p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal MEDICINUS
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Formula Nanoemulsi Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dan Ekstrak Siwak (Salvadora persica) serta Uji Aktivitasnya terhadap Bakteri dari Saliva Mencit Galur BALB/c Siti Fatimah Zahro; Safira Prisya Dewi; Amirah Adlia; Heni Rachmawati
MEDICINUS Vol. 37 No. 1 (2024): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56951/jp1ap691

Abstract

Mulut merupakan habitat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang dapat memicu gangguan jika kebersihan mulut tidak terjaga. Salah satu upaya menjaga kebersihan mulut adalah dengan menggunakan mouthwash atau obat kumur. Saat ini masih banyak beredar obat kumur di pasaran yang mengandung alkohol, padahal penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat menimbulkan beberapa efek samping setelah pemakaian. Di sisi lain, terdapat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri mulut seperti Salvadora persica dan Syzygium aromaticum. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang kurang stabil, sehingga pada penelitian ini dikembangkan formula nanoemulsi minyak cengkeh dengan penambahan ekstrak siwak. Formula akhir nanoemulsi diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri dari saliva mencit galur BALB/c melalui penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM). Pada formula akhir, diperoleh nanoemulsi dengan ukuran 22,4 nm dengan indeks polidispersitas 0,385, zeta potensial -2,1 mV,dan pH 7,15. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa nanoemulsi yang ditambahkan dan tidak ditambahkan ekstrak siwak memiliki KHM terhadap bakteri saliva mencit sebesar 6,25 mg/ml. Hal ini disebabkan karena KHM dari minyak cengkeh adalah 6,25 mg/mL, sedangkan dari ekstrak siwak adalah 12,5 mg/ml sehingga jumlah ekstrak dalam formula tidak dapat menurunkan KHM nanoemulsi. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa nanoemulsi stabil terhadap 2 siklus beku-cair dan masih dapat diterima pada penyimpanan selama 4 minggu dalam suhu 4°C. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa formula yang dikembangkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri saliva mencit BALB/c dan memiliki stabilitas yang cukup baik selama 4 minggu dengan suhu penyimpanan 4°C.
Pengembangan Nanoselulosa Bakteri yang Mengandung Ekstrak Propolis Sebagai Pembalut Luka Bakar Calista Tantya Hadiwarsito; Safira Prisya Dewi; Heni Rachmawati
MEDICINUS Vol. 37 No. 3 (2024): MEDICINUS
Publisher : PT Dexa Medica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56951/cnnqkm69

Abstract

Nanoselulosa bakteri (bacterial nanocellulose/BNC) adalah bahan yang menjanjikan untuk penyembuhan luka bakar. Keunggulan BNC antara lain bersifat biokompatibel, biodegradable, serta memiliki tingkat kemurnian selulosa yang tinggi. Karakteristik BNC memenuhi mayoritas sifat pembalut luka yang optimal sehingga hanya memerlukan sedikit modifikasi untuk mencapai titik optimal. Modifikasi utama yang diperlukan BNC adalah penambahan aktivitas antimikroba. Ekstrak propolis nonetanolik (PgEP) digunakan sebagai agen antimikroba karena berpotensi membantu proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mendemonstrasikan aktivitas antimikroba serta hasil penyembuhan luka bakar secara in vivo menggunakan BNC yang mengandung PgEP (BNC-P). Menggunakan air kelapa sebagai substitusi sumber karbon, dihasilkan rendemen BNC sebesar 161,54±35,92 g/l yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan media standar (p=0,025). BNC-P memiliki efisiensi penjerapan sebesar 52,91±1,16% dan drug load berbanding lurus dengan konsentrasi PgEP. Terkait aktivitas antimikroba, BNC-P pada tiga tingkat konsentrasi (1, 3, dan 5%) menunjukkan diameter hambat berturut-turut sebesar 7,7±0,31; 12,22±0,99; dan 13,68±1,58 mm. Pada demonstrasi penyembuhan luka bakar in vivo, BNC-P dengan konsentrasi 1% (BNC-P1) memiliki aktivitas penyembuhan luka paling tinggi.