Kusnadi, H.
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pembumbunan terhadap Hasil Produksi dan Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus di Desa Ganjuh Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan): The Effect of Hoarding on Corn Farmers' Production and Income (Case Study in Ganjuh Village, Pino District, South Bengkulu Regency) Hidayat, Taufik; Emanuel, Emanuel; Firison, J.; Ishak, A.; Fauzi, E.; Kusnadi, H.
Jurnal Agrisistem Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v18i1.219

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang penting sebagai sumber karbohidrat selain padi dan gandum. Upaya untuk meningkatkan produksi yang tinggi selain dengan pemberian pupuk berimbang adalah dengan cara pembumbunan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produksi jagung dengan penerapan teknologi pembumbunan dan analisis pendapatan usahatani serta kelayakan usahatani petani jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ganjuh Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan dari Bulan Juli sampai Bulan Desember 2021 pada lahan milik petani dengan luasan 0,2 ha. Pengumpulan data berupa data primer dan sekunder dilakukan dengan mengambil data ubinan dan pencatatan data input dan data output selama penelitian. Data hasil produksi dianalisis secara deskriptif, sementara pendapatan dan kelayakan usaha tani menggunakan R/C Ratio. Hasil produksi jagung dengan perlakuan pembumbunan lebih tinggi 33 kg dibanding hasil produksi tanpa pembumbunan yaitu 660 kg atau 6,6 ton/ha. Hasil analisis terhadap pendapatan petani jagung dengan penerapan teknologi pembumbunan jika dikonversikan dalam produktivitas usahatani jagung perhetar sebesar Rp. 19.675.000,-/ha/musim dengan harga jual Rp.5.000/kg. Hasil analisis kelayakan usahatani berdasarkan R/C Ratio 1,50 dan B/C Ratio 0,75. Sementara untuk pendapatan petani jagung yang tanpa melakukan pembumbunan lebih tinggi, yakni sebesar 1.350.200,- dengan RC Ratio 1,76 dan BC Ratio 0,76. Berdasarkan nilai RC Ratio lebih besar dari satu (R/C > 1), maka usahatani dengan penerapan pembumbunan dan tanpa pembumbunan layak diusahakan
Molecular Identification, Chemical Composition, and In Vitro Anthelmintic Activity of Sargassum duplicatum Against Haemonchus contortus Sakti, A. A.; Kustantinah; Sofyan, A; Nurcahyo, R. W.; Fidriyanto, R.; Kusnadi, H.; Prasetyo, A.; Putnarubun, C.; Permadi, S.; Pramono; Hartati, L.; Hudaifa, I.; Suwignyo, B.
Tropical Animal Science Journal Vol. 47 No. 2 (2024): Tropical Animal Science Journal
Publisher : Faculty of Animal Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5398/tasj.2024.47.2.188

Abstract

The resistance of the Haemonchus contortus, a parasite causing severe anemia in ruminants, to commercial anthelmintics emphasizes the need for alternative bio-anthelmintics. This study aimed to identify the molecular, chemical composition, and in vitro anthelmintic activity of Sargassum duplicatum against H. contortus. Molecular identification employed the Chelex method, with DNA diversity and phylogeny assessed using maximum likelihood in IQ-tree. The analyzed chemical composition included proximate, total flavonoid, and total phenols. Adult worm motility test (AWMT) and egg hatch inhibiting test (EHIT) were conducted at concentrations of 2, 4, and 6 mg/mL of S. duplicatum ethanolic extract. AWMT followed a completely randomized factorial design (5 replications, each with 5 worms), while EHIT used a completely randomized one-way design (5 replications, each with H. contortus egg batches from 3 adult female worms). The cox1 gene sequence revealed the Sargassum sample as S. duplicatum (KP101270.1) with 99.83% similarity. The results indicated that the identified concentrations of S. duplicatum ethanolic extract, and the observation time significantly influenced motility and egg hatchability (p<0.05). Both factors exhibited a significant interaction (p<0.05). Concentrations of 4-6 mg/mL reduced worm motility by up to 50% (LD50) within 6-8 hours, while concentrations of 2-6 mg/mL inhibited egg hatchability by more than 87% during 24 hours of incubation. In conclusion, S. duplicatum holds significant potential as a bio-anthelmintic agent.