Proses produksi tahu di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) dilakukan dengan teknologi sederhana yang sebagian besar masih manual. Tahapan produksi meliputi pemilihan kedelai, penggilingan, pemasakan, pemisahan ampas, dan pengepresan. Penggunaan teknologi yang sederhana dan mengandalkan tenaga manusia menyebabkan berbagai keluhan kesehatan di kalangan pekerja, terutama pada bahu dan pinggang, karena aktivitas berulang dan postur yang kurang ergonomis selama proses produksi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berkolaborasi dengan Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu (PRIMKOPTI) untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas produksi tahu di SIKS. Observasi keluhan fisik pekerja dilakukan menggunakan metode Nordic Body Map (NBM) terhadap 32 pekerja yang berusia antara 18 hingga 50 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas pekerja mengalami nyeri pada bahu dan pinggang akibat beban fisik yang berat, terutama dalam tahapan pengepresan tahu yang sangat membutuhkan tenaga. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dirancang alat cetak tahu yang lebih modern dan ergonomis untuk mengurangi beban fisik pekerja. Alat cetak tahu ini dirancang dengan fokus pada teknologi yang efisien, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan. Proses perancangan melibatkan pemilihan bahan yang kuat namun ringan, desain yang ergonomis untuk mengurangi postur tubuh yang tidak nyaman, serta uji coba untuk memastikan alat tersebut mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tahu. Implementasi alat cetak modern ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi kesehatan pekerja, meningkatkan produktivitas, serta memastikan keberlanjutan proses produksi tahu di SIKS untuk jangka panjang.