and parity status), gestational age (in weeks), and maternal medical conditions divided into three groups (mild preeclampsia, severe preeclampsia, and eclampsia). Statistical analysis was performed using the Kruskal-Wallis test. Out of 190 respondents, the average age of the mothers was 32 years, and the average gestational age was 36.2 weeks, with severe preeclampsia being the dominant medical condition (85.3%). The research findings revealed no significant difference in the mean gestational age among the three groups of pregnant mothers (P-value: 0.235). Further clinical review revealed that eclampsia occurred at an earlier gestational age compared to mild preeclampsia, which generally occurs in the late stages of pregnancy. The findings from this study are expected to contribute to a deeper understanding of preeclampsia and eclampsia to improve the quality of healthcare services. Keywords: Eclampsia, Gestational Age, Preeclampsia  ABSTRAK Preeklamsi merupakan salah satu masalah pada kehamilan yang serius, kondisi tersebut menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada maternal, fetal, dan neonatal yang signifikan. Eklamsi merupakan salah satu komplikasi non-obstetrik yang paling serius. Preeklamsi seringkali terjadi pada trimester tiga kehamilan, khususnya usia gestasi >32 minggu. Namun pada beberapa kasus preeklamsi dapat terjadi pada trimester lainnya. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian preeklamsi ringan, preeklamsi berat dan eklamsi dengan menggunakan data rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi pada periode Januari – Desember 2020. Variabel pada penelitian ini terdiri dari karakteristik dasar responden (usia ibu dan status paritas), usia kehamilan (minggu), serta kondisi medis ibu yang dibagi menjadi tiga kelompok (preeklamsi ringan, berat, dan eklamsi). Analisis statistik menggunakan uji Kruskall Wallis. Dari 190 responden, rata-rata usia ibu 32 tahun, rata-rata usia kehamilan adalah 36,2 minggu dengan kondisi medis didominasi oleh preeklamsi berat (85,3%). Hasil penelitian menemukan tidak ada perbedaan rerata usia kehamilan yang bermakna antara tiga kelompok ibu hamil (nilai P = 0,235). Peninjauan lebih lanjut secara klinis diketahui bahwa eklamsi terjadi pada usia kehamilan yang cenderung lebih awal dibandingkan preeklamsi ringan yang umumnya terjadi pada fase kehamilan aterm. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman yang lebih mendalam terkait preeklamsi dan eklamsi guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kata Kunci: Eklamsi, Preeklamsi, Usia gestasi