Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Couples in the Qur'an (Comparative Study of the Interpretation of Ash-Sya'rawi and Hamka) Asyifa Faradita; Muhammad Irsad; Muhammad Nur Amin
Quality : Journal Of Education, Arabic And Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58355/qwt.v1i2.29

Abstract

In general, many people think that a spouse must be (commensurate), as Allah says in Q.S. an-Nur verse 26, women are bad for bad men, good women for good men. But in the reality of life it is not all so, there are bad women get good male partners, and good women get bad male partners. Judging from the context of the verse, there are indeed differences in interpretation among the interpreters. Because of these differences in interpretation, in this study the author used a comparative method or the so-called comparison method.  This research is new and different from the previous because there has been no research that discusses and compares the interpretation of ash-Sha'rawi and Hamka in Q.S. an-Nur verse 26 and looks for what are the factors behind the difference in interpretation between the two.   After analysis, in his tafseer ash-Sha'rawi related the verse to a partner. He said that the verse is the same as Q.S. an-Nur verse 3, that a person will be paired with another person who is equal to himself. While Hamka in his tafseer explains that the verse relates to the hadith al-Ifk (fake news). This verse was revealed to clear the bad accusation against 'Aisha, i.e. accused of having an affair with S{afwan ibn al-Mu'at}t}al. For it is impossible for 'Aisha, a very noble wife of the Prophet, to commit such a filthy deed as alleged.
Reorientasi Makna Ashidda’u ‘Ala Al-Kuffar : Analisis QS. Al-Fath Ayat 29 dengan Pendekatan Ma’na Cum Maghza Masykur, Muhammad Alfian; Nauval, Mukhammad Hubbab; Asyifa Faradita; Latifah, Binti Kamillatul
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol. 13 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v13i1.295

Abstract

Beberapa dekade terakhir, paham radikalisme menyebar luas dengan cepat dalam dunia Islam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus teror maupun tindakan diskriminasi terhadap agama tertentu yang terjadi di dalam negeri maupun manca negara. Tindakan semacam ini terjadi di antara penyebabnya adalah  keterpengaruhan oleh penafsiran yang eksklusif, salah satunya ketika menjelaskan ayat yang berbicara tentang sikap keras terhadap orang kafir/non-muslim, misalnya seperti kalimat “ashidda’u ‘ala al-Kuffar” pada QS. al-Fath 48:29. Artikel ini bertujuan untuk melakukan reinterpretasi terhadap kalimat “ashidda’u ‘ala al-Kuffar” sebagai bentuk kritik atas tindakan-tindakan radikalisme dan terorisme yang menjadikan penggalan ayat tersebut sebagai legitimasi. Penelitian ini mengaplikasikan pendekatan ma’na-cum-maghza untuk menangkap al-ma’na al-tarikhi (historical meaning) dan al-maghza al-tarikhi (historical phenomenal significance) dari kalimat “ashidda’u ‘ala al-Kuffar”, lalu membawa dan mengembangkannya menjadi al-maghza al-mutaharrik al-mu‘āṣir (dynamic phenomenal significance) dalam konteks sosial-keagamaan masa kini. Melalui upaya penelusuran  makna dan maghza, hasil yang ditemukan penulis menunjukkan, bahwa kalimat “ashidda’u ‘ala al-Kuffar” memiliki makna dan penerapan yang harus disesuaikan dengan konteks yang terjadi, serta sama sekali bukan  legitimasi ekstrimisme. Hasil tersebut kiranya dapat menjadi pembanding untuk cara pandang tekstualis-skriptualis terhadap penggalan ayat tersebut. Dengan memperhatikan nilai-nilai yang ditemukan, diharapkan pemahaman terhadap kalimat “ashidda’u ‘ala al-Kuffar” dalam ruang lingkup sosial-keagamaan menjadi lebih moderat.