Penangkapan dan Tingkat reproduksi yang rendah merupakan ancaman terbesar bagi populasi hiu dan pari (selanjutnya disebut sebagai elasmobranch), hampir sepertiga jenis dalam status terancam. Populasi pari mengalami tekanan yang lebih tinggi dibanding hiu, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Meskipun begitu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pendaratan hiu dan pari yang dominan bagin ditingkat global maupun regional. Kondisi tersebut dapat dicegah dengan pengelolaan perikanan untuk menjamin berkelanjutan populasi pari. Salah satu informasi yang diperlukan adalah pemetaan penangkapan dan musim penangkapan sebagai indikasi habitat kritis pari. Tujuan penelitian adalah menyediakan informasi jenis, jumlah, ukuran dan sebaran daerah penangkapan pari saat musim barat. Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2022 hingga Februari 2023 di PPI Ujong Baroh, Aceh Barat. Informasi dikumpulkan dengan survei onboard perikanan jaring insang tetap dan pukat hela, enumerasi di lokasi pendaratan dan pemetaan sebaran daerah penangkapan. Sebanyak 2.232 individual pari didaratkan selama periode studi. Pendaratan didominasi 10 jenis yakni Maculabatis macrura (91,44%), Neotrygon caeruleopunctata (2,11%), Taeniurops meyeni (1,97%), Gymnura zonura (1,88%), Pateobatis uarnacoides (0,94%), Himantura undulata (0,63%), Rhynchobatus australiae (0,45%), Aetomylaenus nichofii (0,45%), Himantura leoparda australiae (0,09%) dan Mobula kuhlii australiae (0,04%). Pari yang didaratkan umumnya belum matang gonad 94,08%. Daerah penangkapan pari umumnya berjarak 2.16 milĀ atau nmil dari PPI Ujung Baroh.