Yulianti, Rizkhiana
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Massage Common Cold untuk Mengurangi Batuk Pilek pada Balita di Desa Karanglo RT04 RW03 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Riska Septia Lasari; Yulianti, Rizkhiana; Septi Wasa Arum Putri; Wahyu Kristiningrum
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The common cold is an upper respiratory tract disorder that most often affects infants and children. The common cold is very prone to occur in toddlers and children. The initial symptom is an unpleasant feeling from the nose or throat. Then started sneezing, runny nose and feeling mildly ill. Sometimes accompanied by a mild fever. The nose has a clear, watery discharge in the first days. Furthermore, the nasal secretions become thicker, yellowgreen in color. Generally parents will feel worried about coughs, colds and sore throats in children and because children refuse to eat. This concern is caused because parents do not understand the pathophysiology of cough and cold and do not understand efforts to manage the disease. Massage has several positive effects in terms of weight gain, better sleep patterns, increased neuromotor development, better emotional bonds, decreased rates of nosocomial infections, one of which is the common cold. Massage therapy has shown positive effects for problems in premature babies, digestive problems including constipation and diarrhea, and for respiratory diseases such as asthma and the common cold.This service is carried out in three stages. The first stage is to find educational targets, namely mothers who have children under five where toddlers are very vulnerable to the common cold. The second stage is the presentation of material about the common cold and the management of the common cold with common cold massage therapy. The third stage is a discussion about common cold and common cold massage. The purpose of this activity is that it is hoped that mothers can apply common cold massage in an effort to overcome the symptoms of cold cough in infants/toddlers.   Abstrak Common cold merupakan gangguan saluran pernafasan yang paling sering mengenai bayi dan anak. Common cold sangat rentan terjadi pada balita dan anak-anak. Gejala awal berupa rasa tidak enak dari hidung atau tenggorokan. Kemudian mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan. Kadang disertai demam ringan. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih pada hari-hari pertama. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning hijau. Umumnya orangtua akan merasa khawatir akan batuk, pilek dan radang tenggorokan pada anak-anak serta karena anak menolak makan. Kekhawatiran ini disebabkan karena para orangtua tidak memahami patofisiologi batuk pilek serta kurang memahami upaya untuk tata laksana pada penyakit tersebut.Pijat memiliki beberapa efek positif dalam hal penambahan berat badan, pola tidur yang lebih baik, peningkatan perkembangan neuromotorik, ikatan emosional yang lebih baik, penurunan tingkat infeksi nosokomial salah satunya common cold. Terapi pijat telah menunjukkan efek positif untuk mengatasi permasalahan pada bayi prematur, masalah pencernaan termasuk sembelit dan diare, serta untuk penyakit saluran pernapasan seperti asma dan common cold. Pengabdian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah mencari target edukasi yaitu ibu yang memiliki anak balita dimana anak balita sangat rentan terkena common cold. Tahap kedua adalah pemaparan materi tentang common cold dan tatalaksana common cold dengan terapi pijat common cold. Tahap ketiga adalah diskusi tentang common cold dan pijat common cold. Tujuan dari adanya kegiatan ini yaitu diharapkan ibu dapat mengaplikasikan pijat common cold dalam upaya mengatasi gejala batuk pilek pada bayi/balita.
Konseling Tekhnik Menyusui pada Ibu Postpartum di RSUD Temanggung Eva Desitasari; Yulianti, Rizkhiana; Hapsari Windayanti; Tristiana
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the most enjoyable moments after birth is the process of breastfeeding a baby. When breastfeeding a baby is a moment to establish closeness between mother and baby and rarely in this breastfeeding process there are several complaints from the mother, including breast milk that does not come out, the baby cannot breastfeed, and sore nipples. Based on data from the Basic Health Research (Riskesdas) in 2010, it was explained that 67.5% of mothers who failed to provide exclusive breastfeeding to their babies were due to the mother's lack of understanding of the correct breastfeeding technique, so that they often experience sore or cracked nipples. This community service activity is a form of effort to increase knowledge and skills about the correct breastfeeding technique. It is expected that postpartum mothers provide breast milk with the correct technique so that they can provide exclusive breastfeeding for at least 6 months. The number of postpartum mothers participating was 20 people. The method of implementing Community Service activities is carried out in 3 stages, namely: the planning stage, the implementation stage of community service activities and the evaluation stage. The results of mothers' knowledge about the correct breastfeeding technique before being given counseling were conducted pretest, most had good knowledge as many as 4 (15%), sufficient as many as 9 (55%) and lacking as many as 7 (30%). From the community service carried out after being given counseling about the correct breastfeeding technique and conducted posttest all respondents had good knowledge as many as 20 (100%). This shows the success of community service activities, mothers' knowledge after being given counseling about the correct breastfeeding technique to overcome problems during breastfeeding in postpartum mothers.   Abstrak Salah satu yang paling menyenangkan pada saat setelah kelahiran adalah proses menyusui bayi. Pada saat menyusui bayi merupakan moment untuk menjalin kedekatan ibu dan bayi dan jarang dalam proses menyusui ini muncul beberapa keluhan dari ibu, antara lain ASI yang tidak keluar, bayi yang tidak bisa menyusui, putingnya lecet. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering mengalami puting lecet ataupun retak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik menyusui yang benar. Diharapkan ibu postpartum memberikan ASI dengan teknik yang benar sehingga memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan. Jumlah peserta ibu nifas yaitu berjumlah 20 orang. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan 3 tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dan tahap evaluasi. Hasil dari pengetahuan ibu tentang tekhnik menyusui yang benar sebelum diberikan penyuluhan dilakukan pretest sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 4 (15%) , cukup sebanyak 9 (55%) dan kurang sebanyak 7 (30%). Dari pengabdian masyarakat yang dilakukan setelah diberikan penyuluhan tentang tekhnik menyusui yang benar dan dilakukan posttest seluruh responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 (100%). Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan pengabdian Masyarakat, pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan tentang tekhnik menyusui yang benar untuk mengatasi permasalahan selama menyusui pada ibu postpurtum.
Pijat Tui Na Sebagai Upaya Meningkatkan Nafsu Makan pada Balita di Posyandu Jambu Langensari Nova Harianti; Ruliana Isna Rosida; Yulianti, Rizkhiana; Rika Yunita Ernanda; Willisa Apriana; Heni Hirawati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Child growth and development is a very important issue and needs serious attention. Growth can be seen from body weight and head circumference, while development can be seen from motor skills, social, emotional, language skills and cognitive abilities. Children's growth and development is influenced by several factors, one of which is influenced by nutritional status. Efforts to overcome feeding difficulties in toddlers can be done using non-pharmacological methods through tui na massage. Tui na massage is one way to overcome feeding difficultiestoddlers, carried out for 6 consecutive days before eating for 30 minutes with 8 series of massages that can overcome eating difficulties. The aim of this community service is to apply tui na massage as a complementary therapy to overcome feeding difficulties in toddlers. Method: Implementation of activities in the form of tui na massage training for mothers of toddlers using lecture, discussion and practice methods. The conclusion obtained after this community service were the pre – test result of respondents in the good knowledge category (50%) in the poor category (30%) and the post - test result 0f 100 % of respondents in the good knowledge category. Apart from that, the skills of the posyandu respondents are also in the good category, shown by the evaluation result with a score of (98%).   Abstrak Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masalah yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan dan lingkar kepala, sedangkan perkembangan dapat dilihat dari kemampuan motorik, sosial, emosional, kemampuan berbahasa, serta kemampuan kognitif. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dipengaruhi oleh status gizi. Upaya untuk mengatasi kesulitan makan pada balita dapat dilakukan dengan cara non farmakologi melalui pijat tui na. Pijat tui na merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan makan pada balita, dilakukan selama 6 hari secara berturut turut sebelum makan selama 30 menit dengan 8 rangkaian pijat yang dapat mengatasi kesulitan makan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk menerapkan pijat tui na sebagai terapi komplementer untuk mangatasi kesulitan makan pada balita.Metode: Pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan pijat tui na pada ibu balita dengan metode ceramah, diskusi dan praktik. Kesimpulan yang didapatkan setelah pengabdian masyrakat ini adalah hasil pre – test responden dalam kategori pengetahuan baik (50%) kategori pengetahuan baik. Selain itu, keterampilan para responden  posyandu juga dalam kategori baik ditunjukkan dengan hasil evaluasi nilai (98%).
Continuity of Care (COC) pada Ny.L Umur 26 Tahun G2P1A0 di PMB X Yulianti, Rizkhiana; Hapsari Windayanti
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Continuous midwifery care (continuity of care) is the provision of midwifery care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, neonates until deciding to use family planning (KB). This study started from November-April 2025, the research instrument used Varney's 7-step documentation and SOAP. By conducting Pregnancy Visits (ANC) on Mrs. "L" 3 times by providing counseling according to the mother's needs such as discomfort during pregnancy, pregnancy danger signs, and preparation for childbirth. Childbirth Care for Mrs. "L" took place on March 29, 2025 with spontaneous vaginal delivery and no complications during labor all went normally, Newborn Care, namely the baby was born with reddish skin, crying hard and active movement, Baby weight 3000 grams, Body length 50 cm and no problems with the baby, for Neonatal Visits carried out 3 times at the age of 1 day, 4 days and 2 weeks at each visit care was given according to the baby's needs and went normally. Postpartum period was visited 4 times, namely at 1 day, 4 days, 2 weeks and 4 weeks postpartum all went normally without any abnormalities, and Family Planning (KB) Care for Mrs. L after being given counseling on various types of KB. Mrs. "L" decided to use KB Implant because of its long term and high effectiveness in preventing pregnancy.   Abstrak Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yaitu pemberian asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan keluarga berencana (KB). Penelitian ini dimulai dari bulan November-April 2025 instrumen penelitian menggunakan dokumentasi 7 langkah Varney dan SOAP. Dengan melakukan kunjungan Kehamilan (ANC) pada Ny “L” sejumlah 3 kali dengan memberikan konseling sesuai dengan kebutuhan ibu seperti ketidaknyamanan selama kehamilan, tanda bahaya kehamilan, dan persiapan persalinan. Asuhan Persalinan Pada Ny. “L” berlangsung pada tanggal 29 maret 2025 dengan persalinan spontan Pervaginam dan tidak ada penyulit selama persalinan semua berjalan normal,  Asuhan Bayi Baru lahir yaitu bayi lahir dalam keadaan kulit kemerahan menangis kuat dan pergerakan aktif, Berat badan bayi 3000 gram, Panjang badan 50 cm dan tidak ada permasalahan pada bayi, untuk Kunjungan Neonatus dilakukan sejumlah 3 kali pada usia 1 hari, 4 hari dan 2 minggu disetiap kunjungan diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi dan berlangsung normal. Masa nifas dilakukan kunjungan sejumlah 4 kali yaitu pada nifas 1 hari, 4 hari, 2 minggu dan 4 minggu semua berlangsung normal tidak ada kelainan, dan Asuhan Keluarga berencana (KB) pada Ny. L setelah diberikan konseling tentang macam-macam KB. Ny “L” memutuskan untuk menggunakan KB Implan dikarenakan jangka panjang dan efektivitas tinggi dalam mencegah kehamilan.