Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penanganan Pada Ibu Ketuban Pecah Dini Wilhelmina Lian Karmila; Fauziyyah; Putri Inka Miftah H; Christien Rosemitha; Mira Malini; Yuni Retnowati; Teresia; Rahmi Padillah
Nusantara Journal of Multidisciplinary Science Vol. 1 No. 5 (2023): NJMS - Desember 2023
Publisher : PT. Inovasi Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan merupakan periode yang memerlukan perhatian khusus bagi ibu, dengan fokus pada kondisi serius seperti ketuban pecah dini (KPD), di mana selaput ketuban pecah sebelum waktunya. Kondisi ini membawa risiko komplikasi serius bagi ibu dan bayi. Penanganan KPD yang cepat dan sesuai dengan pedoman medis sangat penting untuk meminimalkan risiko. Penelitian oleh Sulistyowati et al. dan Prasetya et al. mengidentifikasi risiko, termasuk faktor usia, status gizi, dan riwayat kehamilan. Kerjasama tim multidisiplin, diagnosis dini, dan pemantauan, sebagaimana disorot oleh Siregar et al. dan Kusumawardani et al., menjadi kunci dalam penanganan KPD. Penanganan ibu dengan KPD harus didasarkan pada panduan klinis terkini, dengan pentingnya mengikuti protokol, seperti yang dijelaskan oleh Pratiwi et al. dan Wirawan et al. Perbedaan pendekatan antara rumah sakit dan puskesmas, serta pengaruh faktor fasilitas dan tenaga medis, juga menjadi sorotan. Edukasi kepada ibu hamil dan peran keluarga dalam mendukung proses penanganan, sebagaimana diungkapkan oleh Indriyani et al. dan Wibowo et al., menjadi langkah preventif yang krusial. Penanganan KPD di daerah terpencil memperlihatkan kompleksitas tambahan, dipengaruhi oleh faktor infrastruktur dan keterbatasan sumber daya, seperti yang dikemukakan oleh Santoso et al. Pasca persalinan, pemantauan terus menerus, seperti disoroti oleh Purnama et al., diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi dan memberikan dukungan lanjutan bagi ibu dan bayi. Desain penelitian menggunakan Literature Review dengan pengumpulan data dari penelitian-penelitian sebelumnya. Kesimpulan menyoroti bahwa KPD merupakan kondisi serius dengan sejumlah faktor predisposisi. Gejala klinis dan tanda-tanda harus diidentifikasi dan diatasi dengan cepat untuk meminimalkan risiko komplikasi pada ibu dan bayi.
Pemanfaatan Artificial Intelligence dalam Pengelolaan Risiko Keuangan Syariah Febriyani; Fauziyyah; Firman.A; Hastuty, Ade
Indonesian Journal of Islamic Economics and Business Vol. 10 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Islamic Economics and Business
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/m4e05810

Abstract

This study aims to explore the application of Artificial Intelligence (AI) in managing financial risks within Islamic finance, ensuring alignment with Sharia principles. The research employs a qualitative approach, utilizing a Systematic Literature Review (SLR) methodology based on the PRISMA framework, analyzing 45 scholarly articles from 2015 to 2024 sourced from databases such as Scopus and Web of Science, alongside primary data from annual reports of leading Islamic banks in Indonesia, Malaysia, and the Middle East. The findings reveal that AI enhances financial risk detection efficiency by 20%, reduces non-performing loans (NPLs) by up to 16.67% as demonstrated by Bank Muamalat Indonesia, and improves market risk management and Sharia compliance. Additionally, AI automates decision-making processes, cutting contract verification time by 25-40%, and supports maqasid al-shariah by optimizing zakat distribution and fostering financial inclusion, with a 15% increase in rural access in Nigeria. Regional case studies highlight Malaysia’s leadership in AI adoption and Indonesia’s challenges with digital literacy, while the Middle East leverages AI for liquidity resilience. The novelty of this research lies in its Sharia-based risk evaluation framework, integrating five dimensions—accuracy, efficiency, compliance, scalability, and social impact—providing a model for practitioners, academics, and regulators. The implications suggest that despite high implementation costs and skill gaps, government incentives and ethical oversight could drive sustainable AI integration, positioning Islamic finance as a competitive alternative in the digital era.