Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan elemen krusial dalam manajemen organisasi, terutama di lingkungan pendidikan, di mana kompleksitas aktivitas dan interaksi antar individu dari berbagai latar belakang meningkat. Budaya K3 yang kuat diperlukan untuk melindungi seluruh warga pendidikan dari risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini mengidentifikasi peran kepemimpinan dalam membangun budaya K3 yang efektif, dengan menekankan bahwa pemimpin harus menjadi teladan dan agen perubahan dalam praktik keselamatan. Berbagai studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan partisipatif dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap K3. Namun, tantangan seperti kurangnya pelatihan, kebijakan yang bersifat top-down, alokasi anggaran yang minim, dan inkonsistensi dalam penerapan kebijakan masih menghambat implementasi K3 di institusi pendidikan. Melalui pendekatan studi literatur, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik-praktik terbaik dalam kepemimpinan K3 dan relevansinya untuk diterapkan di lingkungan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi budaya K3 sangat bergantung pada kepemimpinan yang adaptif dan proaktif, serta melibatkan seluruh komunitas pendidikan dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan K3. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dan praktis dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan berkelanjutan.