Narapidana sering menghadapi penolakan masyarakat setelah pembebasan karena stigma dan kurangnya persiapan untuk reintegrasi. Program pengembangan spiritual dan karakter sangat penting untuk mengatasi tantangan ini. Penelitian ini mengevaluasi program kolaborasi antara Lapas Kelas II A Cibinong dan STT Global Glow Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi moral, spiritual, dan sosial narapidana melalui pendidikan teologi dan kegiatan pembentukan karakter. Dengan menggunakan pendekatan interaksi sosial, penelitian ini menggabungkan wawancara kualitatif, observasi partisipatif, dan analisis dokumen untuk menilai efektivitas program. Program ini secara signifikan meningkatkan disiplin diri, empati, dan kesiapan narapidana untuk reintegrasi masyarakat, sekaligus mengurangi risiko residivisme. Tantangannya termasuk keterbatasan sumber daya dan durasi hukuman narapidana yang bervariasi. Studi ini menyoroti perlunya reformasi kebijakan untuk mendukung model rehabilitasi multidisiplin dan pendampingan pasca-pembebasan jangka panjang, menawarkan kerangka kerja yang dapat direplikasi untuk lembaga pemasyarakatan lainnya.